Hai hai hai..
Selamat hari rabu..
Cium semua satu-satu💋💋💋🌸🌸🌸
Seobi terdiam. Merenung seketika sesaat setelah membuka matanya.
Biasanya pagi harinya akan terasa indah, Seobi akan segera mencari ponselnya. Ponselnya akan berisik di pagi hari, panggilan dari Jungkook untuk membangunkannya. Jika tidak, Seobi yang akan meributi ponselnya untuk membangunkan Jungkook.
Namun kini tak lagi. Ponsel menjadi salah satu benda yang dijauhinya semenjak Jungkook ikut menjauh darinya. Bahkan Seobi sering meninggalkan ponselnya di meja belajar di kamarnya dan tak membawanya seharian.
Alasannya karena satu, terlalu banyak kenangan Jungkook disana. Ada ribuan foto kebersamaan mereka. Dan Seobi masih tak kuasa menghapusnya. Hingga membuatnya hanya membiarkan ponselnya diam di laci meja terbawah.
Seobi segera bangkit. Jika biasanya kegiatan sekolahnya akan dihadapi dengan antusias. Kini tidak lagi seperti itu. Jika bisa, Seobi ingin pindah sekolah. Dan tidak ingin bertemu Jungkook lagi untuk memudahkan semua pudaran perasaannya.
Namun Seobi harus tetap melanjutkan hidupnya. Bahkan tanpa Jungkook. Alpha yang dipujanya dan selalu melindunginya.
Seobi hendak masuk ke kamar mandi, saat mendadak kepalanya berdenyut pening. Seketika Seobi terduduk, merasakan denyutan luar biasa yang menyakitkan.
Seobi hanya mengeluh, hanya beberapa saat hingga semua kembali reda. Membuat Seobi mengerjapkan matanya untuk mengembalikan kesadaran dirinya.
Kembali menghela nafas, Seobi merasa tubuhnya sangat kelelahan. Mungkin karena faktor stres bisa mempengaruhi tubuhnya.
Jam menunjuk angka 7 saat Seobi telah bersiap untuk berangkat. Seobi kembali meninggalkan ponselnya. Tak akan ada yang mempunyai kepentingan dengannya. Jadi Seobi tak perlu membawanya.
Jika biasanya Jungkook akan menjemputnya, kali ini Seobi harus berjalan ke halte bus terlebih dahulu. Untuk menunggu bus yang akan mengantarnya ke sekolah.
Ya, setidaknya tanpa Jungkook. Seobi memang harus menjalani harinya menjadi lebih baik.
Beruntung bus tidak terlalu penuh. Seobi mendapatkan tempat duduk dan bersandar di salah satu kaca bus. Menatap keluar untuk menghilangkan kebosanan selama perjalanan.
Dan kembali, mendadak kepala Seobi berdenyut. Memberikan efek pening yang membuat Seobi akhirnya memijat pelan pada pangkal leher belakangnya. Mendadak Seobi merasakan tubuhnya melemah di setiap ototnya.
Efek stres ternyata semengerikan ini. Seobi melihat sekeliling dan kemungkinan masih ada 20 menit sebelum tiba di halte sekolah. Seobi memutuskan memejamkan mata sejenak untuk menetralkan tubuhnya.
Dan tanpa terasa, satu jam kemudian Seobi telah membuka matanya. Dan sadar bahwa sekolahnya telah terlewat jauh. Seobi bahkan tak mengenal lingkungan dimana bus membawanya pergi.
"Ah, sial!" Seobi mengamati jam di tangannya. Sudah kelewat setengah jam dari jam masuk. Seobi terlambat. Sambil menghela nafas berat, Seobi fokus pada pemberhentian selanjutnya untuk turun dan berganti bus.
Sepertinya hari ini Seobi lebih baik ijij dari sekolah. Terlebih Seobi telah merasakan tubuhnya melemah mendadak. Sepetinya Seobi butuh istirahat.
Hingga Seobi pun telah turun dan beralih ke halte seberang untuk kembali ke arah jalan pulang.
Fokus Seobi masih berada di ujung jalan menunggu bus datang, namun mendadak pening melandanya lagi. Dan kini lebih dalam hingga membuat kegelapan melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saga : MATING HEAT ✔️
Loup-garou[ Complete ] Heat pertama bagi seorang Omega sangat menyiksa, pertama kali dalam hidupnya, tubuh mengalami fase butuh, kebutuhan akan mate, seorang Alpha yang akan memenuhi seluruh tubuhnya. Ada dua jenis heat yang dialami Omega, heat yang dipercep...