Arshy || Hikmah di sebalik peristiwa

4.7K 318 3
                                    

Memaafkan memang mudah, tetapi tidak dengan melupakan.

~Only Me~

☁️☁️☁️

Di ayunan balkon kamarnya, Arshy tengah membaca buku dengan kaca mata yang bertengger manis di hidung mancungnya. Tanah dan tumbuh-tumbuhan yang menyebarkan aroma selepas hujan memberikan ketenangan dalam malam yang indah bertemankan bulan dan bintang.

Dalam keseriusannya memahami kata demi kata dalam buku yang dibacanya, tiba-tiba ponselnya bergetar dengan lampu kecil di layar kanannya berkedip-kedip, pertanda tengah ada yang menelponnya.

"Assa---" Belum sempurna salamnya, orang diseberang menerobos dengan perkataannya. "Salam dulu, Kak," tegur Arshy, karena orang diseberang tidak memberi salam terlebih dahulu.

"Iya, kalo aku bisa pasti aku nolong Kak Cantika kok," ujarnya dengan lembut kepada orang yang menelponnya. Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Cantika, seseorang yang sempat memberikan masa kelam dalam masa lalu Arshy.

"Sekarang? Gak bisa besok aja, Kak? Ini kan udah malam," tawar Arshy, sepertinya kurang menyetujui apa yang dikatakan Cantika di seberang.

"Yah, udah. Tapi, aku boleh pergi sama Bang Arshya? Soalnya, pasti Bunda sama Ayah gak akan ngizinin aku pergi sendiri,"ujar Arshy. "Baik, Kak. Sampai jumpa nanti," ucapnya lalu menutup sambungan telepon setelah sebelumnya memberi salam.

☁️☁️☁️

Orang miskin akan dicoba dengan kemiskinannya. Orang kaya akan dicoba dengan kekayaannya. Yang berkuasa akan dicoba dengan kekuasaannya. Suami akan dicoba dengan istrinya. Istri akan dicoba dengan suaminya. Orang tua akan dicoba dengan anak-anaknya. Anak-anak akan dicoba dengan orangtuanya.

~Only Me~

☁️☁️☁️

Dengan ditemani oleh Arshya, Arshy menemui Cantika di salah satu caffe yang ada di kota Bogor. Memang beberapa menit yang lalu, Cantika menelepon Arshy dan meminta bertemu dengannya saat ini juga. Katanya ada yang perlu dia sampaikan kepada Arshy. Entah apa itu, yang jelas Arshy hanya memenuhi undangannya.

Keraguan jelas masih terlintas dibenaknya untuk bertemu dengan Cantika. Seseorang yang sempat menoreh luka pada perasaannya. Meski ia sudah berusaha memaafkannya, bahkan dirinya sudah berusaha untuk mengikhlaskan yang telah terjadi, tetapu Arshy tetap tidak bisa melupakan. Melupakan tidak semudah memaafkan bukan?

Arshy lihat di ujung sana, dia melambaikan tangannya. Tersenyum ke arah Arshy dengan tatapan penuh rasa bersalah. Sementara Arshya, menarik Arshy mendekat ke arahnya. Seperti melindungi adiknya, takut-takut Cantika akan berbuat yang tidak-tidak pada bidadari kecilnya.

"Assalamualaikum, Kak. Maaf udah buat Kakak nunggu lama," ujar Arshy menghampiri Cantika. "Walaikumsalam, gak apa-apa. Gue belum lama juga kok disini. Ayo silahkan duduk dulu," jawabnya, lalu mempersilahkan Arshy dan Arshya duduk. Kemudian mereka pun duduk.

"Jadi, ada urusan apa lo sama Adek gue?" tanya Arshya ketus, Arshy pun hanya dapat menyenggol lengan abangnya tersebut, lalu tersenyum ke arah Cantika. "Maaf, Kak. Bang Arshya lagi sensi. Jadi gitu deh," ujar Arshy merasa tidak enak hati.

"Gak apa-apa, lagian gue pantes ngedapatin ini setelah apa yang gue lakuin ke lo," ucap Cantika dengan penuh rasa bersalah. "Bagus kalo lo nyadar," ketus Arshya lagi, makin menjadi. "Bang! Abang diem atau Abang pulang?" ancam Arshy. Sungguh Arshy merasa tidak enak dengan Cantika atas perlakuan Arshya. Hal tersebut membuat Arshya bungkam dan membuang wajahnya ke sembarang arah.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang