#17 Ferrari

4.5K 564 29
                                    

Mereka saling bertatapan dalam jangka waktu yang cukup lama, tak ada yang mau berpaling lebih dulu.

Lisa dengan matanya yang khas orang Asia Tenggara sedangkan Jisoo dengan mata sipit Koreanya, mereka saling memandang saat tangan Lisa semakin erat menggenggam tangan Jisoo, gadis itu bahkan membiarkan Lisa melakukannya.

Lisa perlahan mendekati Jisoo, pipinya menempel pada kulit putih sang sepupu, ia melirik ke arah Jisoo yang sudah menutup matanya pelan.

"Lanjutkan main kartunya, bodoh.." bisik pelan.

Plaakkk..

Jisoo menampar pipi Lisa tak terlalu keras.

"Kau membuatku geli!!" ia bergidik geli saat Lisa berhasil membuatnya seperti itu, Lisa tertawa terbahak-bahak ketika Jisoo memasang wajah kesalnya. "Kau tau kalau aku tidak suka bisik-bisik." Jisoo melemparkan Lisa sebuah bantal sofa dan pergi ke kamarnya.

"Percobaan kesekian yang gagal untuk ku.. Bibirmu sangat menggoda Kim Jisoo.." Lisa menyeringai.

***

Tugas Jennie dan Jisoo sudah selesai, mereka tak perlu repot untuk mengerjakannya dalam waktu 3 minggu ini.

Ponsel Jisoo bergetar saat ia sedang duduk di sebrang Jennie di sebuah cafe kopi.

"Sebentar.." Jennie hanya menjawabnya dengan senyuman kemudian kembali fokus pada laptop di depannya. "Ada apa, Yah?" Jisoo sengaja pergi keluar cafe karena ini telpon dari sang ayah.

"Sepertinya proyek kita dengan Kuma Corps gagal total, Jisoo..'

"Maksud Ayah?"

"Kuma Corps membatalkan kontraknya, padahal gedung yang kita rancang belum sepenuhnya selesai, bahkan itu baru mencapai 70% nya."

"Memangnya ada perjanjian seperti itu? Aku tidak paham. Lalu bagaimana?"

"Dana saham Kuma Corps di korupsi oleh CEO cabang mereka dan pemasukan mereka menurun, gedung itu gagal di lanjutkan karena mereka tidak ada lagi dana."

"Aku akan perjuangkan gedung itu, Yah.."

"Dengan apa? Kita tidak punya uang untuk membeli saham mereka. Sudahlah Jisoo, mungkin ini bukan rejeki kita."

"Jual saja ferarriku, mobil itu masih baru, jadi harganya tidak akan turun jauh."

"Itu adalah mobil dari hasil tabunganmu!! Jangan kau jual hanya untuk perusahaan orang lain."

"Jual, dan Ayah perjuangkan gedung itu. Gedung itu milikku." Jisoo segera menutup telpon Ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Semoga Jennie belum tau." gumamnya.

"Dari siapa?" tanya Jennie cepat setelah Jisoo sampai.

"Dari Ayah, katanya kapan kita pulang." Jisoo mengelak, ia berbohong untuk kedua kalinya pada Jennie.

"Ya sudah sekarang saja. Oh iya laporannya tinggal di print, lalu persiapan untuk presentasinya ya." Jennie menutup laptop dengan logo apel itu kemudian mengambil gelas kopi miliknya.

***

"Jisoo.." lelaki paruh baya bertubuh kekar dan bermarga Kim itu duduk di sofa sedang meminum kopinya di temani oleh siaran tv tontonannya.

3 Step Closer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang