6-6

8.9K 1.2K 203
                                    


Seokjin melangkahkan kakinya, menaiki tangga menuju lantai tiga. Ruangan khusus milik Hyemi untuk mengurusi butiknya. Seokjin bisa melihat dari bagaimana ruangan besar itu memiliki fasilitas yang lengkap untuk ditinggali.

"Kau tinggal di sini?" Pertanyaan pembuka pada umumnya, saat melihat Hyemi datang dengan dua gelas minuman air dingin untuk mereka.

"Sometimes. Saat ada proyek dan harus lembur untuk menyelesaikannya, aku akan menghabiskan waktu di sini. Karena aku tidak suka rumah pribadiku terusik dengan pekerjaanku."

Seokjin mengangguk, meraih gelas minum dan meneguknya untuk membasahi tenggorokannya yang sedikit mengering.

Kepala Seokjin kembali memutar, memindai isi ruangan itu. Ruangan private, Seokjin bisa menebak jika hanya Hyemi yang bisa mengakses masuk. Terlebih saat pesan Hyemi pada asistennya tadi terucap sebelum keduanya menaiki tangga, 'Aku akan ada urusan dalam beberapa jam kedepan. Jangan ada yang mengganggu ke atas!'

"Sudah selesai mengamati tempatku?"

Seokjin terlonjak, menoleh menatap Hyemi di depannya yang tengah mengamatinya dalam senyum. Satu anggukan sebagai tanggapan penutup, "Tempatmu tampak begitu nyaman. Pasti menyenangkan tinggal di sini."

Hyemi terkekeh, meminum kembali sisa air dingin di dalam gelas hingga habis. "For your information, kau lelaki pertama yang masuk ke mari."

"Benarkah?"

"Ya, untuk apa aku berbohong?" Ada sematan senyum bangga pada wajah Seokjin bahwa dia akan menjadi lelaki pertama bagi gadis di hadapannya, meski mereka bukanlah mate.

Seokjin menatap Hyemi dalam saat gadis itu menatapnya yang berkata lirih, "Kau yakin kita akan melakukan pengklaiman?"

Seperti terhipnotis, Seokjin mengangguk yakin tanpa keraguan sedikitpun. "Aku yakin, dan aku akan menanggung apapun yang terjadi pada kita kelak."

"Kau siap menerima resikonya? Karena jika itu aku, aku sudah pernah bertahan atas rasa sakitnya dari sebuah betrayal."

"Aku bisa menerima resiko apapun. Kita harus melakukannya untuk mengetahui takdir apa yang kita dapat."

"Baiklah." Hyemi bangkit, menatap Seokjin masih begitu dalam dan hangat sebelum berkata, "Aku akan masuk ke dalam kamar terlebih dahulu. Jika kau sudah siap, kau bisa menyusulku."

Hyemi berlalu, diiringi degupan jantungnya yang mulai mempermainkan logikanya. Entah mengapa, Hyemi merasa apa yang akan dilakukannya akan mengacaukan hidupnya dalam beberapa waktu kedepan. Namun Hyemi harus tetap melanjutkan rencana mereka, karena apapun yang terjadi, dia harus tahu tentang reaksi omeganya jika diklaim oleh Alpha lain yang bukan mate-nya.














Hyemi telah melepas semua pakaiannya, menutup seluruh tubuhnya dengan kain selimut tipis. Duduk di ujung ranjang yang berhadapan dengan kaca, melihat pantulan dirinya yang begitu menggoda dengan selembar kain tipis dan tubuh telanjang di baliknya.

Hyemi menatap bayangannya. Masih sama seperti sebelumnya, masih begitu cantik dan mempesona, meski dengan luka betrayal yang merusak tubuhnya. Setidaknya masih tertutup jika nanti Seokjin masuk ke dalam kamar.

Hingga tak lama Seokjin datang, duduk di sebelah Hyemi dengan jantung yang bertalu kuat. Seokjin mengikuti arah pandang Hyemi, menatap pantulan mereka yang kini tampak berdua di sana. Seokjin tersenyum lembut pada Hyemi.

"Kau begitu cantik."

Membuat Hyemi menyeringai menatap Seokjin tak percaya, "Aku ingin tahu apa kau akan tetap berkata aku cantik jika nanti kau melihat luka di tubuhku."

Seokjin terdiam, karena memang dirinya belum melihat luka betrayal milik Hyemi. Semuanya masih tertutup dengan kain yang melilit tubuh Hyemi.

"Apa aku boleh melihatnya?"

Satu anggukan Hyemi menjadi jawaban, Hyemi menunduk, meyakinkan dirinya jika yang dilakukannya adalah hal yang benar untuknya. Hingga di saat Hyemi masih sibuk menimbang, tangan Seokjin telah terulur, meraih tangan Hyemi dan membuat tangan itu membuka kain penutup itu perlahan.

Seokjin begitu mengagumkan, dengan sangat pelan dan lembut menuntun tangan Hyemi menelusuri dadanya sendiri sebelum melepaskan cengkeraman tangannya pada kain. Hingga dalam sedetik, Seokjin telah mampu melihat seluruh tubuh telanjang Hyemi.

"Owww, shit!"

Seokjin sedikit terkejut mendapati luka betrayal itu. Menjalar di sepanjang punggung hingga kedepan dan melintang membelah dadanya. Bercabang di titik lehernya, tempat di mana lambang omeganya berada. Mengerikan, terlebih dengan lambang yang berwarna hitam dan rusak.

Seokjin benar-benar ingin mengutuk pelaku betrayal itu.

"Apa aku terlihat seperti monster?"

Seokjin menggeleng kuat, memberikan keyakinan penuh pada Hyemi untuk ketidaksetujuannya. "Tidak, bagiku kau tetap cantik. Meski dengan luka seperti itu."

Hyemi tersenyum, ada rasa malu sesungguhnya. Tapi melihat bagaimana tangan kanan Seokjin mulai terulur dan menyentuh lambang omeganya, Hyemi tahu jika Seokjin benar-benar menjaganya. Sentuhan itu begitu lembut dan penuh kehati-hatian. Seokjin memperlakukannya bagai permata tanpa rasa jijik sedikitpun.

"Boleh aku mengecupnya?"

Hyemi menatap Seokjin, penuh keyakinan di antara taluan jantungnya. Pertama kalinya, Hyemi akan mendapatkan pengklaiman.









"Sentuhlah lambangku dengan menggunakan apapun pada tubuhmu. Cobalah bagaimanapun caranya untuk menghapus tanda pengrusak itu. Aku memberikan semua takdir Omega ku atasmu, Kim Seokjin."

- July 05, 2018

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang