7-8

18K 1K 224
                                    

Gais, kalau baca di scrool sampai paling bawah yaa, jangan ada yang terlewat sedikitpun. Ini udah final ya, endingnya daddy Namjoon. Kalau kamu belum nemu tulisan End, brti kamu belum baca sampai selesai..

Selamat membaca untuk finalnya Namjoon..

• • •



Namjoon mengerang, saat mendadak kepalanya kembali di hantam pening yang melesat membelah tengkoraknya. Sengatan rasa sakit menebus pusat kepalanya hingga menjalar ke puncak kepala.

Tangan kanan Namjoon terangkat, memijat pelan kepalanya yang berputar. Matanya masih terpejam hanya untuk meredakan rasa sakit yang rasa-rasanya hampir meledakan isinya.

Namjoon masih terus mengerang kesakitan di kepalanya saat perlahan puncak lain kepalanya merasakan sapuan lembut. Begitu halus dan memabukkan, menjalar hingga ke pelipis Namjoon, berakhir dengan sebuah kecupan di dahinya hingga membuat Namjoon perlahan membuka matanya untuk membiasakan cahaya lampu yang masuk ke matanya dengan perlahan.

Namjoon kira dirinya berada di surga, menatap Eunbi di jarak yang begitu dekat. Bahkan Eunbi-nya telah benar-benar sehat tanpa pucat sedikitpun.

"Eun-Eunbi—" Namjoon tergagap, merasakan bagaimana sekali tangan lembut Eunbi menyapu wajahnya dan mengecup pelipis kanannya.

"Oppa, kau sudah bangun?"

Namjoon mengerjap sekali lagi, mencoba menyadarkan diri bahwa yang di alaminya kini bukanlah sekedar bayangannya. Ya, semua nyata.

Bagaimana Eunbi tersenyum sebelum kembali menjatuhkan tubuh di sisi kanannya, setengah menindihnya dengan tangan yang melingkar sempurna di tubuh Namjoon.

Namjoon tahu semuanya memang nyata. "Apa yang terjadi?"

Eunbi melesakan kepalanya di bahu kanan Namjoon, entah bagaimana tempat itu yang menjadi kesukaannya kini. Eunbi sangat mengingat dengan jelas bagaimana dia tersadar malam itu untuk mendapati luka di bahu kanan Namjoon, luka tepat di lambang Alpha-nya. Hingga pada akhirnya membuat Eunbi dengan sisa tenaga yang ada untuk merusak lambang itu hanya untuk mengklaimnya terlebih dulu.

"Kau pingsan setelah merusak lambangmu sendiri untuk memberikan cairanmu padaku."

Namjoon mengingatnya, kepalanya menunduk untuk mendapati letak lambangnya yang kini tepat berada di dekat bibir Eunbi. Lambangnya telah membaik, bahkan telah sempurna kembali oleh persatuannya dengan lambang Omega Eunbi.

"Ka-kau, mengklaimku?"

Tak ada jawaban, hening menyesak di antara keduanya saat Namjoon merasakan bahunya terasa panas. Eunbi-nya menangis. "Baby Eun?"

"Jangan begini lagi, kumohon. Jangan merelakan dirimu untukku, jangan melakukan apapun, ja-jangan—" Eunbi terisak, tangisnya semakin kuat. "Aku takut kehilanganmu, oppa. Jangan pergi lagi."

Namjoon menghela berat, entah berapa lama dirinya tak sadarkan diri. Namun melihat kondisi Eunbi yang telah begitu, Namjoon yakin dirinya telah tak sadarkan diri lebih dari sehari.

"Maafkan aku. Aku juga tak ingin kehilanganmu hingga membuatku tak bisa berpikir apapun selain membuatmu sadar."

Isakan Eunbi semakin kuat, membuat Namjoon mengeratkan pelukannya semakin erat. Seketika buncahan rasa sakit sejenak hilang tergantikan healing yang tersalurkan dari pelukan itu.

"Berapa lama aku tertidur? Apa saja yang ku lewatkan? Kemana Seokjin hyung?"

Eunbi mendusel, mengendus feromon Namjoon yang nyatanya semakin terasa kuat di penciumannya. "Aku bangun tepat setelah kau tertidur, dan kau tidak bangun lagi selama lima hari. Uncle baru saja pulang sore tadi karena setiap malam hanya aku yang menunggumu. Aku tak pernah mengijinkan siapapun menunggumu. Dan oppa—" Namjoon bisa merasakan bagaimana tangan Eunbi bergetar di atas tubuhnya, perlahan tangan kiri Namjoon bergerak untuk meraihnya dan menyatukannya dalam kehangatan yang mutlak. "Kau telah melewatkan hal genting selama kau tertidur."

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang