Jennie melempar tubuh Jisoo ke kasur, menatapnya tajam dan melipat tangannya di depan dadanya, dengan raut wajah kesal.
"Jen.." Jisoo terduduk di kasurnya sendiri dengan celana boxer berwarna hitam yang di hiasi huruf "J" di bagian bawahnya, boxer itu sudah ia benarkan lagi saat sesaat yang lalu Lisa menariknya turun.
"Selain aku, siapa yang tau dirimu yang sebenarnya?" Ia masih membuang wajahnya dan enggan menatap Jisoo.
"Hmm.." Jisoo bangkit berdiri dan mendekati Jennie, ia merapatkan tubuhnya di punggung Jennie dan memeluknya dari belakang. "Maaf jika kau merasa dibohongi, yang tau tentang ini hanya keluargaku dan kau saja. Tak ada yang lain."
"Lisa?"
"Dia tau." Jisoo berusaha mendapatkan perhatian Jennie lagi. Tapi Jennie masih dengan mode kesal sekaligus terlihat menggemaskan di depan Jisoo. Jisoo menyeringai bersamaan dengan lirikan matanya yang mulai melihat ke arah mini skirt berpola kotak-kotak yang di kenakan Jennie.
"Jadi dia tau?"
"Ughhh.." Jisoo yang sedang asyik dengan lamunan nakalnya di kejutkan oleh sikutan Jennie yang tepat ke arah perutnya. "Iya.." ia menahan rasa sesak sambil bersikap tenang. Jennie kembali dengan mode kesalnya sambil mengacuhkan Jisoo yang terlihat menahan sakit.
"Kenapa aku terus yang kena imbasnya?" gumam Jisoo. "Jen.." panggilnya pelan sambil menggeser posisinya.
Tapi tak ada jawaban sedikit pun yang keluar dari mulut gadis itu.
"Jen.." Jisoo kembali memeluknya dari belakang dengan erat sambil mencium tengkuk Jennie yang terpampang jelas beberapa kali. Jennie menjilat bibir bawahnya sendiri sambil masih bersikap pura-pura kesal. "Aku sedang malas pergi kemana-mana, sebaiknya kita tidak usah jadi pergi ya." goda Jisoo, satu tangannya itu sudah menarik rok Jennie ke atas dengan pelan, tapi Jennie menepisnya.
"Aku sedang ingin membeli bunga, antar saja aku." Jennie berusaha mempertahankan mode kesalnya meskipun sesekali ia mengeluarkan desahan tak sengaja saat Jisoo pun berusaha meruntuhkan mode itu.
"Nanti aku antar kalau kita sudah selesai." bisik Jisoo sambil menggigit telinga Jennie pelan, gigitan itu berhasil membuat Jennie memejamkan matanya dan mulai terbawa suasana.
"Bisakah kita.."
Chu..
Sepertinya "Junior"nya Jisoo itu mulai meminta apa yang sudah pernah Jennie berikan pada kekasihnya beberapa hari lalu. Batang itu mengeras saat tangan Jisoo menuntun Jennie untuk mengelusnya pelan, dan tanpa penolakan Jennie mengiyakannya.
Mini skirt kotak-kotak itu berhasil membuat Jisoo "naik" seketika setelah ia melihatnya di gunakan oleh Jennie.
"Mmpphh.." Jennie berusaha mencari celah untuk menarik napas saat Jisoo menelanjanginya dan masih tak ingin melepaskan ciuman mereka.
"Sepertinya mini skirt ini akan masuk list favorite ku, Jen.." ia menyeringai saat melepaskan rok kotak-kotak itu dan menyatukan tubuh mereka yang benar-benar telanjang, mata sayu Jennie hanya bisa menatap Jisoo sambil tersenyum simpul.
"Jisoo.. ngghhh.." Jennie melingkarkan tangannya di leher Jisoo, saat Jisoo mulai bergerilya di leher dan dadanya.
Jennie mendesah dan berceracau ria saat tubuh sekalnya di garap oleh sang kekasih. Entah siapa yang memulai tapi permainan panas mereka mulai kasar, saat Jisoo beberapa kali menghujamkan batang kerasnya lebih dalam dari biasanya.
"Ngghhh.. Ahh.. Ahh.. Jisoo.. Shit!!" Jennie tertunduk saat posisi dog** style ini membuat lututnya lemas saat ia meraih orgasme pertamanya.
Hanya missionar* dan dog** style yang mereka mainkan, Jisoo tak ingin membuang waktu berharganya ini.
Plaaaakk..
"Aahhh!" setiap tamparan yang dilakukan Jisoo di pantat sekal Jennie selalu di sambut dengan desahan.
"Aarghhh Jen.." dengan cepat Jisoo mengubah posisi mereka, menindih Jennie dengan cepat dan kembali memompa batang itu keluar masuk dengan cepat.
"Jangan.." cegah Jennie sambil menahan pinggang Jisoo untuk mengeluarkannya di dalam. "Jangan!! Nggh.." paha Jisoo menahan kaki Jennie untuk tetap terbuka lebar, ia siap mengeluarkannya saat Jennie merasa selangkangannya sangat sesak. "Jisoo-ya!!" Jennie menengadah dan merasakan cairan putih kental itu mengisi tubuhnya dan mengalir keluar karena penuh.
"Fuck.." Lisa menyambar hoodie miliknya di sofa dan pergi dengan wajah penuh emosi dan matanya mulai berkaca-kaca setelah ia melewati kamar Jisoo.
***
"Hai sayang.." Lisa mencium kening Rose saat ia sampai di toko bunga sang kekasih.
"Kau baik-baik saja?" Rose menatap ke arah Lisa yang terlihat murung.
"Aku lapar." elak Lisa cepat.
"Aku masakan sesuatu ya." Rose membersihkan tangannya dan masih menunggu jawaban Lisa.
"Nanti saja. Bereskan dulu pekerjaanmu nanti kita masak makanannya bersama." Lisa membantu Rose yang sedang merangkai sebuah bouquet bunga. "Kau sedang ada pesanan?" Lisa tak melihat kartu ucapan untuk bunganya.
"Iya, ada yang memesan, seorang perempuan menelponku tadi pagi dan akan mengambil pesanannya hari ini." Lisa hanya mengangguk mengerti dan kembali membantu Rose.
"Pinggangmu semakin hari semakin ramping saja." ia mengelus perut Rose dan menarik tubuhnya mendekat. Kaos black crop top itu menampakan perut Rose yang abs nya mulai terbentuk.
"Aku sedang kerja, Lisa." Lisa terduduk dan membuat Rose duduk di pangkuannya. Gadis berpipi chubby itu hanya menurut tanpa menghentikan pekerjaannya saat sifat manja Lisa mulai keluar.
"Aku sudah lama tidak seperti ini denganmu."
"Nanti kita lanjutkan." Rose berusaha berdiri tapi pelukan Lisa tak mengizinkannya untuk pergi. "Lisa.."
"Hmm.. Chaeyoung-ah.." nada manjanya yang seperti anak kecil membuat Rose menatap Lisa dengan tatapan aneh.
"Berhenti bersikap seperti itu."
"Chaeyoung-ah.." rengek Lisa lagi.
"Hmm.." Rose mengangkat satu alisnya.
"Ppo ppo.." Lisa memintanya pada Rose dengan tingkah anak kecil.
"Tidak." jawab Rose singkat.
"Aahh, Chaeyoung-ah.. Ppo ppo.." ia memaksa Rose saat kekasihnya masih berkutat dengan pekerjaannya.
Chu..
"Hmmm.." Lisa menyeringai dan mengambil apa yang sedang Rose pegang dan menyingkirkannya. Lisa menyeringai karena apa yang gagal ia lakukan hari ini dapat terlampiaskan pada kekasihnya sendiri, bahkan bibir imut Rose mampu membuatnya ketagihan dan terus melumatnya perlahan.
Tringg.. tringg..
Bunyi pintu toko terbuka seketika membuat Rose turun dari pangkuan Lisa.
"Hmm, maaf.." Rose membenarkan pakaiannya dan kembali bekerja.
"Aku ingin mengambil pesananku, apa sudah selesai?" tanya sang pemesan.
"Sudah, tapi kau tidak memberikan kartu ucapan apapun."
"Tak apa, ini untukku sendiri."
Jisoo dengan style boyishnya terlihat enggan menatap ke arah Lisa sedikit pun. Tatapannya nanar setelah mendapati Lisa bercumbu mesra dengan Rose, tak kalah panas dengan olahraganya bersama Jennie.
Detak jantung Jisoo mulai berdetak cepat saat ada rasa aneh yang ia rasakan setiap kali mengingat apa yang ia lihat.
"Yuk.." ajak Jennie sambil menggandeng tangan Jisoo keluar dari toko bunga. "Bunganya bagus kan?" tanya Jennie saat ia Jisoo membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkannya masuk.
"Bagus." jawabnya singkat. "Pemandangannya saja yang tidak bagus barusan." Gumamnya sambil berjalan ke sisi satunya, sekilas ia mendapati Lisa yang memperhatikan dirinya, tapi Jisoo tetap dengan raut wajah tak sukanya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/144402820-288-k267702.jpg)