Arshy || Berulah dan Berubah

5K 327 2
                                    

Cinta merupakan salah satu rasa yang mampu membuat seseorang berubah.

~Abigail Khafidz Ar-Rahman~

☁️☁️☁️

Sebuah bis telah terparkir di parkiran SMA Pelita. Satu persatu anggota rohis berdatangan dengan diantar orang tua maupun supir keluarga mereka.

Kini mereka tengah berkumpul di dekat bis, mendengar arahan dari pak Darma. "Bapak mohon maaf karena Bapak tidak bisa ikut bersama kalian. Seperti yang sudah kalian tahu, istri Bapak sedang sakit. Jadi tanggung jawab Bapak, Bapak serahkan sepenuhnya kepada Abigail didampingi oleh Arshy," ujar Pak Darma setelah mengucapkan salam pembuka. "Bapak harap kalian baik-baik di sana dan nikmati kebersamaan kalian," lanjutnya.

"Sekarang, Bapak serahkan semuanya kepada Abigail dan Arshy," ucapnya kemudian. Ia menepuk bahu Abigail, lalu pamit kepada anak didiknya berlalu dari sana.

Sepeninggal pak Darma hanya keheningan yang menyelimuti. Karena sedari tadi Abigail tidak mengatakan apa-apa, sementara para anggota rohis menanti arahan darinya. Sehingga mau tidak mau, Arshy langsung ambil andil. "Teman-teman, sebelum kita berangkat ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Dengan harapan bahwa kita akan selamat sampai ke tujuan," ujar Arshy tersenyum lembut.

"Tungguin kita dulu dong!" teriak seseorang yang sudah menjadi pusat perhatian sekarang. Mereka adalah kedua sahabat Abigail, Arby dan Zafran. "Lah, Ar. Mereka ikut juga?" tanya Nisa kepada Arshy. "Sepertinya begitu," jawab Arshy sekenanya. Sementara itu, anggota rohis yang lain terlihat antusias dengan kedatangan keduanya. Bagaimana tidak? Keempat pria tampan di SMA Pelita termasuk Rael, ikut memeriahkan acara mereka kali ini.

Cukup lama suasana terdengar ricuh, hingga Arshy meminta mereka untuk menundukkan kepala seraya berdoa. "Baiklah, teman-teman. Sekarang silahkan naik ke bis. Kalian bebas memilih teman sebangku. Jangan lupa barang-barangnya dibawa sekalian, kalian bisa taruh di bawah bangku masing-masing," ujar Arshy setelah menyudahi kegiatan berdoa mereka.

Mendengar arahan dari Arshy, mereka semua naik ke bis, yang kemudian disusul oleh Arshy dan Abigail setelah keduanya memastikan tidak ada yang tertinggal.

Di dalam bis, Arshy duduk bersama Annisa. Sementara Abigail duduk bersama Rael. Mereka yang merupakan anggota inti dari rohis duduk di bangku belakang driver bis yang bersebrangan, disusul Arby dan Zafran yang duduk di bangku belakang Abigail serta  Anggota rohis lainnya dibelakang mereka hingga ujung bis.

Suasana sedikit mencekam, bukan karena mereka menaiki bis berhantu, tetapi ekspresi Abigail yang dingin mendominasi. "Diam-diam bae!" teriak Zafran jengah dengan situasi yang seperti ini. "Gimana kalo kita nyanyi-nyanyi aja?" teriak Zafran untuk kedua kalinya. "Gimana kalo kita main games?" Kini Anisa yang memberi ide, menyanggah saran dari Zafran sebelumnya.

"Aku setuju dengan Nisa. Main games lebih seru dari pada nyanyi gak jelas. Masih mending jikalau suaranya seperti Shawn Mendes atau Manu Rios, gimana jika suaranya masih merduan Mak gue yang lagi ngomel di rumah?" ujar Rael yang diakhiri dengan tawa sumbang. "Ye, sekate-kate lo. Mentang-mentang Adek lo yang beri ide," ujar Zafran mendengar penuturan Rael, sementara yang lain tertawa mendengarnya.

Dengan candaan sekecil itu saja, mereka sudah berhasil mencairkan suasana. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti ide Anisa bermain games.

Arshy dan Arby pun ikut andil, berbeda dengan Abigail yang lebih memilih memandang keluar jendela sambil mendengarkan murothal Al-Qur'an dengan earphone di telinganya. Sepertinya hal itu ampuh untuk menenangkan hatinya yang tengah dilanda keresahan, masih cemburu mungkin.

☁️☁️☁️

Pemandangan diluar jendela bis begitu menggiurkan, terlihat kebun teh nan luas dengan pohon-pohon cemara di sekitarnya. Jalanan yang berkelok-kelok menambah kesan keindahan. Serta matahari di atas sana dengan panas menyengat tetapi indah cahayanya.

Sementara keadaan di dalam bis tengah sunyi dan senyap. Bagaimana tidak? Setelah lelah bermain mereka semua memutuskan untuk tidur kecuali Arby, Arshy dan Abigail.

Walau mereka tetap terjaga, tidak ada yang membuka suara. Mereka sepertinya lebih nyaman dengan suasana yang sunyi senyap sambil memandang keindahan diluar jendela.

"Ar, bawa minyak angin gak?" tanya Arby yang ditujukan untuk Arshy, ia tidak sadar bahwa Abigail juga tetap terjaga seperti mereka. "Kak Arby bicara sama aku?" tanya Arshy sedikit pelan takut membangunkan teman-temannya.  "Kok manggilnya Kakak sih? Biasanya juga manggil sayang," ujar Arby dengan tujuan untuk menggoda Arshy. Namun tanpa disadarinya, Abigail tengah mengepalkan tangan menahan amarah yang sedari kemarin belum ia luapkan.

"Ih, gak usah gombal deh, Kak. Biasanya juga aku manggil Kakak kalo lagi sama teman-teman," ucap Arshy kesal mendengar gombalan Arby yang terkesan dibuat-buat. Dirinya yang tengah fokus mencari minyak angin buyar sudah.

"Udah pada tidur kali. Bisalah panggilnya seperti biasa. Kan ...." Sebelum Arby menyelesaikan ucapannya, Arshy telah berada didepannya sambil menyodorkan minyak angin tepat didepan kedua matanya.

"Bikin kaget aja deh. Sekalian usapin yah di tengkuk sama kepala KAKAK," ujar Arby dengan menekankan kata 'kakak'.  Sepertinya ia belum puas menggoda Arshy, sementara Arshy hanya dapat geleng-geleng kepala dengan tingkah Arby jika berada di dekatnya. Namun tidak urung, ia melaksanakan hal yang diperintahkan oleh Arby.

"Kalo mau mesra-mesraan jangan di sini, mengganggu para jomblo tau gak." Kalian salah jika mengira Abigail yang membuka suara, yah Abigail memang sudah mau membuka suaranya. Namun, Zafran mendahuluinya, sepertinya ia terganggu dengan suara Arshy dan Arby, sehingga ia terbangun dari tidurnya.

"Eh, Kak Zafran udah bangun?" ujar Arshy salah tingkah, seperti orang yang dipergoki selingkuh oleh pacarnya. "Gak, masih tidur ini. Lagi ngelindur aja," canda Zafran, tetapi Arshy tidak menanggapinya. Ia berlalu dari sana setelah sebelumnya mengucap kata maaf kepada Zafran.

"Kalian kok Deket banget?" tanya Zafran penasaran terhadap hubungan Arby dengan Arshy. Pertanyaan Zafran tersebut tidak sama sekali membuat Arshy khawatir, Arshy tetap tenang dan begitu pula dengan Arby.  Mereka berdua memang seperti itu, karena mereka percaya Allah lebih mengetahui segalanya, maka yang terjadi biarlah terjadi.

"Kalian ada hubungan apa?" tanya Zafran kedua kalinya, setelah tidak mendengar jawaban dari keduanya. "Udah Nikah? Atau masih proses Khitbah?" tanyanya lagi, tetapi kali ini dia bertanya dengan dua pertanyaan sekaligus.  Zafran tidak perlu repot-repot bertanya apakah mereka pacaran atau tidak, karena ia yakin sahabatnya itu tidak mungkin berpacaran dan dengan penampilan Arshy yang seperti itu, lebih tidak mungkin lagi jika mereka memiliki hubungan seperti itu.

"Tapi, melihat kemesraan kalian berdua tadi, aku tebak udah nikah sepertinya. Ya ampun sahabat gue nikah muda," ucap Zafran antusias. "Selamat, yah. Kok gak ngundang sih? Jahat deh. Padahal, kalo ngundang aku kan bisa makan gratis," ujar Zafran, tanpa memberi kesempatan Arshy maupun Arby menanggapinya.

"BISA DIAM GAK SIH?!" bentak Abigail pada akhirnya, membuat seisi bis terbangun kaget. Terdengar bisik-bisik dari mereka, "kenapa tuh Kak Abigail?" Tidak hanya itu, yang lain pun menyahuti,  "aura dinginnya kembali lagi." Tidak jarang ada yang memuji, "makin cool deh." Namun, Abigail merasa terganggu dan akhirnya kembali mendesis walau pelan. "Berisik," ujarnya lalu memasang earphone di telinganya.

Mendengar itu, semua orang yang berada di dalam bis diam. Bahkan sang supir yang tadinya bersenandung lirih juga ikut terdiam. Ada pula yang kembali tertidur.

Mereka sudah biasa melihat Abigail yang dingin dan sedikit kasar seperti ini, dia memang seperti itu jika merasa sedang terganggu. Berbeda dengan Arshy yang baru pertama kali melihat salah satu prilaku si most wanted SMA Pelita itu, ia mengelus dadanya sambil terus beristighfar. Annisa yang melihat Arshy sepertinya kaget, mengambil air minum yang diterima baik oleh Arshy.

Intinya, seseorang bisa berubah karena Cinta. Layaknya Abigail, cemburu membuat amarahnya membuncah dan merubah sifatnya. Dengan mengatasnamakan Cinta, dia telah berulah, dia berubah.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang