Seperti biasa Raina sedang membaca novel diperpustakaan, kali ini tanpa ditemani sahabatnya Sopia. Jangan tanya kemana Sopia, karena jelas-jelas dia dihukum kepala sekolah gara-gara berantem sama Ferdi. Mereka berdua memang suka bikin onar.
Sedang asiknya membaca, dering telepon mengganggu rutinitasnya tersebut, ia mengalihkan pandangannya ke telepon genggamnya, dan melihat nama yang tertera dihp kesayangannya 'Ayah' langsung saja Raina menjawab.
"Halo assalamualaikum ayah, ada apa?" Tanya Raina.
"Wa'alaikumsalam, apa ayah mengganggu waktu belajar kamu Rain?" Tanya sang ayah diseberang sana.
"Nggak kok yah, ini Raina lagi istirahat. Memangnya ada apa ayah nelpon Raina?" Ujar Raina, tak biasanya ayahnya menelpon dirinya begini, sepertinya ada yang ingin ayahnya bicarakan.
"Baguslah kalau begitu, nanti sepulang sekolah kamu jangan mampir kemana-mana ya. Langsung pulang, ada yang mau ayah omongin sama kamu."
"Iya yah, Raina langsung pulang kok nggak kemana-mana." Balas Raina dengan raut wajah bingung.
'Ayah mau ngomong apa ya kira-kira?' Tanyanya dalam hati.
"Oke, ayah tunggu kamu dirumah, kalau begitu ayah tutup dulu teleponnya, kamu belajar yang rajin. Assalamualaikum." Ujar sang ayah.
"Iya yah pasti, Wa'alaikumsalam ayah." Jawab Raina.
Setelah percakapan antara Raina dengan sang ayah, membuat Raina melamun tanpa menyadari kedatangan Sopia disampingnya.
"Rain temenin gue kekantin yok, haus!" Rengek Sopia dan itu berhasil membuat Raina kaget.
"Kamu bisa nggak sih jangan ngagetin!" Ujar Raina kesal.
"Sapa juga yang ngagetin lo, lo nya aja kali yang lebay!" Balas Sopia jengah.
Raina menghela nafas pelan.
"Hmm... yaudah ayok.""Let's go!"
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi, Raina bergegas merapikan tas dan bukunya. Padahal Sopia mengajak Raina jalan-jalan sebentar ke mall, tapi karena Raina sudah berjanji pada ayahnya bahwa langsung pulang kerumah, Sopia mengerti dan mereka berdua pulang kehabitat masing-masing.
"Rain besok temenin gue ya ke mall, kita nobar mau nggak?" Tanya Sopia.
"Insyaallah ya Sop, aku sih mau aja nemenin kamu." Jawabnya.
"Harus mau! Soalnya kita nggak jadi harini jadi besok mesti jadi ya, gue cape dirumah mulu." Rengeknya.
"Insyaallah."
"Ihh nyebelin, jawabnya insyaallah mulu!" Kesal Sopia.
Raina tak menggubris kekesalan Sopia, baginya sahabatnya itu kekanak-kanakan.
Setelah menempuh perjalanan, mereka sudah sampai kerumah masing-masing."Bye Raina, jangan lupa besok kita jalan-jalan!" Ujar Sopia masih memaksa.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Raina dengan senyuman menggoda.
Sopia melongo dibuatnya, siapa yang salah kali ini?
Raina mengetuk pintu dan mengucap salam, langsung dijawab ayah dan bunda dari dalam.
"Raina kebetulan kamu sudah pulang, kemari ayah mau membicarakan sesuatu yang penting." Kata sang ayah mengintrupsi Raina untuk duduk.
"Biarkan Raina ganti baju dulu yah, setelah itu baru kita ngomong serius." Tanggap sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terakhir
SpiritualPertemuan tidak disengaja itu membuat kedua insan itu saling mencintai dalam diam. Raina gadis polos bertemu dengan polisi muda tampan yang bernama Fauzan, lelaki sopan dan tentunya sangat sholeh. Tanpa mereka sadari benih-benih cinta mulai tumbuh...