Arshy || Sedihnya Bidadari

5K 321 0
                                    

"Menangisi perbuatan manusia hanyalah sebuah kesia-siaan semata. Memangnya jikalau kita menangis, waktu akan kembali? Jikalau kita menangis bisa membuat mereka sadar akan perbuatan mereka? Jikalau kita menangis bisa membuat kita bahagia? Tidak bukan? Jadi lebih baik jika kita tersenyum agar terlihat bahagia."

~Arshy Aresha Akbar~

☁️☁️☁️

Setelah semua kesakitan yang dirasakan oleh Arshy, ia pergi. Kepergiannya bukan untuk menghindari masalah, tetapi menyelesaikan masalah dengan damai dan bertahap. Ia tinggalkan mereka yang tidak mencintainya untuk Dia yang mencintainya (Allah), untuk mereka yang mencintainya.

Arshy pun tidak bisa menyalahkan mereka, karena mereka tidak tahu apa-apa. Mereka hanya terjebak dalam sebuah jurang tanpa dasar. Yah, mereka hanya memainkan peran mereka dalam dunia sandiwara, dengan Arshy yang menjadi pemeran utamanya sementara mereka menjadi pemeran antagonisnya.

Yang jelas apa pun yang terjadi, Arshy tetaplah seorang Arshy. Segalanya patut ia syukuri. Mungkin ini ujian dari Allah untuknya. Ujian agar ia tetap di sisi-Nya dan percaya pada-Nya, ujian untuk sebuah ujung kebahagian, ujian untuk menghapus dosanya di masa lampau.

"Arshy, are you okey?" tanya Shera menepuk bahu Arshy, membuat Arshy tersentak dari lamunannya. "Alhamdulillah, aku baik-baik saja," jawabnya. Ia tersenyum ke arah Shera seakan telah hilang beban dan kesedihannya, walau tidak seperti itu kenyataan yang ada.

"Okey dari mananya? Lo itu udah difitnah, dihina pula. Kepala sama hati gue yang panas dengernya nih. Mereka itu harusnya dikasih pelajaran dikit lah. Sekali-kali gitu Ar, ngebentak," ujar Nessa yang datang bersama Shera penuh emosi.

Ini jugalah yang Arshy sangat syukuri. Ia mempunyai dua orang sahabat yang selalu menemani apa pun keadaannya. Dapat Arshy rasakan kehadiran mereka berdua, Shera dan Nessa telah mengikutinya sedari awal ketika di kantin hingga di halte bus ini.

Lihat lah, diantara banyaknya orang di dunia ini, pasti akan ada di antara mereka yang menyayangimu, maka jangan sia-siakan rasa sayang mereka. Sambutlah dan genggam, jangan biarkan rasa itu hilang.

"Gak boleh gitu tau, Ness. Gak baik, ah. Lagi pula, mereka itu gak salah. Mereka gak tahu apa-apa. Aku yang salah. Aku yang terlalu tertutup sampai gak sadar membuat mereka berspekulasi tentangku yang berakhir menjadi fitnah dan hinaan," ujar Arshy berusaha menjelaskan situasi yang terjadi pada kedua sahabatnya.

"Yah, kalo gak tau apa-apa diam aja. Gak usah ngefitnah!" sewot Nessa, dia masih dalam emosi yang menggebu-gebu.

Jujur saja, Arshy tidak pernah menyangka, bahwa Nessa bisa senekat itu untuk menampar orang lain. Keajaiban persahabatan mungkin.

Walau mereka sering kali melakukan kejahilan, suka membuka aib, suka mengejek dalam hal bercanda, menghina kadang kala, tetapi mereka yang akan maju berada di garis terdepan ketika kamu diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

Apa lagi di masa SMA ini, masa di mana kita tengah labil-labilnya. Sahabat lah yang paling berpengaruh pada diri kita, yakin dan percaya lah. Mereka adalah tempat curhat ternyaman. Ketika orang lain membuat kita bersedih, merekalah yang membuat kita tersenyum. Ketika orang lain membuat kita menangis, mereka lah yang membuat kita tertawa. Orang lain yang membuat kita pusing, mereka lah obatnya.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang