5-5

9.9K 1.2K 260
                                    

Ketawa parah gara-gara baca komen kalian..
Nih bonus..
🤣🤣





🌸🌸🌸
IG : Adoreyna
🌸🌸🌸



Jimin berdiri disana. Tepat beberapa langkah di depan Jiwoo yang masih terdiam dan menunduk.

Helaan nafas berat terdengar dari Hoseok saat sebuah keputusan dibuatnya, "selesaikanlah urusan kalian. Aku akan pergi."

Jimin menoleh, menatap Hoseok penuh terima kasih. "Kau mau kemana, hyung?"

Sebuah seringaian, berhias kepedihan yang kali ini tak ada satupun dari dua orang didepannya yang mengetahui. Berujar pelan saat meraih jaket jeansnya sebelum melangkah pergi. "Kurasa aku perlu mencari tempat untuk tinggal di Seoul."






🌸🌸🌸

Ruangan kembali hening, sepeninggal Hoseok. Hanya tersisa Jimin yang masih memandang dalam ke sosok Jiwoo yang masih menunduk dalam diamnya. Bahkan Jiwoo tak sempat mengucapkan perpisahan pada Hoseok tadi.

Dia lebih memilih diam. Menunduk dan tengah mencoba menetralkan hatinya. Alpha didepannya tak akan menyakitinya bukan?

Bukan secara fisik, tapi Jiwoo tahu, hatinya akan sakit sebentar lagi.

"Ji, tatap aku."

Seharusnya itu menjadi perintah mutlak seorang Jimin yang mana Jiwoo akan segera menurutinya. Namun nyatanya Jiwoo masih bergeming dan enggan mendongak untuk menatap Jimin dihadapannya.

Jimin menghela nafas. Kali ini pikirannya buntu, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi Omega dihadapannya. Apapun yang dilakukannya, akan berdampak pada hati keduanya.

Jimin mendekat, berlutut dihadapan Jiwoo hingga dapat melihat dengan jelas wajah Jiwoo yang menunduk. Tangannya terulur, meraih wajah Jiwoo, mengusapnya pelan dan perlahan menuntunnya untuk menghadap Jimin.

Jimin tidak tahu jika sedari tadi Jiwoo memejamkan matanya. Dan tepat saat perlahan ibu jarinya menyentuh kelopak mata Jiwoo, disaat itu lah Jiwoo mulai membuka matanya. Dan hati Jimin runtuh, bersamaan dengan air mata yang merebak keluar dari kelopak yang terbuka.

Jimin menatapnya sendu. Sekali lagi dia telah membuat Jiwoo menangis. Ibu jari nya kembali bergerak, mengusap aliran air mata Jiwoo yang cukup deras.

"Apa sangat terasa sakit?"

Jiwoo tak mampu menjawab. Hanya sekedar anggukan kepala dan sekali lagi air mata yang menetes telah mampu memberi tahu Jimin, betapa hancur hatinya saat ini.

Jimin masih berlutut, saat sedikit mengangkat tubuhnya untuk sejajar dengan Jiwoo. Menyibak helai surai Jiwoo kebelakang bahunya. Hanya agar dapat menatap Jiwoo lebih jelas.

Cantik. Masih sama seperti yang selalu di angan Jimin dulu.

"Mau mendengar sebuah cerita?"

Sekali lagi Jiwoo mengangguk, membuat Jimin mengalihkan kedua tangannya untuk meraih jemari Jiwoo. Menggenggamnya erat tepat di atas pangkuan Jiwoo. Semakin mengerat saat matanya bertemu pandang dengan Jiwoo.

"Dalam hidupku, hanya ada satu orang yang menjadi anganku untuk kulakukan pengklaiman. Satu orang yang selalu kudambakan untuk menjadi mate-ku."

Jimin bangkit, beralih duduk di sebelah Jiwoo dan membuat Omega itu berputar dan menghadapnya. Masih dengan tangan yang saling menggenggam kuat.

"Kau mau tahu siapa?"

Sekali lagi, Jiwoo hanya mampu mengangguk dan tak sabar mendengar jawaban Jimin atas pertanyaannya sendiri.

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang