8. Bahagia

1.6K 68 0
                                        

Fauzan Pov

Setelah selesai bertugas, aku menyempatkan untuk mampir kerumah Raina, tidak enak rasanya menolak permintaan Tante Rani untuk selalu mampir kerumahnya jika sedang tidak bertugas.

Aku pun langsung menjalankan motor maticku menuju kediamannya Raina.
Setelah sampai aku memarkirkan motorku diluar pagar rumah Tante Rani.

Aku pun langsung membuka pagar rumah Tante Rani, kebetulan sekali tidak dikunci, saat aku masuk, aku melihat Raina keluar rumah, langsung saja aku ucapkan salam.

"Assalamualaikum". Kataku mengucapkan salam.

"Walaikumsalam" jawabnya sambil tersenyum.

"Kamu mau kemana Rain?" Tanyaku.

"Aku mau kerumah Sopia, kamu masuk aja didalam ada Ayah sama Bunda". Ujarnya dengan ramah.

"Bisa saya antar kamu kerumah temanmu? Nggak baik perempuan pergi sendiri" Ujarku menawarkan diri.

"Ohh.. gak perlu Fauzan, rumah temanku dekat kok, paling 5 langkah aja udah sampai kerumah Sopia". Katanya, lucu sekali cara dia berbicara.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati ya, saya masuk dulu". Kataku, sambil tersenyum

"Iyaa.. kalau gitu aku permisi dulu". Jawabnya dengan seyuman yang selalu membuat jantungku berpacu lebih kencang dari sebelumnya.

Setelah kepergiannya, aku masih berdiri didepan pintu.
"Kamu sudah membuat aku seperti ini Raina, kamu harus bertanggung jawab, karna sudah membuat jantungku hampir lepas dari tempatnya jika terus melihat senyummu". Gumamku dalam hati.

Dan tak aku sadari ternyata Ayah Raina ada didepan pintu, dan membuyarkan lamunanku.

"Ehh nak Fauzan! Sudah sampai rupanya, sampai kapan kamu berdiri disitu, ayo masuk". Katanya menyuruhku masuk.

"Ehh.. assalamualaikum Om Satria". Kataku mengucapkan salam.

"Walaikumsalam Fauzan, ya sudah ayok masuk". Titahnya padaku.

Kamipun langsung duduk diruang tamu, dan ayahnya Raina memanggil istrinya, kulihat tante Rani menghampiriku.

"Ehh.. nak Fauzan, udah lama datangnya ya?" Tanyanya dengan sumringah.

"Nggak kok tante, saya baru sampai kok" . Kataku langsung menyalimi tante rani.

"Ya sudah kalian ngobrol aja dulu ya, tante mau siapin teh sama camilan dulu". Katanya langsung bergegas pergi kedapur.

"Raina mana bun? Suruh dia turun kebawah ada Fauzan soalnya". Ujar Om Satria pada istrinya.

Tante Rani pun berbalik lagi
"Raina lagi kerumah temannya yah, baru aja dia keluar". Jawab tante Rani.

"Iyaa om, tadi saya berpapasan sama Raina diluar, dia bilang mau kerumah temannya, padahal mau saya antar, tapi dia bilang rumah temannya hanya 5 langkah sudah sampai". Kataku panjang lebar hehe..

Tante rani terkekeh mendengarku berbicara.
"Tentu saja dia tidak mau kamu antar Fauzan, rumah temanya itu bersebelahan sama rumah tante, ya bisa dibilang bertetanggan." kata tante Rani sambil menahan tawa.

"Hahaha.. kamu ini Fauzan" timpal om Satria tertawa melihatku.

"Ohh.. begitu ya, saya tidak tahu solanya tante hehe". Kataku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Sudah, lupakan saja soal itu" timpal Om Satria, "bunda tolong siapin teh buat tamu kita". Katanya pada tante Rani.

"Tidak usah repot-repot om, tante, saya jadi merepotkan jadinya". Kataku merasa tidak enak.

"Ahh... nggak papa nak Fauzan, tamu itu harus dilayani dengan baik, biar kamu nggak jera mampir kesini". Ujar tante Rani.

Setelah kepergian Tante Rani kedapur, aku pun melanjutkan mengobrol dengan Om Satria.

* * *
Segitu dulu ya guys, nanti update lagi😣
Semoga kalian masih mau baca ceritaku yang gak nyambung ini hehe.
So, jangan lupa votenya yakkk!!!😘

Pilihan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang