Tidak semua kisah berakhir seperti yang kau inginkan.~Abigail Khafidz Ar-Rahman~
☁️☁️☁️
Abigail merenung di balkon kamarnya, mencari celah, mencari jalan agar ia bisa menemukan langitnya. Seminggu telah berlalu semenjak kepergiannya yang entah ke mana. Dia menghilang begitu saja, tanpa pamit, tanpa kabar dan entah kapan ia kembali.
Sudah cukup lelah Abigail bertanya kepada mereka yang mungkin tahu keberadaannya, tetapi sampai saat ini ia tidak tahu kepastiannya. Semuanya hanya omong kosong belaka.
Arshy, entah di mana dia saat ini. Arshya pun ikut menghilang. Abigail bahkan telah berkunjung ke rumah mereka, tetapi nihil, tidak ada siapa pun di sana.
Kegaduhan di lantai bawah kediamannya, membuat dirinya bangkit dan menuju ke sana. Yang ia dapati, teman-teman sekelasnya sudah berkumpul tanpa kehadirannya. Ia lupa jika hari ini rumahnya mendapat giliran sebagai tempat belajar bersama.
"Eh, what's up bro?" sapa Zafran yang mendapati Abigail berjalan ke arahnya. Namun Abigail, tanpa membalas sapaan tersebut atau pun mengeluarkan sepatah dua patah kata, ia langsung saja menuju ke ruang belajarnya di lantai dua. Seperti datang lalu pergi sebelum sempat singgah dan nyaman di sana. Begitulah ia, tetapi teman-temannya tetap mengikuti dirinya.
Ketika sampai di ruangan yang sangat Abigail sukai itu, teman-temannya yang tadi mengikuti langkahnya terdiam membisu dengan pandangan kekaguman yang teramat kentara. Mungkin mereka tidak menyangka bahwa di dalam rumah seorang Abigail terdapat perpustakaan yang begitu luas.
Abigail isyaratkan mereka untuk duduk di balkon perpustakaan tersebut. Di sana sudah ada karpet dan meja belajar lesehan yang sepertinya sudah dipersiapkan oleh Ummi Aisyah. Balkon perpustakaan itu cukup luas untuk mereka tempati belajar bersama.
Seperti biasa, Abigail hanya terdiam sementara teman-temannya saling melempar canda sehingga tawa yang tercipta. Memang hal itulah yang telah mereka lakukan beberapa minggu terakhir ini. Dan hal tersebut merupakan salah satu penyemangat mereka untuk terus belajar dengan cara berkumpul bersama. Untuk masalah yang satu itu, meski banyak diam, Abigail di lubuk hatinya yang paling dalam ikut bersemangat.
Ini kali pertamanya Abigail tidak bersemangat, dengan alasan tidak ada dia sang pujaan hati. Meski seharusnya dia senang, karena dengan begitu jantung di dadanya tidak mengganggu konsentrasi dirinya ketika belajar. Namun, semuanya berbanding terbalik, ia menginginkannya di sini.
"Bi, Bi!" Panggilan tersebut menyadarkan Abigail. "Kenapa?" tanyanya dengan nada yang datar. "Lo kenapa sih? Dari tadi sepertinya gak fokus," tanya Zahrah yang merupakan salah satu incaran anak-anak cowok di SMA Pelita. Kecuali Abigail dan Arshya tentunya.
"Eh, tambah diem." Terdapat nada keheranan yang terdengar dari suara Zahrah kali ini. "To the point!" ujar Abigail menyiratkan ketegasan, mengisyaratkan penyebab mereka berpaling dan memandang Abigail begitu lekat.
"Huh! Ini gimana cara nyelesaiinnya?" Terdengar gerutuan teman-temannya sambil menghela napas, kemudian bertanya mengenai hal yang tidak mereka mengerti.
Abigail pun menjelaskan kepada mereka secara rinci, kebetulan ia bisa menjawab soal yang menjadi permasalahan tersebut. Hingga suara pintu berdecit terdengar, tampaknya ada orang yang tengah berjalan menuju ke arah mereka.
Namun, seperti biasa Abigail tidak tertarik mengetahui siapa gerangan yang masuk. Ia juga tidak bisa melihat, kerena posisinya yang membelakangi pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshy ✓
Teen FictionKisah romansa anak remaja. Mencinta, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan menyentuh, memandang pun enggan, karena teringat akan dosa yang memenjara. Hendak menunggu waktunya tiba, tetapi rasa telah membuncah kian bertahtah. Apalah daya, bers...