Biasakan vote sebelum membaca.
"Mas, jangan kemana-mana disini aja temenin aku." Rengek Raina sambil bergelayut manja di lengan kekar suaminya.
"Mas mau tugas sayang." Fauzan berusaha membuat Raina mengerti. Sudah berapa kali Raina menyuruh Fauzan untuk tidak berangkat kerja.
"Kamu kenapa sih mas gak dengerin aku." Mata Raina mulai berkaca-kaca. Tidak biasanya Raina merengek seperti ini dan tak membiarkan Fauzan kerja pula. Cukup aneh.
"Kamu kenapa hemm, gak biasanya kamu kaya gini sayang. Ada yang sakit?" Tanya Fauzan.
Raina hanya membalas dengan gelengan kepala, jujur saja ia juga bingung kenapa pagi ini sangat tidak mau ditinggal Fauzan. Padahal dirinya sudah terbiasa dengan hal itu.
"Terus kenapa gak mau mas tinggal?" Ujar Fauzan sambil mengelus kepala Raina dengan sayang.
"Gak tau." Cicit Raina sembari memainkan jarinya.
"Kerjaan mas gak bisa ditinggalin sayang, hari ini tugas mas banyak banget." Fauzan berusaha membuat Raina mengerti akan hal itu.
Bukannya Fauzan tidak mau menemani istrinya, tapi memang tugasnya tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Fauzan sangat ingin bersama dengan istrinya, tapi mau bagaimana lagi.
"Yaudah deh mas boleh berangkat kerja." Dengan senyuman manis, dan terkesan senyum paksaan.
Jujur saja Raina sangat enggan melepaskan suaminya hari ini, entah apa yang sedang merasuki Raina sampai manja begini. Tapi ia juga tidak mau kalau Fauzan tidak berangkat, bisa-bisa Fauzan ditegur atasannya.
"Sore juga mas pulang sayang, jangan sedih ya nanti mas ajak jalan-jalan lagi deh." Tutur Fauzan menyemangati istrinya.
"Beneran?" Tanya Raina dengan wajah berbinar senang.
"Bener, emang kapan mas bohong?" Balasnya.
Raina hanya mengggeleng pelan, tanda bahwa suaminya tidak pernah membohonginya.
"Yaudah mas mau berangkat dulu ya, baik-baik dirumah." Pamit Fauzan sambil mencium kening Raina lama.
Raina juga mencium punggung tangan suaminya, penampakan itu selalu terlihat ketika Fauzan ingin bekerja. Sungguh indah sekali dipandang.
Raina mengantarkan suaminya didepan pintu.
"Dadah mas hati-hati dijalan ya." Ujar Raina.Fauzan terkekeh dengan istrinya hari ini, sangat manja.
"I love you." Kata Fauzan dengan memberikan flying kiss pada Raina."I love you to." Balas Raina tak kalah menggemaskannya.
Mobil yang dikendarai Fauzan meninggalkan perkarangan rumahnya. Ia masih melihat istrinya di spion mobilnya.
"Istriku menggemaskan sekali." Gumamnya dengan senyum yang masih mengembang sedari tadi.
****
Raina sangat bosan dirumah sendirian, ia rebahan sambil menonton tv. Eh, tidak-tidak. Bukan Raina yang menonton tv, melainkan tv yang menonton Raina yang saat ini berbaring dengan kaki disilangkan.
Sungguh, Raina sangat lelah sendirian. Ia rindu dengan suaminya itu, kapan Fauzan akan pulang batinnya. Raina sangat ingin memeluk Fauzan dan menempeli suaminya itu. Entah kenapa hari ini ia sangat ingin bersama suaminya sepanjang hari.
"Kangen mas Fauzan." Gumamnya pelan sembari melihat foto Fauzan dari handphonenya.
Sekian lama memandangi wajah suaminya melalui foto, suara dering telepon mengagetkannya. Tertera nama "Suamiku Sayang" sedang memanggilnya. Fauzan menelpon Raina yang saat ini sedang merindukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terakhir
EspiritualPertemuan tidak disengaja itu membuat kedua insan itu saling mencintai dalam diam. Raina gadis polos bertemu dengan polisi muda tampan yang bernama Fauzan, lelaki sopan dan tentunya sangat sholeh. Tanpa mereka sadari benih-benih cinta mulai tumbuh...