6-4

8.3K 1.1K 107
                                    


Malam itu, sepulang dari makam Eunhye, ketiganya — Namjoon, Seokjin, dan Hyemi — menghabiskan sisa malam di kedai makanan langganan Namjoon dan Eunhye. Menggunakan malam mereka untuk menceritakan banyak hal tentang Eunhye.

Oleh Namjoon yang telah menjadi kembaran yang keren. Oleh Seokjin yang telah menjadi mate yang baru sekali kencan. Oleh Hyemi yang menjadi sahabat sehidup semati. Semuanya bermuara ke satu sosok Eunhye yang begitu mereka cintai.

"Aku yakin, Eunhye pasti iri pada kita." Perkataan Namjoon membuatnya mendapatkan atensi dari Seokjin dan Hyemi. "Kita berkumpul seperti ini tanpanya dan mengenangnya dalam bahagia."

Ketiganya tersenyum, senyum yang penuh makna yang masing-masing mereka ketahui. Hanya saja, senyum itu bermuara ke satu titik yang sama. Merindukan sosok Eunhye yang pernah mengisi hari-hari mereka.

Perbincangan mereka berlanjut hingga larut, tak ada satu orang pun yang ingin beranjak dan mengakhirinya. Setidaknya tanpa soju akan membuat mereka akan tetap sadar hingga larut.

Namjoon sedikit lega, melihat Hyemi yang cepat akrab dengan Seokjin. Mungkin karena faktor keduanya adalah 'black pure', membuat mereka sedikit bebas dalam melakukan hubungan sosial tanpa takut melakukan betrayal pada matenya masing-masing. Dan tentang Namjoon yang sampai sekarang masih bebas karena belum bertemu mate-nya—

Setidaknya, sampai sekarang rencana Namjoon masih berjalan lancar.

"Hyung, Hyemi-ah, kalian tahu satu hal lagi?" Namjoon kembali mendapatkan atensi keduanya. Tersenyum simpul dalam hati berdoa semoga Eunhye mengamini rencananya.

Setelah gelengan menjadi jawaban dari keduanya, Namjoon berdehem kecil sebelum memfokuskan perkataannya. "Kalian sama-sama 'black pure'"

Ada sejenak Namjoon menjeda ucapannya, menatap Seokjin sebelum beralih menatap Hyemi. Keduanya membalas tatapan Namjoon tidak mengerti, sebelum Namjoon melanjutkan ucapannya dengan lirih, "Kenapa tidak mencoba melakukan pengklaiman?"

Ada hening sejenak, tidak ada yang menyangka bahwa seorang Namjoon akan berkata seperti itu. Terlebih pada pasangan mate dari kembarannya. Akan sama diartikan bahwa Namjoon menyuruh Seokjin melakukan betrayal pada kembarannya sendiri.

"Namjoon-ah, kau lucu sekali." Tidak tahu harus merespon apa, Seokjin hanya tertawa hambar dan disambut senyum Hyemi. Meski sempat meliarkan matanya mencari lambang Omega Hyemi di lehernya, dan ternyata Seokjin baru menyadari jika Hyemi menutupi lambang Omega itu dengan baik.

"Lucu bagimana? Jika kalian melakukan, tidak ada yang salah bukan? Tidak ada yang akan merasakan betrayal. Hanya kalian yang menyelesaikan pengklaiman kalian."

"Namjoon, kurasa kau mulai mengantuk." Kali ini Hyemi yang mencoba mengacaukan pembicaraan mereka. Hyemi tahu, pembicaraan ini akan berakhir ke titik yang buruk.

"Aku serius. Aku tidak pernah seserius ini malah. Aku benar kan? Kalian bisa melakukan klaim karena kalian sama-sama 'black pure'? Dan kau Seokjin hyung, kau bisa membantu Hyemi jika masa heat-nya tiba."

Namjoon masih meneruskan ucapannya, membiarkan Seokjin yang mulai memunculkan raut wajah tak sukanya, dan membiarkan Hyemi yang mulai menunjukkan ketidaknyamanannya.

"Jangan berlebihan, Namjoon-ah. Itu tidak akan bisa." Suara tegas Seokjin keluar, membuat wajahnya hampir dipenuhi warna merah karena amarahnya.

"Kenapa, hyung?" Tatapan Namjoon begitu redup, keinginannya yang kuat untuk membahagiakan orang-orang yang ditinggal kembarannya ternyata ditentang oleh korbannya.

"Jangan tanya apapun, Namjoon. Kau sudah tahu apapun alasannya!"

Kehening kembali merasuk ke sela di antara mereka. Membiarkan Namjoon merenungi sekali lagi ucapannya, tapi sekuat apapun otaknya mencerna dan mengolah, tak ada yang salah sama sekali. Tidak ada yang menyalahi kecuali satu hal,

"Satu Alpha hanya ditakdirkan menjadi mate untuk satu Omega, berlaku untuk sebaliknya, satu Omega hanya memiliki satu Alpha sebagai mate-nya. Terlebih jika mate sudah ditemukan, tak akan pernah hati salah satunya bisa berpaling ke yang lain yang bukan mate-nya. Meski salah satu mereka telah pergi meninggalkan dunia."

Perkataan Hyemi begitu lancar, begitu dingin, sarat kesepian, sarat kesakitan. Menatap Seokjin yang ada di seberang tanpa berkedip, entah apa yang dipikirkannya, Hyemi hanya ingin menyampaikan betapa hatinya begitu terluka karena Alpha-nya telah pergi dan meninggalkan bekas betrayal di tubuhnya.

Menjadikan Hyemi cacat, untuk hati dan fisiknya.

- July 02, 2018

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang