Arshy || Domba Berbulu Serigala

4.8K 329 2
                                    

"Menusuk dari belakang lebih baik, dari pada memeluk lalu menusuk."

~Only Me~

☁️☁️☁️

Setelah dikompor-kompori oleh Angel dan teman-temannya, Cantika makin terbakar hatinya oleh amarah, ia berencana mendatangi Arshy. Ia tidak tahan lagi dipermalukan seperti ini. Teman-temannya mulai mencemoohnya, belum lagi ia sempat di panggil keruang BK dan mendapatkan surat peringatan. Surat peringatan tersebut berisi ancaman bahwa dia akan dikeluarkan dari sekolah, jika rumor tersebut terbukti adanya.

Namun, sesampainya ia di kelas Arshy, hatinya bagai tersiram air, kepalanya mulai dingin dan dapat berpikir jernih. Mungkin kah wanita sebaik Arshy memperlakukannya seperti ini? Atau ia bersembunyi di balik topeng kemunafikannya? Entah lah, yang jelas ia mesti menyelidiki semuanya, sebelum ia bertambah malu.

Cantika yang memang telah sampai di depan pintu kelas Arshy dapat mendengar semua percakapan mereka dari luar. Ia mendengar semua cacian dan makian yang tertuju padanya. Ia pun mendengar seorang Arshy yang pernah difitnahnya membelanya.

Di pintu, ia tertegun. Bagai tertusuk panah di jantungnya. Tersadar akan setiap tutur kata Arshy ketika membelanya. Teringat perlakuan buruknya pada Arshy, seharusnya ia tidak pantas menerima pembelaan itu.

Walau dalam pikirnya masih menyalahkan Arshy, masih belum percaya akan Arshy, tetapi hatinya berkata lain. Dia mempercayai Arshy, dia mengakui akan kebaikan Arshy, hatinya mengakui bahwa ia telah bersalah, mencari perkara dengan seorang bidadari yang bahkan tidak sepantaran dengannya. Apa lah dia, sebatang besi berkarat yang berani menghina berlian.

Hati dan pikirannya terus berargumen sepanjang ia berjalan di koridor yang telah sepi. Hingga tidak sengaja ia mendengar beberapa siswi tengah bercengkrama.

"Gue gak sabar liat perang dunia ke tiga terjadi," ucap salah seorang dari mereka, membuat Cantika mau tidak mau bersembunyi di sebalik tembok untuk mengetahui kelanjutan obrolan tersebut.

"Gimana yah nasib Arshy? Cantika kan, super sadis," timpal seseorang lagi. Hal tersebut tambah membuat Cantika yakin untuk menguping pembicaraan mereka, karena mereka sudah mengikutsertakan namanya dan nama Arshy dalam obrolan.

"Yah, gue pastiin kali ini Arshy nangis darah. Lagian Cantika bego banget sih, pake percaya segala sama kita-kita. Arshy itu kan anaknya kuno banget, mana tau dia soal klub malam," ucap yang lainnya, juga penjelasan penutup untuk membongkar semua kebusukan mereka. Mereka bukan lagi menusuk dari belakang, tapi mereka memeluk lalu menusuk, memberi harapan yang berupa kesengsaraan.

"Kok lo bisa sih dapat foto sama video Cantika bareng om-om?" tanya salah satu dari mereka. "Angel gitu, loh. Apa sih yang gak bisa gue dapatin. Lagian gue itu anak klub tau. Makanya, gue bisa lihat peristiwa itu di klub," jawab Angel. Yah, yang sedang melakukan obrolan tersebut merupakan Angel, Friska dan Bella, tidak lain dan tidak bukan teman seperjuangan Cantika.

"Oh, jadi gitu," ujar Cantika bersedekap dada. Merasa bahwa bukti yang ia dapatkan sudah cukup, ia keluar dari tempat persembunyiannya, memergoki secara terang-terangan musuh dalam selimutnya. Membuat Angel beserta teman-temannya terkejut bukan main.

"Lo kok bisa ada di sini?" tanya Angel dengan takut-takut. "Lo orang termunafik yang pernah gue temuin. Lo yang pantes gue buat nangis darah, bukan Arshy," ujarnya dengan penuh penekanan. "Tunggu aja tanggal mainnya,"ujarnya dengan senyum yang cukup menyeramkan, sebelum akhirnya berlalu dari sana, meninggalkan Angel dan kawan-kawannya.

"Serigala yang kuanggap berbulu domba, tenyata malah sebaliknya. Dia adalah domba yang berbulu serigala," batinnya.

☁️☁️☁️

Di roof top, saat jam istirahat. Abigail dan kedua sohibnya tengah menikmati nikmat Tuhan dalam bentuk angin yang sepoi-sepoi. Sambil meminum minuman dingin dan beberapa cemilan yang sempat mereka beli di koperasi sebelum datang kemari.

Dari atas, di atap gedung sekolah mereka, dapat mereka lihat berbagai aktivitas yang tengah dilakukan siswa siswi lainnya. Ada yang asyik duduk di bawah pohon sambil bercengkrama, ada juga yang tengah berada di tengah lapangan bermain bola, bahkan ada diantara mereka yang tengah memanjat pagar sekolah.

"Arby, Adek lo hatinya terbuat dari apa sih?" tanya Zafran tiba-tiba, membuat Arshya dan Abigail yang tadinya tengah memerhatikan pemandangan di bawah sana menoleh kearahnya.

"Udah dibully, difitnah, dikasarin tuh sama nenek lampir dan gagak-gagaknya masih aja baik banget sama mereka," jelas Zafran membuat Arshya mengangkat ujung bibirnya tersenyum. "Dia itu anugerah di keluarga kami, Zaf," ungkap Arshya. "Jangan heran kalo misalnya dari kecil dia udah di rolling di keluarga kami. Makanya, aku sama dia baru bisa sama-sama lagi selama setahun lebih ini," ujarnya bercerita.

"Emang, sejak umur berapa kalian pisah?" tanya Zafran masih penasaran akan dua kakak beradik yang fenomenal dan penuh kontroversi tersebut. "Enam tahun kalo gak salah," jawab Arshya menimbang-nimbang.

"Cukup lama juga yah kalian pisah. Wajar sih sikap lo jadi seperti itu ke Arshy. Eh, malah kelihatan sweet di mata orang lain tau gak," ujar Zafran. " Arshy anak perempuan satu-satunya  di keluarga kalian?" tanya Zafran yang masih belum puas untuk mengulik kisah Arshya dan Arshy.

"Gak. Ada Nisa tuh adeknya Rael," jawab Arshya sekenanya. "Yah, jika dibandingin sifat Arshy dan Nisa, wajar sih kalo cuman Arshy yang jadi bahan rollingan keluarga kalian," ungkap Zafran terkekeh, membuat Arshya ikut terkekeh. Sedangkan Abigail, dia hanya diam, menyimak percakapan keduanya.

"Lo, Bi? Kenal Arshy dari kapan?" Kali ini Arshya yang bertanya pada Abigail. "Dari SMP," jawab Abigail singkat, padat dan jelas. "Udah lama juga yah lo mendam cinta sama adek gue?" goda Arshya yang membuat Abigail memutar bola matanya malas. Sementara Zafran, ia sudah tertawa sejak mendengar jawaban Abigail.

"Jadi, wajar aja, Ar. Pas lo belum publish bahwa Arshy itu suadara lo, Abigail galau berat," ujar Zafran yang juga menggoda Abigail. "Hmmm," dehem Abigail yang membuat Arshya maupun Zafran tertawa dibuatnya.

Mengingat kecemburuan Abigail tempo hari, mampu untuk mereka gunakan sebagai bahan guyonan, juga cukup untuk membuat sang sahabat singa tidak lagi memperdengarkan aumannya. Namun bagi Abigail, peristiwa tersebut adalah sebuah mimpi buruk. Melihat orang yang ia sayang menjadi milik orang lain bukanlah apa yang ingin ia lihat.

Walau begitu, apalah dayanya. Ia tidak mungkin juga mempersunting Arshy sekarang, padahal ia tahu, Arshy punya cita-cita yang tinggi. Arshy pun sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk mewujudkannya. Ia tidak ingin menjadi penghalang dari mimpi sang bidadari.

Arshy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang