16. Jalan-jalan

1K 57 0
                                        

Malam ini Raina diajak Sopia jalan-jalan kepasar malam, karna pasar malam resmi dibuka. Raina sedang bersiap-siap untuk pergi. Dia menatap diri dicermin sembari berputar-putar. Tanpa sepengetahuan Raina, bundanya memperhatikannya diambang pintu.

"Raina kamu mau kemana berpakaian rapi kaya gitu? Hayo mau kencan ya kamu?" Tanya bunda dengan penuh selidik.

"Ishh apaan sih bunda, su'udzon mulu deh pikirannya. Raina lagi mau kepasar malam sama Sopia, bunda gak tau emang kalau malam ini ada pasar malam?" Tanyanya balik.
"Biasanya bunda kan selalu update dari pada Raina." Lanjutnya lagi.

"Hah? Emang ada ya? Kok bunda gak dikasih tau dari awal sih Rain, tau gini bunda dari tadi siap-siap!" Langsung ngbrit keluar kamar untuk bersiap-siap juga.

Raina hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah bundanya itu, bisa-bisanya bundanya sangat antusias sekali mendengar pasar malam dibuka. Bundanya itu memang sangat super sekali.

Setelah selesai berkelut dengan pikirannya tadi, Raina bergegas keluar kamar, sembari menunggu Sopia menjemput kerumahnya.
Sedang asik-asiknya memainkan sosmed, Raina dikejutkan dengan ketukan pintu.

Tok..tok..ketokk..

Mungkin Sopia pikirnya, Raina pun beranjak dari sofa, untuk membukakan pintu.
"Assalamualaikum!"

"Walaikumsalam, ayah rupanya, Raina kira Sopia. Ayo masuk yah." Ucap Raina sambil menyalimi tangan ayahnya.

"Bunda kamu mana Rain? Kok gak kelihatan?" Tanya sang ayah.

"Ada kok yah, mungkin lagi siap-siap mau kepasar malam." Kata Raina.
"Oiya ayah mau minum apa? Nanti Raina buatin." Lanjutnya lagi.

"Gak usah sayang, ayah mau langsung kekamar bundamu aja, ayah masuk dulu." Pamit sang ayah.

"Iya ayah."

Lama Raina menunggu kedua orang tuanya tidak kunjung keluar kamar, mana lagi Sopia belum juga muncul didepannya.
"Duh.. Sopia mana sih, dari tadi ditungguin gak muncul-muncul juga, jadi gak sih sebenernya." Raina berbicara sendiri.

"Assalamualaikum, Raina, Raina, sini dong aku mintak gendong!" Datanglah orang selama ini Raina tunggu sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya Sopia, suara cemprengnya itu tidak ada yang bisa menandingi.

"Walaikumsalam, lama banget sih Sop, cape tau nungguin kamu!" Ucap Raina sebal, bagaimana tidak sebal, janjiannya jam 18.30. Tapi sekarang sudah lewat, malahan sekarang jam 19.30, sungguh jauh sekali dengan janji mereka tadi.

"Hehe.. maaf ya mba Raina yang cantik, tapi masih cantikkan gue. Tadi itu lagi dandan makanya lama." Jawabnya dengan cengiran khasnya, menunjukan lesung pipi yang sangat menawan, membuat siapa pun terpesona.

"Iyee iyee.. lain kali jangan gitu lagilah, untung aku gak lumutan nungguin kamu." Sahut Raina masih merasa sebal.

"Jadi kita langsung berangkat aja ni?" Tanyanya

"Bentar aku mau pamit sama ayah bundaku dulu, kamu tunggu disini sebentar." Katanya lagi langsung menuju kearah kamar ayah dan bundanya.

Belum sempat Raina mengetuk pintu kamar milik kedua orang tuanya, pintu sudah terbuka dan menampakkan dua manusia yang sangat Raina sayangi. 

"Ehh.. ngapain kamu didepan pintu ayah sama bunda? Kamu nguping ya Rain?" Kata bundanya dengan tangan bersedekap didada.

"Astagfirullah, bunda dari tadi su'udzon mulu deh sama Raina, herman ah!" Ucap Raina dengan wajah cemberut.

"Uluu..uluu sayang! Sini bunda peyuk. Cup..cupp jangan nangis dong anak bunda yang cantik, ntar tambah jelek loh mukanya kalau ditekuk begitu." Balas bundanya dengan memeluk putrinya.

Ayah Raina hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua wanita yang sangat dicintainya itu.
"Udah.. udah, Raina kamu mau berangkat kepasar malam ya?" Tanya sang ayah, membuat bundanya langsung melepaskan pelukannya.

"Iya yah, Raina tadi mau pamit sama kalian, eh bunda malah nuduh yang enggak-nggak sama Raina, kan sebel!" Masih dengan wajah cemberut.

"Elahh.. bunda cuma bercanda tau Rain, gitu aja baper amat ah." Balas bundanya gak mau kalah.

"Yaudah kalau begitu bareng ayah sama bunda aja, dari pada kalian naik motor takutnya apa-apa dijalan." Sambung ayahnya.

"Iya sayang, bareng kita aja. Kita juga belum tua-tua amat kok, masih bisalah gabung sama anak muda hhihii.." lanjut bundanya dengan cekikikan.

Raina memutar mata malas, bundanya ini memang sangat. Aduh susah deh jelasinnya.

"Raina tanya Sopia dulu deh, kalau dia mau, kita ngikut ayah sama bunda aja." Kata Raina langsung menuju keruang tamu, untuk menemui Sopia.

"Gimana Rain, udah pamitan?" Tanyanya

"Ayah sama bunda ngajak kita bareng sama mereka aja Sop, takutnya apa-apa dijalan. Kamu mau nggak?" Tanya Raina pada sahabatnya itu.

Sopia nampak berpikir.
"Emm..boleh deh boleh, kan lumayan gak buang-buang bensin gue haha!" Kata Sopia sembari tertawa.

"Oh.. jadi kamu gak ikhlas nih pakai motormu tadi kepasar malamnya?" Kata Raina dengan mata menyelidik dan tangan bersedekap didada.

"Eh? Nggak gitu Raina sayang, duh jangan salah paham dulu dong elah!" Lanjut Sopia, takut sekali kalau Raina benar-benar marah padanya. Diakan tidak bermaksud seperti itu.

Raina yang tak tahan melihat wajah ketakutan Sopia langsung tertawa terbahak-bahak.
"Hahhaha.. sumpah lucu banget sih muka kamu Sop kalau lagi ketakutkan kaya gitu haha!" Masih tertawa sambil memegang perut.

"Ishh! Dasar nyebelin, bisa-bisanya ngerjain gue!" Katanya kesal.

"Maaf deh maaf, yuk ah kita kemobil duluan." Lanjut Raina, langsung menuju mobil kedua orang tuanya.

Setalah menunggu, orang tuanya langsung masuk kemobil, dan menjalankan ketempat yang ingin mereka tuju. Pasar malam.

Tidak ada perbincangan antara mereka berempat, mereka asik dengan pikirannya masing-masing. Hanya suara deru mesin mobil yang menemani perjalanan mereka.

***

Update 2 minggu sekali ya

Pilihan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang