Arshy || Kesalahan Arshy

6.1K 413 5
                                    

Kesalahanku adalah membiarkan dirimu masuk dalam kehidupanku.

~Arshy Aresha Akbar~

☁️☁️☁️

Sudah satu jam sejak kepulangannya, tetapi tidak seperti biasanya, di mana ia akan membantu bundanya mengerjakan pekerjaan rumah. Arshy mengurung diri di kamar, begitu banyak pikiran yang terlintas di kepala cantiknya itu. Ia berpikir keras mengenai kejadian pelabrakan kakak kelasnya di sekolah siang tadi.

"Ngelamun aja. Masih mikirin masalah siang tadi?" ucap Arshya abangnya yang tiba-tiba datang membuyarkan lamunannya.  "Eh, ada Abang. Dari tadi? Kok gak kedengaran ketok pintunya?" jawab Arshy yang sedikit terlonjak kaget dengan kehadiran Arshya yang begitu tiba-tiba. Arshya tersenyum lebar ke arah adiknya kemudian terduduk di sebelahnya. "Udah ketok pintu dari tadi, pake salam sekalian. Tapi, gak ada yang nyahut. Kirain yang punya kamar udah dead, yah udah langsung masuk aja. Eh, taunya yang punya kamar lagi duduk cantik sambil ngelamun,” jelas Arshya terkekeh sambil mengacak rambut Arshy yang tengah digerainya itu.

"Gak usah dipikirin masalah tadi. Anggap aja angin lewat,” ucap Arshya kemudian, sambil mengusap kepala Arshy lembut. Mengenai Arshya yang mengetahui masalah Arshy dengan Cantika, tentu saja karena Arshy yang menjelaskannya pada saat Arshya menjemputnya di sekolah. "Yah, gimana gak kepikiran coba, baru kali ini aku dilabrak cuman gara-gara cowok tau, Bang." Arshy berucap lirih dengan wajah cemberut dan memilin-milin sarung bantal di pangkuannya. "Jangan bilang cuman gara-gara cowok, Dek. Abang kan udah bilang, bagi seorang muslimah berurusan sama cowok itu sebuah petaka," nasehat Arshya dengan penuh penekanan mampu membuat Arshy tertunduk.

"Tapi kan, Adek gak tau kalo masalahnya bakal kayak gini. Lagian Adek gak ada maksud deket-deket sama Kak Abigail, kebetulan aja Kak Abigail partner aku dan kebetulan juga dia hari itu di kantin semeja sama aku. Semuanya bukan kemauan aku, Bang," tutur Arshy dengan suara sangat lirih, masih tidak berani mengangkat kepalanya. "Setidaknya kamu menghindari semua itu, kalo udah tau ada cowok yang berusaha deket sama kamu, langsung menghindar aja!" Kali ini Arshya sudah tidak setenang tadi, ia sudah mulai meninggikan suaranya. Ia sungguh tidak ingin adik kecilnya terkena masalah. Dengan mata yang sudah berair Arshy berucap lirih, "Maaf."

Mendengar permintaan maaf adiknya itu, Arshya hanya dapat menghela napas. "Gak apa-apa. Gak usah minta maaf, kamu gak salah keadaan yang salah," ujar Arshya dengan mengendalikan kemarahannya. "Yah udah. Sana gih, bantuin Bunda masak. Nanti Bunda khawatir lagi, dikiranya kamu kenapa-napa, barusan gak bantuin Bunda soalnya." Arshya berusaha membuat Arshy bersemangat lagi, tetapi dia sama sekali tidak urung melepaskan tangannya dari ubun-ubun kepala adiknya.  "Iya, Bang. Tapi, singkirin dulu ini tangannya," ujar Arshy sambil memindahkan tangan Arshya dari kepalanya

☁️☁️☁️

Abigail berjalan dengan terburu-buru di koridor sekolah. Ia sangat penasaran dengan apa yang dia lihat semalam di akun Instagram Arby.  Sesampainya di dalam kelas, ia langsung duduk di tempatnya. Dan kebetulan sudah ada Arby di sana sedang memainkan telepon genggamnya. "Assalamualaikum," salam Abigail. "Walaikumsalam. Eh, udah dateng," jawab Arby yang sebelumnya menoleh pada Abigail. "Zafran? Belum dateng?" tanya Abigail basa-basi sebelum memulai pertanyaan yang membuatnya penasaran dari semalam. "Belum, palingan masih di jalan tuh anak," jawab Arby sekenanya.

Melihat tidak mungkin ada yang bisa menganggunya dari ketidakseriusan nantinya, Abigail memulai sesi introgasinya pada Arby. "Gue mau ngomong." Karena mendengar perkataan Abigail yang bernada serius tersebut, Arby menyimpan teleponnya dan menghadap Abigail. "Loh, bukannya dari tadi lo udah ngomong," ujar Arby yang mampu membuat Abigail menatapnya tajam. "Serius!" geram Abigail yang memang tidak suka dibercandai jika ia sedang serius.

Arby terkekeh dengan tingkah Abigail. Kemudian dia menghela napas dan berucap, "iya, iya. Maaf, langsung intinya aja." Abigail segera mendekat ke arah Arby. "Jelaskan!" tegas Abigail sambil memperlihatkan teleponnya pada Arby dengan gambar siluet cewek memenuhi layar telepon itu. "Apa?" tanya Arby kelewat santai. Ia tidak menyadari bahwa Abigail dari tadi sudah menatapnya curiga.  Bagaimana tidak?  Arby yang terkenal tidak pernah dekat dengan perempuan, bahkan dia sendiri pernah bilang, jikalau dia itu tidak akan mendekati perempuan kecuali jika ia telah mampu menikahinya. Lalu tiba-tiba dia memposting foto siluet sesosok perempuan, tentu saja Abigail dibuat terheran.

"Gue kenal lo udah lama,” ucap Abigail kemudian. “Terus?" tanya Arby dengan memicingkan matanya. Abigail berdecak mengusap pangkal hidungnya, "lo mau nikah?" Mendengar pertanyaan Abigail, Arby tertawa terbahak-bahak yang kemudian menjadi pusat perhatian bagi siswa dan siswi di dalam kelas tersebut. Melihat hal itu, Abigail menaikkan satu alisnya. Ia tambah bingung dengan kelakuan sahabatnya satu ini.

"Abi, Abi. Gak mungkin lah! Aku masih mau sekolah dan kuliah kali," ujar Arby setelah puas tertawa. "Trus, itu---" Ketika Abigail ingin bertanya lagi, Arby memotongnya dengan memberi penjelasan mengenai postingannya itu. "Foto siluet cewek yang balik belakang, pake jilbab syar'i itu Adek gue. Captionnya juga buat Adek gue. Memangnya gue gak pernah cerita soal Adek gue? Perasaan udah deh." Penjelasan Arby menjawab semua pertanyaan Abigail, tetapi belum menghilang rasa penasaran Abigail mengenai foto itu. Karena menurutnya, siluet cewek dalam foto itu sangat familiar.

"Adek lo yang kata lo sekolah di pesantren itu? Yang hijrah karena denger cerita Putri Rasulullah Fatima Az-Zahra?" tanya Abigail lagi. "Iya. Lagian Adek gue udah gak sekolah di pesantren. Udah sekolah di sekolah kek kita," jawab Arby. Seakan belum merasa puas, Abigail bertanya terus menerus pada Arby. Membuat Arby merasa heran dengan tingkah sahabatnya kali ini. "Kenapa?" tanyanya. Namun, sambil tersenyum Arby balik bertanya kepada Abigail,  “lo sendiri kenapa? Padahal kan pesantren Abi Lo dari tingkat SD-SMA ada. Kenpa coba Lo malah masuk sekolah di sini? Yah, walaupun ni sekolah juga milik Abi lo." Abigail mendengus,  “mau dapat pengalaman baru." Sementara Arby menghela napas, "nah, begitu pun dengan Adek gue."

Tidak sampai di situ, ternyata penjelasan Arby malah menambah rasa penasaran Abigail tentang sosok adiknya. "Tapi, setiap gue ke rumah lo gue gak pernah ngeliat dia tuh,” ujar Abigail. "Itu karena Adek gue emang jarang keluar kamar, paling keluar juga nanti ada perlunya dan buat bantuin Bunda. Apalagi kalo udah denger suara-suara ada tamu, makin ngerem dia di kamar," jelas Arby. "Tapi---" Ketika Abigail ingin bertanya lagi, Arby segera memotongnya sebelum semuanya lebih jauh lagi. “Udah, udah. Tumben lo cerewet. Biasanya juga diem mulu. Dan gue lebih suka o diam dari pada kayak gini!"

☁️☁️☁️

Aku sungguh merasa tidak tenang dengan keadaan seperti ini. Kak Cantika dan kak Angel serta teman-temannya makin menjadi saja. Setiap kali aku berpapasan dengan mereka, mereka selalu menatapku tidak suka. Dan inilah salah satu alasanku, mengapa aku tidak suka berdekatan dengan yang namanya laki-laki. Pasti ada saja sebab di mana perempuan akan tersakiti atau malah sebaliknya. Mungkin memang itu adalah petunjuk bagi manusia terutama untukku, bahwa tidak ada hubungan yang baik antara perempuan dan laki-laki sebelum akad. Inilah kesalahanku membiarkan dirimu masuk dalam kehidupanku,” tulis Arshy pada buku hariannya.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang