#9 Door

5.5K 707 28
                                    

Jennie memberikan bungkusan yang berisikan Iced americano kesukaan Jisoo padanya.

"Dengan siapa kau kesini?" tanya Jisoo sambil menerima bungkusan itu, mengambilnya dan meminumnya.

"Toby." jawab Jennie sambil melepaskan jaketnya, menyimpannya di kasur milik Jisoo, dan menyisakan singlet abu-abu, kemudian ia mengikat rambutnya, memperlihatkan lehernya yang putih mulus dan membuat Jisoo tak berhenti menatapnya sambil menelan ludahnya sendiri.

"Baik sekali kekasihmu itu.." sindir Jisoo sambil beranjak dari duduknya dan membiarkan Jennie membuka box chickin yang ia bawa.

"Maksudmu?"

"Entahlah, aku pun tak mengerti apa yang sedang aku bicarakan." elak Jisoo, ia membereskan meja gambarnya kemudian mematikan lagu Maroon 5 - Girls Like You yang sedang ia sukai semenjak ia mengenal Jennie.

"Dia bukan kekasihku, Jisoo-ya.." dengus Jennie sambil mulai memakan chickin dari box itu. Chickin kesukaan Jisoo menjadi makanan favoritenya saat ini, dengan lahap gadis itu memakan semua daging sampai menjilati tulang dan menghabiskan beberapa potong daging.

Jisoo memakannya dengan tenang sambil memperhatikan Jennie yang ternyata sedang lapar saat itu.

"Kalau dia bukan kekasihmu lalu dia siapa?"

"Dosen kita kan?" tanya Jennie balik.

"Iya betul juga apa katamu." Jisoo terpojok dan berhenti bertanya. "Ada yang bilang padaku kalau kalian mempunyai hubungan spesial, lebih dari mahasiswa dan dosen." tekan Jisoo di akhir kalimat. Jennie menatapnya bingung, tapi tatapan Jisoo mulai serius dan menantang Jennie bicara yang sebenarnya tentang itu.

"Baiklah.." Jennie tertunduk, kedua ibu jari dan telunjuknya kotor ia berusaha mencari tisu tapi disana tidak ada.

Jisoo mendekat sambil mengambil kedua tangan Jennie, menjilat sisa saus di tangannya kemudian mengambil tisu basah dari lemari kecil di samping ranjangnya.

"Aku belum beli tisu lagi, maaf." Jisoo masih menjilati jari Jennie dan membuat gadis itu menghela napas saat sentuhan lidah Jisoo menyapu saus di jarinya. Jisoo sengaja, sesekali ia menghisap telunjuk Jennie tanpa melihat reaksi gadis itu yang terlihat menahan sesuatu.

Jisoo mengelap tangan Jennie dengan tisu basah yang ia ambil sampai bersih.

"Nanti kau cuci tangan lagi." ucapnya. "Lanjutkan.." suara dari dalam gelas iced americanonya menunjukan jika isinya sudah habis dan tersisa es batu saja.

"Kami memang mempunyai hubungan, hubungan mahasiswa dan dosen." jawab Jennie biasa saja, Jisoo mencoba sabar, ia menunggu lanjutannya. "Tak ada yang lebih.."

"Kau mencoba membohongiku atau bagaimana?" Jisoo bangkit dari duduknya, pergi ke kamar mandi dan mencuci tangannya.

"Dia memang punya rasa padaku, dia sudah bilang sendiri dan aku menolaknya." Jennie menyusul Jisoo dan berdiri di ambang pintu kamar mandi.

"Oh begitu, jadi kalian pergi karena dia pernah ada rasa suka padamu?"

"Bukan, bukan, itu beda cerita lagi." Jennie menggeleng tanpa dilihat oleh Jisoo, ia mengelak dan ikut mencuci tangannya dengan gadis itu.

"Tadi aku pergi dengannya, karena aku tau kau sibuk mengurus hal lain."

"Tidak ada." Jisoo memberikan sabun cair di tangan Jennie kemudian menggosoknya bersama kedua tangannya, membersihkan sisa saus di jari-jari lentiknya. "Aku sedang tidak sibuk, Jennie Kim."

"Aku tidak tau.." Jennie menunduk saat Jisoo masih membersihkan tangannya. "Aku pergi untuk melihat sebuah penginapan yang bisa kita gunakan untuk mengerjakan tugas nanti." jawab Jennie pelan.

3 Step Closer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang