Setelah menelpon Sopia, aku pun bergegas pulang kerumah, karna Sopia lagi pergi keluar kota.
Setelah sampai dirumah, aku pun mengucapkan salam pada keluargaku."Assalamualaikum, Raina pulang". Kataku sedikit berteriak.
"Walaikumsalam" Jawab mereka serentak.
Aku lupa ternyata dirumah ada Fauzan sedang bertamu.
"Ehh.. Raina udah pulang, sini dong nak duduk, ada nak Fauzan ni". Ujar bunda.
Aku pun langsung duduk disofa dekat bunda.
"Raina kok udah pulang aja? Katanya mau ketemu temannya?" Timpal ayah.
"Sopia gak ada dirumah yah, dia keluar kota sama keluarganya". Ujarku.
Giliran pulang cepat ditanyain, giliran pulang terlambat ditanyain juga. Hadeh serba salah deh.
"Fauzan, emangnya kamu gak ada kerjaan ya, kok kesini terus sih?" Tanyaku, tidak sopan memang bertanya seperti itu, toh dia kan lagi bersilahturahmi.
"Ehh.. Raina kok ngomongnya gitu sih, nak Fauzan itu kalau kesini emang lagi gak ada tugas". Timpal bunda.
Akhirnya Fauzan pun membuka suara, setelah sekian lama bungkam.
Gak lama sih sebenarnya, lebay nih author wkwk😑😅"Iya Raina, saya kesini memang lagi gak ada tugas, jadi saya sempatkan untuk mampir kerumah kamu, maaf ya jika kedatangan saya tidak kamu sukai". Jawabnya, aku merasa bersalah sudah berkata begitu.
"Bukan begitu Fauzan, maksudku bukan tidak suka, aku hanya bertanya saja, maaf jika perkataanku menyinggungmu". Kataku merasa bersalah.
"Haha.. jangan merasa bersalah begitu, saya maklum kamu bertanya seperti itu, soalnya seorang polisi harus siap siaga jika ada tugas, tapi memang saya tidak ada tugas, makanya saya sempatkan mampir kesini". Timpalnya panjang lebar, dan tak lupa dengan senyuman yang masih melekat diwajah yang tampan itu.
"Ya Allah senyumannya melemahkan ku". Lirihku, kecepolasan
"Apa Raina? Kamu ngomong apa barusan nak?" Tanya ayahku, ternyata ayah mendengarku tadi, aku tak sengaja.
"Ahh.. ehh gak papa yah, Raina masuk kamar dulu ya, ada tugas sekolah besok kumpul". Kataku langsung meninggalkan mereka diruang tengah
"Besokkan hari minggu Rain, emang kamu mau sekolah sama siapa? Sama monyet?" Timpal bunda, mereka semua tertawa, kecuali Fauzan.
Pupus sudah, kulihat Fauzan menahan tawa, mungkin dia tidak mau aku tambah malu lagi.
"Aku masuk dulu". Kataku langsung berlari kelantai atas menuju kamarku.
"Aduhh kenapa aku ini". GumamkuAku masih mendengar Ayah dan Bunda menertawakanku, terserah merekalah aku sudah terlanjur malu.
Sampai dikamar aku pun langsung merebahkan diri diranjang king sizeku."Ya Allah kenapa denganku ini, apa Fauzan juga dengar ya ucapanku tadi, aduh Raina bodoh..bodoh.. kenapa sih kamu malah keceplosan". Kataku merutuki kesalahanku.
Aku sangat malu sekali, bagaimana nanti aku berpapasan dengan Fauzan, mau ditaro dimana mukaku nanti.
Secara Fauzan sering kali kesini, aku gak mau bertemu denganya, aku sudah terlanjur malu.
Aku harus menghindar sementara waktu.Wah.. kayanya seluruh keluarga sudah mulai tahu ni isi hati Raina, termasuk Fauzan😁
Gimana kelanjutanya? So, pantengin terus "My Soulmate a Police"😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terakhir
SpiritualPertemuan tidak disengaja itu membuat kedua insan itu saling mencintai dalam diam. Raina gadis polos bertemu dengan polisi muda tampan yang bernama Fauzan, lelaki sopan dan tentunya sangat sholeh. Tanpa mereka sadari benih-benih cinta mulai tumbuh...