21. Sakit?

1.1K 63 5
                                        

Raina Fov

Hatiku sangat panas mendengar bunda bercerita tentang Fauzan dan Fatimah. Aku tidak suka bunda memuji Fatimah didepanku, aku tidak suka bunda mengatakan Fauzan teramat sayang pada gadis itu. Aku sakit! Hatiku sakit! Tapi apa ada yang peduli? Tidak sama sekali, bahkan bunda saja tidak tahu bagaimana perasaanku. Aku benar-benar hancur.

Sudah cukup! Aku tidak mau mendengar semua tentang Fauzan lagi, dan aku bergegas masuk kekamar, menumpahkan seluruh isi hatiku.
Aku membanting pintu sangat keras, sehingga menimbulkan suara boam! Ini malah mirip suara bom eh bukan suara bom juga sih.

Aku langsung menuju tempat tidur, dan menumpahkan air mata yang sedari tadi aku tahan.

"Hikss..hikss...kenapa sangat menyakitkan, hatiku tidak terima Ya Allah. Aku tidak mau seperti ini. Seharusnya aku tidak menaruh perasaan padanya, tapi kenapa seiring berjalannya waktu, aku malah semakin mencintainya? Hamba tau cinta itu fitrah, tapi kenapa hamba tidak bisa menahannya. Kenapa hamba begitu sakit Ya Allah? Hikss...hikss kenapa." Aku menangis tersedu-sedu.

Aku bertekad untuk melupakan Fauzan. Ya! Aku harus berhenti mencintainya, dia sudah menjadi milik orang lain, aku tidak boleh mencintainya. Lagi pula, Fauzan tak pernah ada perasaan untukku, bismilah semoga aku bisa mengikhlaskannya.

***

Author Fov

Tanpa Raina sadari, bunda melihat dia sedang menangis. Tapi bunda tak bergeming, dia masih berdiri diambang pintu tak ingin menggangu putrinya. Biarlah dia puas menangis dulu pikir bundanya. Lalu dia pun keluar dari kamar Raina.

Kenapa bunda Raina tidak mengatakan yang sebenarnya pada Raina? Biarlah Raina tahu sendiri pikirnya.

Setelah puas menangis, Raina langsung menuju kekamar mandi. Karna setelah bangun tidur Raina langsung membantu bunda untuk memasak, jadi belum sempat mandi. Disinilah Raina sekarang, berdiri didepan kaca wastafel. Masih terlihat jejak air mata diwajahnya.

"Bagaimana pun juga aku harus ikhlas, aku akan melupakan dia. Apakah aku bisa?" Gumam Raina, air matanya keluar lagi disudut mata indahnya.

"Tidak..tidak! Aku pasti bisa, semangat Raina!" Kata Raina menyemangati diri sendiri, dan menghapus air matanya.

***

Ditempat lain Fauzan sedang joging bersama Fatimah, orang yang dicemburui Raina. Mereka asik bersenda gurau dan tertawa, banyak pasang mata yang kagum dengan mereka berdua. Mereka terlihat sangat serasi, satunya tampan dan satunya cantik.

Mereka mengistirahatkan tubuh mereka dan langsung duduk dipinggir jalan.
"Bang." Fatimah membuka suara.

"Kenapa dek?" Tanya Fauzan.
Ya asal kalian tahu, Fatimah adalah adik kandung Fauzan. Gadis disampingnya itu sangat dia sayangi, karna dia adik yang sangat patuh.

"Abangkan udah lama nih dinas disini, abang udah nemu calon istri belum?" Tanya Fatimah dengan senyum menggoda.

Fauzan terkesiap sejenak, dan langsung dibalas dengan senyum menawannya.
"Nggak ada, belum." Jawabnya dengan mengibaskan tangannya.

"Ah jangan bohong bang, dosa tau kalau bohong!" Tukas Fatimah lagi.

"Beneran, abang belum nemu." Lagi-lagi berbohong, padahal dia mah udah nemu. Dihatinya saat ini ada nama Raina. Ya gadis yang selalu membuatnya senyum-senyum sendiri.

Tidak puas dengan jawaban abangnya, Fatimah pun menghela nafas pasrah. Itu artinya Fauzan belum siap bercerita padanya.
Sadar dengan adiknya hanya diam saja, membuat Fauzan merasa bersalah karna belum bisa terbuka pada Fatimah.

Pilihan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang