Raina meninggalkan Sopia didalam bersama Fauzan dan Fatimah. Dia tidak tahan lagi menatap Fauzan, hatinya seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. Belum lagi jantungnya deg-deg ser melulu. Sebenarnya Raina meninggalkan Sopia sendiri bukan tanpa alasan, ya mungkin kalian berpikir Raina tidak kuat melihat Fauzan dan Fatimah. Itu juga poin pertama sih, tapi ada hal yang lebih penting lagi, yaitu mengantar bundanya ke pasar. Raina tidak berbohong soal itu pada Sopia, karna Raina tidak mau bundanya pergi kepasar sendiri.
Jadi ya gitu, dia pulang duluan tanpa mengajak sahabatnya, Sopia pasti kesal padanya. Tapi itu urusan nanti, Raina harus segera pulang.
Selama diperjalanan pulang Raina mengingat pertemuan mereka tadi ditoko buku, dimana dia menatap Fauzan, begitupun sebaliknya. Raina sedih karna Fauzan bahkan tidak mau membuka suara, sebegitu bencinya kah dia pada Raina? Ah.. tapi benci karna apa? Bukankah sebelumnya mereka baik-baik saja. Entahlah pikiran Raina sedang kacau sekarang.
"Ya Allah kalau begini caranya Raina bakal susah Move on dari Fauzan." Batinnya.
Ya begitulah, kadang jika kita ingin melupakan seseorang ada saja sosok yang ingin dilupakan muncul dihadapan kita. Itukan membuat gagal move on, sesuatu yang ingin dijauhi terkadang selalu mengganggu pikiran kita.
***
Ditempat lain, Sopia begitu kesal dengan Raina bisa-bisanya Raina meninggalkan dia sendirian. Sopia berulang kali menelepon Raina tapi tak satu panggilan pun dijawabnya, membuat Sopia tambah kesal saja."Ishh! Raina tu kenapa sih main tinggal-tinggal aja aneh banget." Sopia berbicara sendiri dimotor.
Pas lampu merah Sopia melihat dikaca spion motor scoopynya ada si Mahkluk astral rupanya. Siapa lagi kalau bukan Ferdi, musuh bebuyutan Sopia. Ferdi yang tak menyadari Sopia didepannya malah sibuk ngupil, dasar manusia tak tau malu udah tahu banyak orang tapi masih aja ngupil. Sopia bergidik melihatnya.
"Hiii... untung laen temen gue, dasar tu ya simakhluk astral emang gak tau malu, temennya Raina tuh hii amit-amit!" Sopia bergidik sendiri dan masih memperhatikan Ferdi.
Haduh Sopia entar lu jatuh cinta sama Ferdi baru tahu rasa lu wkwkk...
***
Raina sudah sampai dirumahnya, ternyata bunda sudah menunggu Raina sedari tadi. Untung saja Raina sudah pulang kalau enggak bisa marah bundanya gara-gara Raina lama pulangnya."Assalamualaikum bunda. Maaf ya bun tadi macet dijalan hehe." Ujar Raina langsung menggaruk kepalanya yang kebetulan terasa gatal. Jangan-jangan ada kutu Kupretnya lagi hahaa. Duh apaan sih author ni ada-ada aja😂
"Walaikumsalam, iya gak apa-apa kok sayang, yaudah kita berangkat sekarang yah, banyak yang harus dibeli soalnya." Jawab bundanya.
Huh Raina pikir bunda bakalan marah, syukurlah kalau bundanya mengerti. Mereka pun berangkat kepasar naik taksi online, kenapa Raina gak bawak motor sendiri aja? Karna Ayah Raina yang melarang, takut apa-apa katanya. Raina adalah anak tunggal dari keluarga Satria, itulah sebabnya Ayah Raina tidak mengizinkan Raina kemana-mana naik motor sendiri.
Diperjalanan tidak ada yang membuka suara, Bunda dan Raina hanya diam saja sedari tadi. Jalanan yang sedikit lenggang membuat mereka menikmati kota Samarinda ini. Tanpa terasa mereka sudah sampai dipasar segiri, dan langsung berjalan kesana.
Udara yang panas membuat siapa saja mengeluh, Raina yang sedari tadi mengekor dibelakang bundanya sangat lelah. Bagaimana tidak lelah, sedari tadi Bundanya berjalan kesana-kemari mencari bahan-bahan memasak. Tangan Raina sudah sangat penuh dengan kantong belanjaan Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terakhir
SpiritualePertemuan tidak disengaja itu membuat kedua insan itu saling mencintai dalam diam. Raina gadis polos bertemu dengan polisi muda tampan yang bernama Fauzan, lelaki sopan dan tentunya sangat sholeh. Tanpa mereka sadari benih-benih cinta mulai tumbuh...