Cemburu adalah satu kata yang bermakna rasa tidak rela membagi sesuatu dengan orang lain.
~Abigail Khafidz Ar-Rahman~
☁️☁️☁️
Sorak gembira terdengar di seluruh penjuru SMA Pelita. Hari terakhir US membawa mereka pada perasaan lega. Senyum merekah terpatri di wajah mereka. Memenuhi koridor dengan penuh canda dan tawa. Tidak terkecuali dengan tiga sejoli yang tengah bergandengan tangan di sepanjang perjalanan. Hari ini, Shera mengajak Arshy juga Nessa untuk merayakan kebebasan mereka di salah satu restoran yang berada di kota Bogor.
Sesampainya mereka di sana, mereka mencari tempat yang strategis untuk merefresh otak setelah lelah bertempur. Sehingga pada akhirnya mereka memilih untuk duduk di dekat kolam renang di bawah pohon yang memang merupakan salah satu spot terbaik di restoran tersebut.
"Woah, akhirnya kita bisa lepas juga dari US laknat itu," ujar Nessa sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara dalam-dalam, seakan-akan selama beberapa hari ini dia tidak bernapas dengan lepas. "Eh, omongannya dijaga yah, Mba," tegur Arshy membuat Nessa menyengir lebar. "Eh, terlalu seneng sampai gak kekontrol omongannya," balas Nessa. "Kalian mau pesan apa?" tanya Shera sambil membuka-buka buku menu di tangannya tanpa memperdulikan Nessa. Kemudian diikuti oleh Arshy yang juga membuka-buka buku menu restoran tersebut.
"Mba!" panggil Nessa pada salah satu pelayan yang tengah melintas. Membuat pelayan tersebut yang tadinya berjalan lurus menjadi berbelok menuju ke arah mereka. "Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan tersebut dengan ramah dan sopan. "Saya mau pesan beberapa menu untuk tiga orang," ujar Nessa formal. "Iya silahkan, akan saya catat," ujar pelayan tersebut mempersilahkan ketiganya untuk memesan. Dia membuka sebuah buku dan mengambil pulpen dari kantung celemek yang tengah digunakannya.
"Saya pesan salad, ayam crispy, kentang goreng, minumnya jus alpukat aja. Kalian berdua mau pesan apa?" ujar Nessa memesan terlebih dahulu, setelahnya ia bertanya pada kedua sahabatnya. "Aku ... pasta sama kentang goreng, burger, trus minumnya jus jeruk aja," ujar Arshy ikut menyebutkan pesanannya yang segera di catat oleh sang pelayan. "Mmmt. Kalo gue, Ayam crispy, nasi putih, lobster goreng, minumnya milk shake yah, Mba," timpal Shera.
Butuh beberapa detik pelayan tersebut menyelesaikan kegiatan menulisnya. "Oke. Salad, ayam crispy dua porsi, kentang gorengnya tiga porsi, burger, pasta, nasi putih dan lobster goreng. Minumannya jus alpukat, jus jeruk dan milk shake. Itu saja?" jelas pelayan tersebut mengulang kembali pesanan mereka dengan membaca buku catatannya. "Untuk saat ini, itu aja dulu, Mba," jawab Shera, kemudian pelayan tersebut berlalu setelah berpamitan pada ketiganya.
Ketika mereka tengah mengobrol sambil menunggu pesanan mereka datang, tiga orang pria tampan tiba-tiba saja menghampiri dan ikut duduk diantara mereka. "Khem, boleh gabung gak nih?"
Tanpa mengucap salam, Zafran langsung saja bertanya. Yah, yang kini tengah terduduk bersama mereka adalah the three most wanted in SMA Pelita. Abigail, Arby dan Zafran."Astagfirullah! Ngapain kalian di sini?" Tanpa menjawab pertanyaan dari Zafran, Shera langsung balik bertanya. "Mau main basket. Yah mau makan lah," jawab Zafran setengah berteriak yang mengundang perhatian beberapa pengunjung restoran lainnya. "Eh, santai aja kali gak usah teriak-teriak. Kalo mau teriak ke hutan sana!" balas Shera juga menaikkan nada suaranya.
"Udah, udah. Gak usah mulai deh. Kak Zafran dan temen-temennya boleh gabung kok bareng kita," lerai Nessa kepada keduanya, ia memperbolehkan ketiga kakak kelasnya itu untuk bergabung. "Enak aja lo main bolehin gitu. Jangan mentang-mentang lo naksir dia lo nurutin apa aja yang dia mau," ujar Shera ketus. Entah apa yang menjadi alasan dari sikap tidak sukanya pada Zafran. Namun, untuk manusia sejenis Zafran, sepertinya wajar untuk tidak disukai, walau wajahnya itu teramat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshy ✓
Teen FictionKisah romansa anak remaja. Mencinta, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan menyentuh, memandang pun enggan, karena teringat akan dosa yang memenjara. Hendak menunggu waktunya tiba, tetapi rasa telah membuncah kian bertahtah. Apalah daya, bers...