5-9

13K 1.1K 156
                                    


Jiwoo mengerjap, merasakan kesadaran yang perlahan menemuinya. Kepalanya berdenyut pening, membuatnya mengangkat tangan untuk mencengkeram kuat belakang kepalanya. Namun sensasi lain memecahkan atensinya, lambang omeganya berkedut kuat.

Seketika Jiwoo menyentuh lambangnya, ingatannya kembali pada saat rasa sakit menerjang lambangnya, membuat Jiwoo mengernyit merasakan kembali sensasi menyakitkan itu. Sejenak Jiwoo menggerakan kecil lehernya, merasa lega saat merasakan perih itu tak terasa lagi.

Jiwoo menarik nafas kuat saat ingatannya semakin jelas, namun hal mengejutkan terjadi.

Green lemon, white almond, mahogany.

Jiwoo mengerang, mendadak meraup oksigen kegirangan. Paru-parunya haus, membutuhkan asupan aroma yang menguar baru saja. Lambangnya berkedut kuat, menghandarkan getaran yang meremangkan seluruh tubuh. Membuat Jiwoo mengerang pelan dalam udara yang didambanya.

"Euunnghhh—"

Jiwoo melenguh, merasakan feromon yang lagi-lagi membuat Omeganya memberontak. Menyengat kembali syaraf tubuhnya, dan kali ini dengan sensasi kenikmatan. Jiwo butuh, butuh feromon gila itu saat ini juga.

Tangan Jiwoo bergetar saat meraih ujung selimutnya, membuang jauh selimut itu sebelum langkah kakinya keluar mengikuti arah sumber feromon itu berasal.

Dan Jiwoo menemukan disana, sosok Hoseok yang tengah tidur di sofa. Membuat Omeganya meriuh, bersorak kuat dalam pujiannya pada Alpha yang tengah tenang disana. Logika Jiwoo menahannya mendekati Hoseok, namun Omeganya lebih dominan memaksa langkah kakinya mendekati Hoseok.

"Oppa.." Jiwoo melirih, tapi tak didengar Hoseok. Mata Jiwoo melirik jam di dinding, sudah lewat tengah malam. Pantas saja Hoseok sudah terlelap.

Namun Omega Jiwoo terlalu egois, Jiwoo tak bisa menahannya. Feromon memabukkan Hoseok telah mampu meledakkan keinginannya untuk segera memiliki Hoseok.

Berakhir dengan Jiwoo disana, menunduk, menenggelamkan wajahnya ke perpotongan leher Hoseok yang hanya mengenakan kemeja yang sama. Jiwoo tak bisa menahannya, perlahan tangannya membuka satu persatu kancing kemeja Hoseok.

"Eeungghh— Oppa—" Jiwoo mendesah laknak, saat menemukan kepuasannya melumati perpotongan leher Hoseok, mengendus feromon yang membuatnya sekarat.

"Ji, apa yang kau lakukan?" Hoseok terbangun, menahan bahu Jiwoo yang menerjang tubuhnya. Membuat wajahnya menatap Jiwoo lekat, dan disana bencana terjadi. Wajah Jiwoo yang memerah, bibir yang terbuka, nafas yang terengah, dan pandangan mata yang sayu telah mampu meruntuhkan hati Hoseok. Membuat Alphanya menggaungkan gairah yang memuncak.

"Ji— ahhhh—" Hoseok melenguh, tepat saat tangan Jiwoo mencengkeram miliknya kasar. Membuat akal logika Hoseok hilang seketika.

"Oppa, buahi aku. Heat-ku datang."

Mutlak dan absolut, tak terbantahkan. Permintaan Jiwoo adalah pemenuhan atas gairahnya. Seketika Hoseok membalikkan keadaan, menindih Jiwoo yang terjatuh di lantai bawah. Hoseok menghadap kembali lambang Omega Jiwoo yang telah bersatu dengannya, mengecupnya pelan sebelum mengucapkan sumpahnya.

"Lee Jiwoo, aku bersumpah! Sakitmu adalah milikku, hasrat dan gairahmu adalah kenikmatanku, dan hatimu mutlak untukku. Jadilah Omega yang bertekuk lutut hanya padaku!"

Hoseok menyelesaikan sumpahnya, mengecap lambang Jiwoo dan melumatnya. Menghisap kuat membuat lambang itu menjadi berkedut dan berwarna sempurna. Hoseok mengangkat kepalanya, merasa puas dengan cetakan lambangnya.

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang