"Untung kau sampai tepat waktu, CEO perusahaan ini sudah mulai ribut saja dari tadi." dengus ayah Jisoo sambil menerima sketsa bangunan mereka. "Kau tunggu saja di ruang tunggu, selesai rapat, Ayah akan menemuimu." senyumnya sambil menepuk bahu Jisoo dan kembali masuk ke dalam.
Jisoo hanya tersenyum simpul kemudian duduk di sebuah kursi panjang, ia mengeluarkan laptop kesayangannya, menaruhnya di atas paha mulusnya dan mulai mengetik sesuatu.
Jennie berjalan keluar dari lift dan segera masuk ke dalam ruang rapat tanpa menoleh ke sekelilingnya sedikit pun, begitu juga Jisoo, ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan laptop kesayangannya.
***
"Jisoo-ya.." tepuk sang ayah pelan pada pipi putrinya, kepala Jisoo terdongak ke atas dengan majalah petshop yang menutupi wajahnya.
"Hah..!!" Jisoo menarik cepat majalah itu dan menyeka air liur yang hampir saja menetes dari sudut bibirnya. "Sluuurrpp.. Kenapa yah?" jawabnya sambil menggosok mata sipitnya. Di pakainya lagi kacamata miliknya itu dan menatap sang Ayah yang terdiam dengan wajah datar melihat kelakuan sang anak.
"Ayo pulang, rapatnya sudah selesai." jawabnya datar.
"Oh, iya iya, ayo pulang." Jisoo pun membenahi dirinya sendiri dan membereskan barang-barangnya. Ayahnya mulai menekan tombol lift dan tanpa menunggu lama pintu lift itu terbuka, Jisoo mengikuti sang ayah dan berdiri di sampingnya.
Jisoo menatap ke arah luar sampai akhirnya, kedua mata mereka saling memandang.
"Jennie.." gumam Jisoo, tertutuplah pintu lift itu. "Itu Jennie ya?" pikirnya keras. "Anak S-1 yang sombong itu bukan ya?"
"Sepertinya aku melihat seseorang yang tak asing." pikir Jennie sambil masuk ke dalam lift.
***
"Bagaimana kuliahmu?" Ayah Jisoo berjalan menghampiri putri pertamanya itu sambil membawa secangkir kopi.
"Kuliahku, baik-baik saja." Ia menjawab pertanyaan sang ayah tanpa memalingkan pandangannya dari layar ponsel.
"Kuliah real estate mu?"
"Baik-baik saja, semuanya baik." jawabnya tenang.
"Ayah dengar, kau di mata kuliah real estate itu sekelas dengan CEO Kuma Corps."
"Siapa?" Jisoo masih masa bodo dengan pembicaraan ayahnya.
"Kim Jennie."
"Kalah!!!" teriaknya kencang. "Siapa?! Kim Jennie? Kim Jennie si gadis sombong itu?"
"Heh!! Jaga ucapanmu!!" Jisoo terdiam. "Tapi memang sombong sih." Ayah Jisoo membenarkan.
"Tuh kan, sudah ku bilang dia memang sombong."
"Iya dia sombong, tapi dia lah yang mempercayai konsep bangunan barunya pada kita, jadi kau simpan saja dulu umpatan itu."
"Kenapa aku tidak tau ya?"