#22 Haunted House

4.6K 513 119
                                    

Jisoo melangkah masuk ke dalam rumah hantu itu, tak ada yang spesial-spesialnya sama sekali di hadapan manusia chickin itu. Jisoo menoleh ke belakang saat Jennie hanya mendorong-dorong tubuhnya saja tanpa mau maju sedikit pun.

"Siapa yang paling berani akan di traktir makan." tantang Jisoo. Jennie yang tak ingin dirinya mentraktir Jisoo akhirnya maju paling depan.

"Dah.." Ia melangkah selangkah lebih dulu, kemudian berhenti. "Kau duluan saja." tawarnya lalu kembali ke posisi semula.

"Heleh..." dengus Jisoo. Jisoo sengaja berjalan lebih cepat, suasana ruangan yang gelap membuat Jennie hanya bisa meraba apa yang ada di hadapannya, jalannya pun pelan sekali.

"Jisoo-ya!!"

Jisoo terkekeh saat ia berhasil meninggalkan Jennie.

"Whoahh!!" teriaknya terkejut saat seseorang mengejutkan dengan kostum hantu.

Pletaakkk..

Pukul Jisoo tepat di topeng orang tersebut.

"Bikin kaget saja." ia mengusap dadanya sendiri dan melihat ke belakang, memastikan jika Jennie masih jauh. "Kau takut-takuti gadis itu ya." tunjuk Jisoo sambil merangkul hantu orang tersebut.

"Yang itu?" tunjuknya balik.

"Iya yang itu, kau kejar saja, tapi ke arah dalam. Aku akan menunggunya didalam. Sampai nangis kalau perlu. Oke?"

"Hmm.." mereka pun toss dan melancarkan serangan kejamnya. Hantu itu kembali ke posisinya dan Jisoo berjalan sedikit menjauh ke dalam wahana, menunggu Jennie berlari ke arahnya.

Jennie berjalan mantap meskipun di dalam kegelapan.

"Jisoo-ya!!" ia berteriak memanggil nama Jisoo tapi tak ada jawaban sedikit pun.

Hantu tersebut sudah bersiap di tempatnya, Jisoo pun berdiri di balik sebuah tirai, menunggu Jennie sambil sesekali membetulkan celananya.

"Kenapa harus sempit disaat yang tidak tepat.." dengusnya sambil terus membetulkan celana jeansnya.

"Jisoo-ya!! Wuaaaaa!!" Jennie terkejut ketika hantu tersebut berhasil membuatnya menjerit ketakutan dan terduduk di situ. "Jisoo-ya!!" teriaknya terus, hantu itu tidak melakukan apapun selain berdiri dan memperhatikan Jennie yang sibuk sendiri dengan teriakannya. "Jisoo!!" ia berdiri dengan sisa keberaniannya tanpa melihat ke arah hantu tersebut, Jennie berlari masuk ke dalam dan hantu itu sesuai perintah Jisoo pun ikut mengejarnya.

Entah apa yang ada di benak Jennie, ia berlari semakin kencang, dan segera berbelok ke sebelah kiri.

Duaaaghhh..

Mungkin penglihatannya terhalang oleh topengnya sendiri, hantu itu menabrak tembok yang ada di depannya. Ia mengusap kepalanya dan meringis dalam diam.

Jisoo yang melihat datangnya Jennie pun sudah siap menyambutnya dengan pelukan ala sang jagoan penyelamat.

"Sshh shh.. Aku disini hei!!" Jisoo memeluk Jennie erat saat kedua tangan kekasihnya itu meremas bajunya dengan kuat. Hantu itu berjalan di belakang Jennie tanpa sepengetahuannya, Jisoo merogoh saku celananya dan memberikan 2 lembar uang sambil mengacungkan jempolnya.

"Bagus!! Pergi berobat sana.." begitulah isyarat yang Jisoo berikan saat hantu itu mengangguk sambil pergi dan masih mengusap kepalanya.

"Sudah, sudah.. Jangan menangis." Jisoo memeluk Jennie selama mereka menyusuri sisa wahana rumah hantu itu. Seseorang yang menjadi hantu, tiba-tiba mengeluarkan tangannya dari balik jeruji besi, mencoba mengagetkan mereka. Tapi Jisoo dengan santai menendang jeruji itu dan membuat hantunya terdiam.

"Kita sudah di luar, hei!!" cengkraman Jennie sangat kuat, bahkan baju Jisoo sudah basah kuyup oleh air mata si gadis bermata kucing itu.

"Aku takut.." rengeknya.

"Kan sudah ku bilang.."

"Kau tidak bilang apapun!!" protesnya.

"Hufftt.." dengus Jisoo, ia tetap bersabar menghadapi manusia di depannya ini, ia mengelus kepala Jennie yang tenggelam di dalam pelukannya. "Yang mau masuk dari tadi dengan semangat siapa, yang di salahkan siapa.." Jisoo menjitak kepala Jennie pelan karena gemas, tapi Jennie merasakannya yang kemudian di balas dengan pukulan keras di dadanya.

***

"Darimana saja kau?" Lisa baru datang setelah Jisoo sampai.

"Pergi ke Theme Park, semalam aku menginap." jawabnya tenang. Ia duduk di atas sofa kemudian menonton acara tv kesukaannya.

"Jisoo-ya.." gumam Lisa saat ia melihat Jisoo dari belakang. "Ahh lupakan.." ia mengurungkan niat dalam pikirannya dan pergi dengan segera.

***

Tak ada yang ingin ia lakukan di hari ini selain tidur seharian, tapi bukan Jisoo jika ia tidak merasa lapar setiap saat.

"Lisa.." panggilnya, ia sedang malas untuk memasak sendiri makanannya. "Lisa-ya!!" teriak Jisoo saat ia sampai di depan kamar sepupunya sendiri.

Jisoo menggaruk tengkuk dan perutnya yang rata sambil menunggu Lisa keluar dari kamar, tapi tak ada sautan sama sekali sedari tadi.

"Lisa!!" Jisoo membuka pintu kamarnya dan mendapati gadis Thailand itu sedang berdiri di atas tangga sambil meraih lampu kamarnya.

"Hai.. Ji.. Soo.." ia terlihat sangat kesulitan.

"Turun!! Biar aku saja." Lisa pun hanya menurut dan turun perlahan.

"Rasanya mau mati.." ia menarik napas panjang saat kakinya menapak ke lantai. Jisoo menaiki tangga itu dan apa yang Lisa rasakan pun ia rasakan juga.

"Lisa!! Yang benar saja." Jisoo terlihat sangat gemetar di atas sana. "Lampunya." Lisa ikut naik ke atas tangga karena jarak tangannya dan Jisoo tidak sampai. "Ini ini.." Jisoo memberikan lampu bekasnya dan berhasil mengganti lampu kamar Lisa.

"Sudah ku bilang itu sangat mengerikan.." Lisa bergidik saat hendak turun, tapi Jisoo yang sudah panik membuat tangganya bergoyang. "Eh eh.. Diam!" Lisa menarik boxer hitam milik Jisoo dan berpegangan erat disana. "Nanti jatuh.." ia merengek ketakutan.

"Jangan tarik celananya, Lisa!!"

Kegaduhan di pagi hari itu berhasil membuat Jennie yang baru saja sampai di depan rumah Jisoo menoleh mencari sumber suara kedua bocah itu.

"Lisa!!" boxer hitam Jisoo sudah setengah turun dari pahanya. "Shit.." celana dalam dengan merk crocodille berwarna hitam itu terlihat jelas menggembung menahan sesuatu dan sekarang benar-benar terlihat ketika boxer yang di kenakan Jisoo sudah sebatas lutut.

"Wuaaahhh.." Lisa menjatuhkan badannya sambil menarik celana Jisoo dan pemiliknya ke arah kasur.

"Jisoo.." Jennie membuka pintu kamar Lisa, ia mengangkat satu alisnya saat melihat pemandangan luar biasa pagi ini. "Kim Jisoo.." geram Jennie.

"Aduh pinggangku.." Lisa berusaha bangun saat Jisoo menimpa tubuhnya dan tangga yang ikut terjatuh di dekat mereka.

Celana Jisoo yang sudah sebatas betisnya pun menjadi alasan kenapa Jennie sudah kesal pagi-pagi begini.

"Ayo pergi." tarik Jennie tepat di celana dalam kekasihnya, memaksa Jisoo bangkit dari tubuh Lisa saat aset miliknya terasa terjepit karena celananya sendiri.

"Jen, ahh.." Jisoo menarik celananya ke atas sambil tertatih-tatih.

"Baru saja aku merasakan benda itu.." dengus Lisa sambil mengurut pinggangnya sendiri. "Lagi.." Lisa menyingkirkan tangga yang ada di dekatnya keluar dari kamarnya. Ia melihat Jennie yang menarik Jisoo masuk ke dalam kamar dengan paksa.

"Jangan sampai aku mendengar jeritan itu lagi.." Lisa menutup pintu kamarnya keras.

***

3 Step Closer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang