Jisoo berjalan memasuki sebuah cafe yang baru pertama kali ini ia datangi, cafe tersebut tidak jauh dari Kuma Corp dan ia datang sendirian, tidak ada Jennie yang menemaninya.
"Hai, menunggu lama ya?" sapa Jisoo saat ia duduk di seberang Rose yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Aku baru saja sampai. Kau mau pesan apa?" tawar Rose.
"Ada Iced Americano?"
"Minuman kesukaanmu yang baru?" Rose mendelik.
"Tidak, aku memang sudah lama suka dengan minuman itu, hanya saja jarang ada cafe yang menjualnya." ucap Jisoo sambil mengeluarkan peralatan gambarnya. Rose pun memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua.
Jennie: "Jangan pulang malam, kita ada janji makan malam."
Pesan itu muncul dan membuat Jisoo kaget karena mejanya ikut bergetar karena ponselnya sendiri.
Jisoo: "Ya ya ya, aku akan datang. Jam 7 kan?"
Ia hanya tersenyum sambil mengetik balasannya.
Jennie: "Ya."
Jawab Jennie singkat, Jisoo hanya menatap datar saat kekasihnya mulai kambuh seperti itu.
"Bagus sudah ku balas panjang lebar." dengusnya.
***
Siang ini, Jisoo menemani Rose untuk membantunya mengerjakan tugas kelompoknya bersama Bryan. Jisoo pernah bilang pada Rose untuk membantunya meskipun mereka tidak satu kelompok kerja dan ia menepatinya.
Di selingi dengan canda tawa, Jisoo berusaha dengan sabar mengajari Rose yang sama seperti Jennie, telat berpikir.
Beberapa makanan sudah mereka pesan selama mengerjakan tugasnya, Jisoo bahkan sudah terlihat kelelahan meskipun Rose masih berkutat dan berusaha memahami semua yang di ajarkan oleh gadis culun itu.
"Kita lanjutkan saja di rumah." ajak Jisoo, ia melihat jam tangan hitam sport pemberian Jennie yang melingkar di tangan kirinya, sudah jam 6 sore dan langit di luar mulai gelap.
"Kenapa memangnya? Kan cafe ini masih buka sampai malam." Rose menengadah menatap Jisoo yang sudah bersandar lelah.
"Tak apa, aku sudah lelah, dan tubuhku lengket aku butuh mandi, ayo kita pulang. Tugas mu masih bisa aku selesaikan lagi nanti." Jisoo mengelak dengan alasannya, hanya karena ia ada janji dengan Jennie.
"Kau tidak sedang ada sesuatu kan?"
"Ada sih."
"Pentingkah?"
"Penting." jawab Jisoo datar. Rose membuang wajahnya ke arah jendela dan terdiam. "Ayo pulang, aku akan ajarkan kau di rumah." hibur Jisoo. Rose hanya menurut saat Jisoo tersenyum simpul dengan wajah lelahnya.
***
Jam 19.45 dan Jisoo belum juga sampai, Jennie sudah melipat kedua tangannya di depan dada saat suara deru mobil ferrari merah itu terdengar di depan rumah. Rose yang pertama masuk ke rumah hanya tak menoleh ke arah Jennie sedikit pun, disusul oleh Jisoo yang tertunduk setelah melihat gadis bermata kucing itu memasang wajah cemberutnya.
"Tadi aku.."
"Makanannya sudah dingin.." potong Jennie dengan cepat kemudian beranjak masuk ke kamar.
"Jen.." panggil Jisoo. Perutnya yang sudah lapar membuatnya lupa akan Jennie, ia segera duduk di meja makan dan melihat nasi goreng kimchi yang menggugah selera.
Tak banyak yang bisa Jisoo lakukan saat Jennie marah padanya, seberapa keras pun ia mencoba untuk mengajak gadis itu bicara dengannya, ia selalu mengelak dan menjauh.