"Penilaian dan ancaman manusia tidak sebanding dengan penilaian dan ancaman Allah."
~Arshy Aresha Akbar~
☁️☁️☁️
Tiga Minggu sudah berlalu, event rohis yang mereka telah rencanakan sedemikian rupa diundur karena ternyata bertabrakan dengan US. Sehingga mereka merombak schedule. Mereka berencana melaksanakan event itu sebelum libur sekolah tiba. Namun, hal itu berarti cukup seminggu waktu yang mereka punya untuk mempersiapkan segalanya.
Tidak hanya hal tersebut tantangannya, ternyata event yang mereka sudah rancang minggu lalu harus diubah, karena kepala sekolah tidak menyetujui rancangan acara mereka. Jadilah acara mereka akan digabung dengan pensi, sehingga mereka mengubah haluan untuk membuat bazar yang menjual buku-buku islami serta ikut pertunjukan pensi dengan tema keislaman selaras dengan kesenian yang diperlombakan oleh OSIS.
Olehnya, hari ini Abigail mengumpulkan semua anggota Rohis untuk mengadakan rapat. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu," salam Abigail. Dengan didampingi Arshy di sebelah kanannya, dia berdiri penuh karisma. "Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatu," jawab anak-anak Rohis serentak. "Baiklah teman-teman. Berhubung acara yang telah kita susun mesti dipending karena suatu hal. Maka dari itu, saya selaku ketua Rohis mengajak kalian semua untuk melanjutkan kembali hal yang sempat tertunda tersebut, meski ada beberapa hal yang perlu kita ubah," jelasnya kemudian.
Jika diacara rapat seperti ini, biasanya Abigail memang agak cerewet, karena memang hal tersebut diperlukan. Walau wajahnya tidak selaras dengan perkataannya, tetap saja dia terlihat begitu memesona.
"Saya tau bahwa waktu seminggu untuk menyusun suatu acara merupakan waktu yang sangat singkat. Namun, saya tetap yakin bahwa kita dapat melakukannya. Lagi pula kita kan telah menyusun rangkaian acaranya tiga minggu lalu, sekarang yang harus kita lakukan tinggal menyiapkan semua keperluan untuk acara tersebut dan tinggal memodifikasinya sedikit saja." Begitulah kira-kira penjelasan Abigail kepada para anggotanya. Tentunya hal itu menarik perhatian para anggota siswi dengan ketegasan Abigail, memberi semangat pada Anggota siswa dengan karisma Abigail.
Melihat para anggota rohis hanya diam, entah apa yang mereka pikirkan, yang jelas pandangan mereka hanya tertuju pada satu orang, yaitu Abigail. Arshy angkat bicara, "bagaimana? Apakah kalian siap mengemban amanah ini?" tanya Arshy dengan tegas, tetapi tetap dengan kelembutannya, membuat Abigail menoleh ke arahnya dengan tersenyum. "INSYAALLAH siap!" jawab mereka serentak dan setengah berteriak.
"Em, jadi Kak mau langsung ngumpulin peralatannya atau gimana?" tanya Arshy kepada Abigail yang mampu membuyarkan lamunan Abigail, ia sedari tadi memandang Arshy tanpa berkedip. Khilaf kah? "Oh, iya. Mmmt, gimana kalo anak-anak suruh datang aja ke rumah gue nanti sore? Kita omongin lagi soal pengumpulan barang-barang yang diperlukan untuk event kita ini?" Abigail memberikan argumen sekaligus bertanya kepada Arshy mengenai persetujuan Arshy terhadap saran darinya. "Boleh tuh," jawab Arshy menganggukkan kepalanya pertanda setuju.
"Oke, teman-teman. Jadi, nanti sore datang aja ke rumah saya. Nanti kita bicarakan lagi di sana mengenai barang apa saja yang kita perlukan dan bagaimana cara kita mengumpulkannya secepat mungkin," seru Abigail kepada para anggotanya yang dihadiahi ledekan oleh hampir semua dari mereka. "Udah denger!" teriak mereka serentak. Ada-ada saja perilaku Abigail. Dia membicarakan hal tersebut pada Arshy di depan anggota lainnya. Otomatis mau tidak mau mereka sudah mendengar, jadi tidak perlu diberitahukan lebih lanjut.
"Oke, Oke, maaf. Kalau begitu kita sudahi dulu rapat kita. Jangan lupa datang nanti sore ke rumah saya. Kalau tidak bisa datang tolong berkabar. Oh, iya. Jangan lupa bawa barang bekas, apa aja. Siapa tau bisa digunakan untuk dekorasi event kita. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu." Penuturan Abigail tersebut mengakhiri rapat mereka, dengan begitu setelah menjawab salam Abigail mereka bergegas keluar dari sekretariat rohis untuk bergegas pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshy ✓
Teen FictionKisah romansa anak remaja. Mencinta, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan menyentuh, memandang pun enggan, karena teringat akan dosa yang memenjara. Hendak menunggu waktunya tiba, tetapi rasa telah membuncah kian bertahtah. Apalah daya, bers...