Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tapi ini adalah tahun pertamanya ditemani 2 orang yang paling ia sayangi. Kim Jennie dan Kim Jensoo. Jensoo, gadis kecil berumur 1 tahun yang baru bisa berjalan saat ia menuntunnya pelan. Jisoo terlihat sangat senang saat ia bisa mengajak Jensoo bermain di taman bersama Jennie yang duduk tak jauh darinya, di temani Lisa dan Rose yang sama-sama sudah menikah tapi belum mau mengadopsi anak sebagai teman untuk Jensoo di rumah.
"Kau bahagia dengan keluargamu, Jisoo-ya.." Rose tersenyum sambil memeluk tangan Lisa erat, tatapan Jisoo sesekali melirik Rose yang lebih sering mengumbar kemesraannya bersama Lisa di depannya.
"Kalian.." Jisoo berdiri sambil memberikan Jensoo ke pelukan Jennie, ia melangkah pergi setelah ia bilang jika ada sebuah danau indah disini.
***
"Bagus kan?" Jisoo menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Lisa berjalan menghampirinya yang duduk tenang di atas sebuah batu besar. "Aku tak jadi kecewa mengajakmu kemari." ucapnya sambil memainkan dua buah batu yang baru saja ia ambil.
"Bagus.. Kalau kau tenggelam ditengah sana." tunjuk Jisoo jauh. "Lebih bagus lagi.."
"Ishhh, kurang ajar." pukul Lisa. "Kalau aku tenggelam bagaimana? Kau seperti tidak tau saja kalau aku tidak bisa berenang." ia menggerutu saat Jisoo tertawa lepas.
"Ya kalau kau tenggelam tak apa, sepupuku berkurang." Lisa menatap Jisoo dengan wajah datarnya.
"Sepupumu hanya 1. Aku saja." dengusnya.
"Oh iya aku lupa." agak sedikit canggung untuknya melontarkan candaan seperti biasa saat mereka bersama.
"Entah kenapa, aku senang melihatmu sekarang." Jisoo tertunduk enggan menatap Lisa lagi. "Kau dan Jennie sangat.." Lisa melemparkan batu gamping ke arah danau. "Kalian sangat bahagia."
"Kau juga.. Hmm, Lisa, aku ingin bicarakan sesuatu denganmu." ia pikir sepertinya Lisa tidak tau jika ia pernah menaruh rasa pada Rose jauh sebelum ia mengenal Jennie, mungkin ini saat yang tepat.
"Tentang? Bicara ya bicara saja." Lisa memberikan sebuah permen loli yang segera di sambar oleh Jisoo.
"Rose." jawab Jisoo singkat masih berkutat dengan permennya.
"Hubungan itu?" suara Lisa terdengar tak jelas, setelah selesai dengan permennya sendiri, Jisoo menoleh ke arah sepupunya itu.
"Permenmu mana?" tanyanya panik.
"Huhh.." Lisa memperlihatkan permen yang ia makan, permen loli yang ia emut dengan batang-batangnya di dalam mulut.
"Keluarkan!!" suruh Jisoo cepat. "Kau bodoh atau bagaimana? Tidak tau defisini jorok hah?" protesnya. Lisa terkekeh sambil mengeluarkan permen loli miliknya, menyisakan liur yang ikut menetes.
"Slurrrpp.. Haha.." tawanya kencang.
"Sungguh kau memang jorok!!" tatapan Jisoo sangat tajam padanya tapi hanya di balas gelak tawa.
"Lanjutkan, lanjutkan. Haha.. Oh tentang hubungan kalian. Aku sudah tau.."
"Sudah tau?"
"Iya aku sudah tau. Rose yang mencintaimu tapi kau yang ragu kan? Kita yang saling mencintai tapi ragu juga? Memang hanya Jennie yang membuatmu tak ragu sedikit pun dengannya."
"Aku juga ragu padanya.." nada suara Jisoo melemas, ia mengedarkan pandangannya jauh menatap danau yang sangat luas.
"Ragu? Lagi? Apalagi yang kau ragukan? Aku bahkan tak melihat jika ia juga ragu denganmu."
"Bukan dia, tapi aku."
"Bahkan setelah kalian menikah dan punya anak?"
"Iya."