5. Keanehan

1.9K 95 16
                                    

Setelah pertemuan waktu itu, bunda sering kali bertanya perihal Fauzan padaku.
Setelah bunda mengenal Fauzan, dia juga sering kali datang kerumah sekedar bersilahturahmi.

Dan Fauzan juga sudah terlihat akrab dengan ayahku. Setiap kali Fauzan mampir kerumah, ayah selalu mengajak dia bermain papan catur bersama.

Terkadang aku berpikir, apa Fauzan si polisi itu tidak punya tugas. Ya aku tidak mempermasalahkan itu sih, toh aku juga senang dia mampir kerumahku.

"Jadi gimana menurut kamu Rain?". Tanya bunda.

"Gimana apanya bunda?" Tanyaku balik, aku bingung bunda sebenarnya menanyakan apa.

"Ahh.. kamu jangan pura-pura nggak tau, jadi gimana menurutmu tentang Fauzan?
Apa kamu menyukainya?" Tanya bunda lagi.

''Astagfirullahalazim bunda, kenapa malah nanya soal itu sih?" Kataku, nggak biasanya bunda begitu.

"Dia itu baik dan sopan sekali lho Rain, emang kamu nggak ada rasa suka gitu ke dia". Kata bunda.

Ya ampun kenapa bunda malah nanya sampai kesitu sih? Sebenarnya si Raina memang udah suka tu sama polisi muda itu, tapi nggak mau ngaku aja hihi😅

"Ya Allah bunda, kenapa akhir-akhir ini bunda jadi nanyain itu terus sih? Emang bunda nggak capek nanyain perihal itu terus sama Raina?" . Kataku, biasanya bunda itu sangat tidak suka jika teman laki-laki mampir kerumah.

Pernah waktu Smp aku kerja kelompok dengan teman ku dirumah. Kebetulan kelompok ku itu cowok semua, jadi teman cowokku itu diusir sama bunda, katanya takut mereka macam-macam sama aku.

Padahal kita ngerjain kelompoknya diruang tamu, disana ada ayah juga lagi baca koran. Tapi bunda malah usir mereka dengan alasan aku mau keluar sama bunda.
Makanya aku bingung kenapa bunda malah senang ketika Fauzan sering mampir kerumah, dan nggak ada niatan buat usir dia.
Bunda juga malah sering nanya, aku suka atau nggak sama fauzan.
Nah, itu keanehan pada diri bundaku.

"Aduh anak bunda ini, kamu itu sudah dewasa nak, sudah seharusnya kamu mencari pendamping hidup". Kata bunda.

"Ya ampun bunda, lulus aja belum, masa iya udah mikir kesana sih!". Kataku sebal dengan bunda yang tak habisnya menayankan itu.

"Bunda itu mau kamu setelah lulus ini langsung menikah nak, bunda sama ayah udah tua, jadi bunda mau lihat kamu menikah sayang". Kata bunda menghampiriku.

"Ya Allah bunda, mau nikah sama siapa calonnya aja nggak ada". Kataku sebal.

"Kan ada Fauzan dia cocok jadi suami kamu, udah sholeh, ganteng pula". Ujar bunda dengan alis diturun naikkan.

Astaga kenapa bunda jadi ngomong gitu sih.

"Udah ah Bun, Raina mau keluar dulu" kataku langsung beranjak dari kursi.

"Raina mau kemana sayang?" Tanya bunda langsung menghampiriku.

"Raina mau kerumah Sopia bun, Raina pamit dulu ya, assalamualaikum" . Kataku langsung mencium punggung tangan bunda.

"Ya sudah, walaikumsalam". Jawabnya.

Lebih baik aku kerumah Sopia, dari pada ditanya-tanyain terus sama bunda. Hadeh pusying.

Wah..😱 Raina udah dikasih lampu hijau nih sama Bunda, kira-kira gimana ya kisah mereka selanjutnya?
Jangan lupa pantengin terus cerita "My Soulmate a Police" 😚

Pilihan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang