#3 Exam

6.3K 821 33
                                    

Jennie memutar otaknya saat ia berusaha mempelajari pelajaran yang akan di ujiankan pada besok hari, dan pelajaran ini adalah pelajaran yang di ajarkan saat ia tertidur di kelas. Saat-saat dimana pertama kalinya ia bertemu dan bertegur sapa dengan seorang gadis bernama Kim Jisoo.

"Sial!! Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali. Aku bahkan tidak menulis apapun. Apa yang harus aku lakukan?" ia memijat kedua pelipisnya perlahan, kepalanya mulai pusing saat ia berusaha untuk mengingat apa yang Toby ajarkan.

Jisoo yang sudah siap untuk ujian besok pun sekarang sama-sama sedang sibuk. Ia sibuk bermain cookie run di ponselnya di temani oleh Dalgom, anjing peliharaannya.

"Gerald!!" panggil Jennie cepat saat Gerald, teman lelaki Jisoo itu mengangkat telpon darinya.

"Ada apa?" Gerald mengernyitkan dahinya, Jennie memanggilnya dengan semangat dan terburu-buru.

"Hmm, begini.." ucapnya ragu.

"Kenapa?"

"Kau punya nomor telpon Kim Jisoo?" Jennie memejamkan matanya saat ia menyebutkan nama Kim Jisoo.

"Ada, ada. Kenapa? Kau membutuhkannya? Hebat sekali kau mau belajar padanya."

"Kau punya tidak? Berikan saja nomor telponnya padaku." Jennie malas berbasa basi dan sudah mulai kesal saat Gerald tidak segera memberikan nomor telpon Jisoo.

"Iya, iya, sabar.. Aku akan mengirimkannya padamu." setelah Gerald mengiyakan apa yang Jennie minta, gadis itu pun segera menutup telponnya. "Ih, sudah diberi bukannya berterima kasih." dengus Gerald kesal.

***

Tak lama, ponsel Jennie berdering, sebuah pesan masuk dan tertampang jelas ada nomor telpon yang harus ia hubungi segera jika ia ingin ujiannya besok berjalan dengan lancar.

"Haruskah aku menghubunginya?" Jennie menggigit bibir bawahnya sambil mengetik isi pesannya.

Tringgg..

Notifikasi masuk saat Jisoo sedang asyik bergumul dengan ponselnya.

"Nomor tidak dikenal.." dengusnya mengabaikan pesan itu.

Tringgg..
Tringgg.. Tringg...
Tringg..

Semakin lama pesan itu didiamkan semakin banyak pesan dari nomor yang sama masuk ke ponsel Jisoo. Geram karena waktunya terganggu, Jisoo membuka semua pesan yang masuk dari nomor yang tak ia kenal itu.

Jennie : "Kim Jisoo..?"
Jennie : "Jisoo.."
Jennie : "Apakah ini Jisoo?"

"Bukan, ini Chu!!" dengusnya sambil memanyunkan bibir mungilnya, ia pun lanjut membaca sisa pesannya.

Jennie : "Jisoo, ini aku.."

"Aku siapa? Aku tidak kenal."

Jennie : "Kim Jennie."

"Jennie?! Mati sudah.." Jisoo segera melempar ponsel itu ke sisi kasurnya. Ia menarik napas dalam, memikirkan apa yang akan CEO Kuma Corps itu lakukan padanya malam-malam begini.

"Apa rancangan aku dan Ayah tidak di setujui olehnya? Lalu dia membatalkan kontrak kami? Arghh bagaimana ini?" Ia menjambak rambutnya sendiri dan segera terduduk dari posisi tidurnya.

Jisoo : "Kim Jisoo disini.."

Jisoo mengetik pesan itu dan mengirimkannya dengan cepat, sambil menutup mata dan berharap tidak ada hal aneh yang terjadi, ia menunggu balasan dari CEO yang sombongnya sudah tak tertolong lagi itu.

Jennie : "Ajari aku pelajaran besok."

"Pelajaran?"

Jisoo : "Pelajaran apa?"
Jennie : "Untuk ujian besok."

3 Step Closer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang