Arshy || Godaan Rahsa

17.1K 694 19
                                    

Cinta, sebuah rasa yang tidak perlu terucap atau pun terungkap, cukup memendam dan menanti. Akan ada saatnya, semua akan terungkap dengan Jalan-Nya, InsyaAllah.

~ArshyAresha Akbar~

☁️☁️☁️

Keramaian di koridor kelas XI IPA A, tidak membuat seorang gadis blasteran Arab-Indonesia, terusik dengan kegiatannya yang tengah membaca novel. Gadis berperawakan tinggi, berkulit putih nan bersih itu, memang suka sekali membaca. Bahkan, ketika murid-murid yang lain sibuk mengisi perutnya di kantin, ia lebih memilih duduk manis di bangkunya, dengan manik mata yang tidak pernah lepas dari sebuah novel yang ada dalam dekapan tangannya.

Arshy Aresha Akbar, nama gadis tersebut. Walaupun ia suka menyendiri dan jarang ditemui, tetapi gadis cantik nan cerdas ini adalah salah satu murid yang cukup terkenal di SMA-nya. Bagaimana tidak? Ia menyandang gelar siswi tercantik sekaligus juara 1 paralel se-SMA Pelita. Banyak kakak kelas, adik kelas, serta teman sekelas yang mendamba-dambakan dirinya. Yah, tetapi begitulah sosok seorang Arshy, tidak minat dengan lelaki, alasannya hanya satu, hendak fokus belajar dulu.

Namun, beberapa hari ini, pertahanan akan komitmennya untuk tidak berpacaran, seakan runtuh begitu saja. Tembok pembatas yang ia bangun kokoh, hancur dengan hadirnya sesosok lelaki. Laki-laki tampan nan soleh telah memorak-porandakan benteng pertahanannya. Mengenai lelaki itu, bukan hanya Arshy saja yang berpendapat demikian, tetapi seluruh siswi yang ada di SMA pelita tentunya.

Sejak Arshy pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah ini, memang telah terdengar desas-desus tentang lelaki tersebut, tetapi Arshy tidak peduli. Hingga akhirnya, ketika ia dan sosok idaman itu disatukan dalam satu organisasi dan dituntut untuk selalu bekerja sama, membuat Arshy tidak dapat menghiraukannya begitu saja.

"Hai, Arshy. Lo lagi ngapain?" sapa dan tanya seorang siswi yang baru saja tiba di hadapan Arshy. Kedatangannya cukup membuat Arshy merasa kaget, hingga novel yang ia pegang terjatuh menghempas lantai.

"Assalamualaikum, salam dulu Nessa. Lagi pula, pertanyaan lo itu seperti biasa, gak berbobot. Jadi, lo gak perlu banyak omong deh," ucap seorang siswi yang datang bersama dengan Nessa, siswi yang sebelumnya.

"Walaikumsalam. Ness, lain kali salam dulu. Selepas itu, baru deh kamu nyerocos panjang lebar. Biar gak bikin aku kaget," jawab Arshy, sambil mengelus dadanya lembut. Lalu, mengambil novelnya yang tadi terjatuh.

"Yah, sorry. Gue lupa," sesal Nessa.

"Ya Allah, Ness. Salam kok dilupa. Salam itu suatu kebiasaan yang baik. Gue jadi mikir deh, yang biasa aja lo lupa, bagaimana yang gak biasa?" omel Shera yang bertujuan untuk menasihati Nessa, sahabatnya.

"Gue tau kok, lo berdua itu punya daya ingat yang kuat. Gak kayak gue, pelupa plus punya otak yang gak encer," ungkap Nessa mendramatis, membuat Shera dan Arshy geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan tingkah sahabatnya.

Nessa Aristya, sahabat Arshy sejak masuk di SMA Pelita. Berbeda dengan Sherabella Adimaya yang telah menjadi sahabat Arshy sejak bangku SMP. Mereka bertiga berada dalam kelas yang sama, membuat hubungan persahabatan mereka semakin kokoh.

"Nessa! Bisa gak sehari aja lo gak ngedrama?" tanya Shera dengan nada kesal yang teramat kentara. "Shera! Bisa gak, sehari aja lo gak ngurusin gue?" balas Nessa dengan maksud mengejek Shera. Sedangkan Arshy, memutar bola matanya malas, melihat tingkah kedua sahabatnya ketika bertemu, layaknya Tom & Jerry, si tuan kucing dan tikusnya.

"Ar, emangnya lo gak laper? Dari tadi, lo cuman baca novel aja. Gak pergi ke kantin dan juga gak makan di kelas," tanya Nessa bermaksud memberi perhatian pada Arshy. "Sekali-kali gitu, lo keluar kelas jalan-jalan ke kantin atau sekedar putar-putar koridor. Siapa tau lo kecantol sama cogan," usul Nessa yang membuat Shera memelototinya tak suka.

"Ness, lo kayak gak tau aja. Arshy itu udah kenyang sama setiap huruf yang ada dalam tuh novel. Dan satu lagi, lo kan tau dia itu gak kayak lo, ganjen," kesal Shera mendengar usul dari Nessa. Menurutnya, sangat tidak bermutu untuk seorang Arshy.

"Eh, Sherabella putri pak Adi. Gue ngobrolnya sama Arshy, bukan sama lo," sinis Nessa yang tidak suka jika Shera selalu ambil andil dalam percakapannya dengan Arshy. Sementara Arshy, ia hanya diam, membiarkan kedua sahabatnya beradu mulut dengan tenang. Sebenarnya, dia tidak habis pikir. Sahabatnya yang satu itu, tidak jauh-jauh pikirannya dari makhluk yang diberi nama cogan. Padahal, hanya dengan memikirkan lawan jenis saja, sudah terhitung khalwat.

Melihat Arshy yang sama sekali tidak merespond dari tadi, Nessa celingak celinguk tidak jelas, diikuti oleh Shera setelahnya. "Arshy! Ada Kak Abigail tuh!" pekik Nessa heboh, ketika melihat seorang pria berperawakan tinggi nan tampan berjalan di koridor kelas XI IPA. "Wah. Kak Abigail tambah genteng aja," ucap Shera dengan mata yang berbinar, memandang ciptaan Tuhan yang begitu indah.

Mendengar hal itu, Arshy langsung menunduk, berpura-pura membaca kembali novelnya. Dia berusaha menghindar dari obrolan mengenai lelaki itu, lelaki yang telah mengganggu pikirannya beberapa hari ini. Dia telah berusaha sekuat tenaga untuk menghapus pikirannya akan lelaki tampan tersebut, tetapi pikiran dan hatinya sama sekali tidak dapat diajak kompromi. Bayangannya, selalu datang menghantui.

"Khmmm." Deheman seseorang membuyarkan lamunannya. "Eh, I-i-iya Kak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Arshy terbata-bata. "Mmmmmt, nama lo?" tanya pria yang menjadi pusat perhatian seluruh siswi kelas XI IPA itu, tidak terkecuali Nessa dan Shera.

"A-A-Arshy Kak. Ada apa yah?" Suara bariton itu, rupa-rupanya membuat Arshy menahan kegugupannya setengah mati. "Arshy, lo kemana aja di jam istirahat tadi? Bukannya kemarin udah di bilangin sama pak Darma buat kumpul di sekret (Sekretariat). Dan gue udah nyariin lo dari tadi, tapi lo gak ketemu. Pokoknya gue gak mau tau, selepas jam pelajaran terakhir berakhir, lo harus ada di sekret! Gak pake penolakan! Oke?" jelas pria yang bernama Abigail tersebut dengan penuh penekanan. Tak elak, sikapnya mampu membuat orang-orang di sekelilingnya menatap kagum juga terheran dan bertanya-tanya. 'Apakah hatinya yang beku itu sudah mencair?'

Tanpa mendengar jawaban dari Arshy, Abigail pergi begitu saja. "Ar, are you okey?" tanya Nessa yang melihat Arshy diam mematung. "Huh---" Sedangkan Arshy, dia tidak menjawab tanya dari Nessa. Dia sibuk menghela napas, menetralkan debaran jantungnya yang menggila.

"Sampai segitunya lo. Jangankan kita, bernapas aja sampai lupa," goda Shera sambil mencolek-colek dagu Arshy. Arshy yang diperlakukan seperti itu, hanya diam termangu. "Sher, jelaslah dia lupa, soalnya semua pikirannya itu udah berpusat pada si dia." Tidak hanya Shera, kini Nessa pun ikut-ikutan menggoda Arshy.

"Sepertinya, Kak Abigail ada something deh sama lo, Ar. Ini pertama kalinya, Kak Abigail ngomong se-panjang itu, diluar dari pidato-pidatonya," heran Nessa dengan prilaku Abigail. "Kali ini, gue sepaham sama loNess," ucap Shera, menyetujui hasil pemikiran Nessa.

"Sher, kok ni anak diem aja? Kesambet kali yah," tanya Nessa kepada Shera melihat Arshy bergeming, masih diam terpaku. "Cie, cieee. Ada yang sedang jatuh cinta nih," ledek Shera dan Nessa kompak.

"Astaghfirullah," gumam Arshy dalam diamnya.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang