13. Sosialisasi

1.4K 68 2
                                        

Fauzan Pov

Setelah lonceng berbunyi dan anggota Polisi sudah berkumpul, kami langsung bergegas ke Lab Biologi tempat Sosialisasi akan berlangsung selama 3 jam.

Saat aku sampai ditempat Sosialisasi, aku melihat Raina sudah duduk dengan manis didepan. Aku meliriknya sekilas dan menyunggingkan senyum, dan dia? Tentu saja dia terpaku dan mengalihkan pandangannya. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Entah sampai kapan dia akan menghindari aku.

Dan langsung aku menjabat tangan Kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
Yang akan menjelaskan Sosialisasi pertama adalah Briptu Dimas, tentang Kenakalan Remaja. Dan aku Sosialisasi kedua tentang Bahaya Narkoba.

Setelah semua Murid kelas XII sudah sampai, kami pun memulai Sosialisasi ini.

"Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Fauzan, dan pagi ini kami akan membahas tentang Kenakalan Remaja dan Bahaya Narkoba" . Ujarku memperkenalkan diri pada murid-murid.

Dan Anggota Polisi lainnya memperkenalkan diri masing-masing. Dan para gadis berbisik-bisik. Biasalah karna ketampanan para Polisi-polisi muda.
Aku melirik Raina sekilas, dia tampak ngobrol dengan temannya yang waktu itu bersamanya dikafe.

"Oke semuanya, mari kita mulai Sosialisasi tentang Kenakalan Remaja, akhir-akhir ini banyak sekali kita temui remaja yang sudah melampaui batas. Ya seperti tawuran, main judi, dan masih banyak lagi". Ujar Briptu Dimas memulai Sosialisasinya.

"Kenakalan remaja adalah suatu bentuk aktivitas, kegiatan, ataupun perbuatan yang melanggar norma, ketentuan, dan peraturan hukum. Biasanya dilakukan oleh anak-anak berusia 13 sampai dengan 18 tahun, Para remaja ini melakukan tindakan tersebut karena didorong berbagai faktor, ditambah dengan adanya kesempatan. Perbuatan mereka disebut dengan tindakan patologis karena mereka melanggar norma hukum, dan berbuat diluar batas yang dapat merugikan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan juga orang lain" lanjutnya panjang kali lebar

Murid-murid SMA memperhatikan dengan seksama penjelasan Briptu Dimas

"Ada banyak jenis-jenis kenakalan remaja, seperti memakai narkoba. Nanti akan dijelaskan sama Briptu Fauzan tentang bahaya narkoba, kedua pencurian, balapan liar, dan tawuran. Masih banyak lagi jenis-jenis kenakalan remaja seperti bolos sekolah, perjudian, bahkan juga ada yang melakukan tindak penipuan" lanjutnya lagi

"Disini ada yang pernah melakukan kenakalan remaja, ya seperti tawuran misalnya atau kenakalan yang lainnya?" Tanyaku pada semua murid

"CAMPURAN" (campuran) ada yang pernah dan ada juga yang tidak pernah" kata cowok berkacamata besar nan bulat itu berdiri sembari mengelus dagunya yang berjenggot.

Kulirik sekilas Dimas menahan tawanya karna jawaban konyol anak itu, campuran katanya, kenapa tidak sekalian bilang aduk saja. Haha benar-benar lucu sekali.

"Namamu siapa dek?" Tanya Dimas

"Nama saya Dodit pak, biasanya dipanggil putra malu" jawabnya dengan senyum khas dirinya yang menurutku sangatlah lucu.

Anak-anak yang lain memperhatikannya karna masih berdiri mematung seperti itu.

"Woi putra malu! Duduk woi nggak malu lu yak dari tadi berdiri mulu, nggak pegel itu janggut!" Sembur teman Raina waktu dikafe

"Kok bisa dipanggil putra malu?" Tanya Dimas semakin penasaran pada anak itu

"Karna saya suka malu-maluin pak, makanya saya dipanggil anak-anak putra malu, soalnya saya cowok, kalau putri malukan untuk cewek" katanya dengan percaya diri sekali menjawabnya

Kekehan terdengar disampingku tentu saja itu Dimas, aku pun tak habis pikir sama anak itu.

"Yasudah kamu boleh duduk lagi" titahku

Anak-anak pun serentak menertawakannya, mungkin karna itu dia dipanggil putra malu. Tapi kalau putra malukan harusnya malu membuat orang lain memperhatikannya, tapi tidak dengan sidodit itu, dia malah percaya diri. Mungkin dia harus dipanggil siputra tak malu, bukan putra malu. Tapi, ah sudahlah inikan sosialisasi kenapa malah memikirkan siputra malu itu.

"Bisa kita lanjutkan sosialisasinya?" Tanyaku

"Bisa pak!" Mereka serentak menjawab

"Setiap ada sebab pastinya ada akibat. Begitu juga dengan kenakalan remaja, banyak faktor pendukung terjadinya tindakan diluar batas yang akhirnya melanggar norma dan aturan hukum negara yang berlaku.
1. Faktor eksternal
A. Keluarga
Keluarga menjadi faktor eksternal utama yang paling mempengaruhi kenakalan remaja. Mengapa demikian? Karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang mereka kenal sejak kecil hingga tumbuh dewasa. Bagaimana cara orang tua mendidik anak, perhatian orang tua, serta gaya asuh orang tua menjadi faktor utama bagaimana karakter anak terbentuk.

"Eh, kalau gue punya anak, gue bakalan didik anak gue dengan baik, gue perhatiin pergaulannya, terus ajarin dia tentang agama, biar anak gue tau mana yang baik dan yang nggak baik" Terdengar obrolan dari depan yaitu teman Raina yang bersamanya dikafe waktu itu, aku tidak tau namanya

"Ya baguslah kalau kamu udah mikirin baik-baik untuk anak kamu nanti, kita nanti harus bisa jadi ibu yang baik buat anak kita. Terus kita juga harus tegas mendidiknya, pokoknya jadi orang tua sukseslah mendidik buah hati" Ujar Raina pada temannya, melihat dia berbicara dengan senyum yang tak pernah hilang dari bibirnya membuat aku semakin mengagguminya.

Dan Briptu Dimas melanjutkan lagi penjelasannya.
"B. Pergaulan
Berikan arahan dengan bijak untuk mengambil sikap yang tepat ketika bergaul dengan siapapun, karena teman-teman bisa menjadi faktor seorang anak melakukan tindak kejahatan.
C. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial mencakup lingkungan dimana para remaja tersebut tinggal, bersekolah, dan juga bergaul. Lingkungan sosial merupakan faktor kedua pembentukan karakter anak".

Dan yang terakhir Faktor Internal (diri sendiri).
Pertama pencarian jati diri. 
Memasuki masa pubertas, biasanya anak-anak akan mencari karakter jati diri mereka. Mereka akan memiliki krisis pembentukan karakter sampai mendapatkannya. Dalam fase ini, peran keluarga serta lingkungan sekitar menjadi faktor pendukung pembentukan karakter. Jika seorang remaja mendapat rahan serta perhatian yang baik mereka bisa terhindar dari kenakalan remaja.

Kedua pengendalian diri yang lemah.
Meski dari pihak keluarga telah memberikan arahan dan didikan yang tepat. Terkadang, seorang remaja memiliki kelemahan dalam pengendalian diri. Mereka belum bisa mengontrol emosi serta rasa penasaran dengan tepat, sehingga mudah terjerumus melakukan kenakalan remaja.

"Nah anak-anak sampai disini ada yang mau ditanyakan?" Tanya Dimas

"Saya pak!

"Silahkan perkenalkan diri dulu" jawab Dimas

"Perkenalkan nama saya Sopia Malika, saya mau bertanya pak, mm.. Pakpol Dimas udah nikah belum?" Astaga aku kira dia mau bertanya soal kenalakan remaja, ternyata malah menanyakan dimas haha.

Kulihat Raina menyubit tangan Sopia dan menyuruhnya duduk.

"Astaga Sopia! Kamu nanya apaan sih? Udah ah duduk aja kamu, jangan malu-maluin dong!" Kata Raina dengan wajah yang sulitku definisikan.

"Huuu!!!!!" Kata anak yang lainnya.

"Hehe dijawab ya Pakpol Dimas". Lanjutnya lagi

Kulihat Dimas sekilas, dan mengedipkan mata jahilku.

"Mm.. saya masih lajang, belum menikah. Kenapa? Sopia mau jadi calon istri saya? Tanyanya, tak habis pikir ternyata dua orang berbeda jenis itu tak tahu kondisi sama sekali.

"Adudu duuu.. ada yang dilamar ni kayanya, ya ampun Sop aku patah hati hiks..hikss". Kata anak cowok itu memasang wajah menyedihkan disamping Sopia.

"Omaigat! Pakpol melamar saya nih ceritanya? Ya ampun mimpi apa gue semalam aww aww yeeeee!!" teriaknya histeris. Raina hanya bisa tepuk jidat karna ulah sahabatnya.

"Sudah! Sudah Sopia! Kamu ini bukannya bertanya tentang sosialisasi, eh malah nanya seperti itu!" Guru BK angkat bicara akhirnya.

"Hehe maaf ya" jawabnya dengan cengiran khasnya.

Dimas mengulum senyumnya, wah sepertinya ada tanda tanda orang jatuh lOve love nih.

***

Wah!! Bentar lagi lebaran loh gess!
Gimana puasa kali ini? Lancar ajakan? Semoga Ramadhan tahun ini membawa berkah untuk kita semua😇 dan mohon maaf lahir & bathin😘

Pilihan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang