Hari-hari Jisoo tanpa ponsel yang selalu menemaninya tak terlalu buruk, sebagai penggantinya, Jennie selalu ada di samping Jisoo saat suaminya itu bekerja di rumah atau melakukan hal lain bersama Jensoo. Jika ada seseorang yang menghubungi Jisoo, Jennie akan memberitahukannya pada Jisoo sepulang ia bekerja atau mengirimkan pesan itu lewat email jika Jisoo sedang berada di kantor.
"Ada pesan untukmu." Jennie memperlihatkan layar ponselnya pada Jisoo bukan memberikan ponselnya.
"Siapa?" Jisoo yang kedua tangannya masih sibuk dengan chickin pun segera membersihkannya dan duduk di dekat Jennie.
"Selingkuhanmu." jawab Jennie ketus.
"Eh.." tatapnya aneh. "Selingkuhan darimana? Bagaimana aku mau selingkuh kalau kau itu enaknya melebihi rasa selingkuhan?"
"Jadi kau pernah berselingkuh?"
"Tidak ada yang bilang kalau aku pernah berselingkuh atau sedang berselingkuh." jawab Jisoo tenang. Tangan Jisoo berusaha menggapai ponselnya tapi Jennie segera menjauhkannya.
"Tidak usah pegang-pegang."
"Ya sudah aku pegang-pegang dirimu saja." Jisoo menarik badan Jennie mendekat padanya, memeluknya manja sambil bersandar di bahunya, sesekali ia menciumi leher Jennie dan bahunya.
"Isshh, Jisoo-ya.."
"Hmm.." Jisoo membaca pesan dari seseorang yang menurut Jennie adalah selingkuhannya.
"Hai, Kim.. Lama tak bertemu.."
"Cuma seperti itu saja pesannya? Bahkan aku tak tau itu dari siapa." Jisoo menuntun ibu jari Jennie untuk menghapus pesannya.
"Kenapa di hapus? Takut ketauan berselingkuh ya?" suara Jennie malam itu sangat ketus padanya, tapi Jisoo hanya tersenyum menanggapinya.
"Daripada mengurusi hal tak penting seperti itu lebih baik aku mengurusimu saja.." Jisoo mengambil ponsel miliknya dari tangan Jennie, mulai menggerayangi tubuh seksi istrinya itu dan menciumi setiap senti kulit di lehernya yang mulus.
"Jisoo-ya.. Mmhhh.." Jennie berusaha untuk tidak tergoda tapi tangan Jisoo sudah merangsek masuk ke balik bajunya dan meremas J.Milk nya. "Habiskan.. Ngghhh.. Dulu makanmu.." ia tak bisa menahan tenaga Jisoo yang semakin kuat saat suaminya itu melolosi setiap pakaian yang ia kenakan.
"Aku akan memakanmu saja.." seringainya mesum.
"Di kamar saja.." Tubuh Jennie yang sudah tak memakai sehelai benang pun tak bisa berbuat banyak selain menerima tubuh Jisoo yang sudah menindihnya dan melumat bibir manisnya.
"Disini saja, lagi pula tak ada yang lihat.."
"Nanti ada Jensoo.." Jisoo melebarkan kedua kaki istrinya disempitnya sofa yang menampung badan mereka berdua.
"Tak ada.."
"Aadaa.. Ngghhh.. Ahhh pelan sayang.." Tangannya menahan pinggul Jisoo untuk tak terlalu kuat menusuk rahimnya, rasa sesaknya sampai ke ulu hati saat batang keras itu sudah full mengisi liang senggamanya. Tak perlu pelumas, Jisoo sudah memiliki pelumas alami dari Jennie, memudahkannya bergerak liar membuat Jennie terpaksa bernapas melalui mulutnya.
"Di dalam ya.."
"Jangan.."
"Iya..