Jisoo menyimpan pena yang ia gunakan setelah menandatangani surat kerja sama mereka, ia melihat Tuan Kim yang membuat wajahnya ke arah jendela ikut melihat ke arah yang sama.
"Ada apa Tuan?" tanya Jisoo penasaran.
"Itu.. Sepertinya.." Tuan Kim terlihat sangat serius.
"Kenapa ya?" Jisoo menunjukan wajah bingungnya sambil menatap kaca jendela itu lekat-lekat.
"Ini yang membersihkan kacanya belum bersih ini.. Masih ada debunya kan?" tunjuk Tuan Kim pada noda di jendela.
"Oh iya ya, benar juga.." Jisoo mengangguk-angguk.
"Nanti kalau kau menjadi kepala cabang di cabang baru perusahaanku, perhatikan kebersihan ya."
"Iya, Tuan." mereka berdua masih menatap ke arah jendela dengan raut wajah absurd.
"Jisoo-ya.." panggil ayah sang kekasih tiba-tiba.
"Hmmm?"
"Tolong, jangan beritahu Jennie tentang ini ya." Tuan Kim menatap tajam ke arahnya. "Jauhi Jennie.." Jisoo terdiam dan menelan ludahnya sendiri.
***
Semenjak ia membuat kesepakatan bersama Tuan Kim, Jisoo lebih memilih untuk menyibukan dirinya sendiri bahkan di depan Jennie sekali pun.
"Ada acara setelah kelulusan kita?" tanya Jennie sambil memutar sendok di gelas es krimnya. Ia terlihat sudah sangat bosan ketika mata dan jemari Jisoo tidak menjauh dari laptop yang dihiasi sticker foto mereka berdua.
"Ada." jawabnya singkat. "Kau ada acara?" Jennie menyodorkan gelas es krimnya pada Jisoo dan ia menyedotnya, es krim vanilla itu sudah cair karena emosi Jennie yang semakin memanas.
"Kita buat acara, bagaimana?" goda Jennie.
"Atur saja." Jennie mendelikan matanya dengan malas.
"Kau yang atur."
"Kau saja, aku sibuk."
"Sibuk apa sih?!" Jennie berusaha mengintip isi laptop Jisoo dengan paksa.
"Eittss, tidak boleh." Jisoo dengan cepat menjauhkan laptopnya dari Jennie. "Tidak boleh mengintip!!" Jisoo menutup mata Jennie yang di balas dengan senderan manja gadis bermata kucing itu.
"Hmmm.."
"Memang susah ternyata jika harus menjauh dari Jennie." gumam Jisoo sambil tersenyum melihat ke arah gadis di sampingnya.
***
Sebuah ferrari merah dengan plat nomor yang sama persis dan itu memanglah mobil milik Jisoo terparkir dengan rapi di depan sebuah barber shop di sebrang kafe tempat Jisoo dan Jennie tadi.
"Ehmmm, Jen, sebaiknya kita pulang sekarang ya." ajak Jisoo berusaha mengalihkan perhatian Jennie.
"Pulang? Bukannya kau mau potong rambut dulu?" Jennie hendak berbalik tapi kedua tangan Jisoo mencengkram erat kedua bahunya.
"Ah tidak, tidak, tidak, nanti lagi saja lah. Aku mendadak malas, ayo pulang." tarik Jisoo segera menjauh dari sana.
"Tapi kan.." Jennie segera berpaling kembali melihat ke arah mobil itu tapi dengan sigap Jisoo mengalihkan pandangannya.
"Lihat aku saja.." tatap Jisoo sambil tersenyum.
"Hmm, b-b-baiklah.." Jennie tertegun ketika Jisoo menatapnya dengan intense.
***
"Apakah ayahmu ada di rumah?" tanya Jisoo, ia mengaduk susu cokelatnya dan duduk di ujung kasur kekasihnya.