5-6

9K 1.1K 126
                                    




Hoseok mengeratkan jaketnya, menatap langit luas yang mendadak terasa kosong meski banyak bintang bertebaran namun semuanya terasa hampa. Udara dingin yang menyapu tubuhnya masih bisa ditahan, udara Seoul masih lebih hangat di banding tempat asalnya. Setidaknya Hoseok yakin bahwa dia tak akan terserang flu meski berdiam diri di luar seperti ini.

Yah, meski Hoseok tetap harus sesekali saling menggesekan kedua telapak tangannya untuk mencari kehangatan. Akan menjadi lebih baik dari pada Hoseok harus mencari kehangatan lain dari tubuh Omega yang mungkin tengah kesulitan menghadapi heatnya.

Sepatunya mengetuk tanah teratur, seirama dengan siulan yang keluar dari bibir tipisnya. Mencoba memecah kesakitannya dan pikiran buruknya dengan bersenandung, yang merupakan hobinya sehari-hari.

Untuk yang kesekian kali — ke belasan mungkin jika Hoseok mau menghitung — Hoseok melihat jam di pergelangan tangannya. Menurut perhitungannya, sudah hampir 15 menit dia pergi meninggalkan Jiwoo dan Jimin disana.

Semua pikiran tentang Jiwoo dan Jimin merasuk dalam benaknya. Kedua sosok juniornya di universitas lokal di Busan, Hoseok sangat dekat dengan keduanya. Hoseok tahu betul, seperti apa hubungan Jiwoo dan Jimin. Mereka sahabat, saling menyimpan perasaan yang diselimuti rasa takut, saling mempercayai jika mereka mate yang diselimuti keraguan yang menjadi nyata.

Hoseok mengerti seperti apa Jimin menjaga Jiwoo, Jimin menyayanginya, dan Jimin mencintainya. Sama halnya dengan Jiwoo, gadis itu telah menyerahkan takdirnya sebagai Omega untuk Jimin.

Hoseok sangat tahu perasaan keduanya, karena Hoseok merupakan tujuan utama disaat keduanya mencurahkan perasaan masing-masing. Hoseok lah yang menjadi penengah di setiap buncahan perasaan keduanya meledak tak terkendali. Yang menyadarkan keduanya, jika mereka masih belum terikat sebagai mate. Mereka harus menahan diri agar tidak berbuat apapun yang akan berakibat pada sebuah betrayal jika nyatanya mereka bukan sepasang mate.

Hoseok sangat mengenal Jiwoo dan Jimin. Keduanya sudah dianggap sebagai adiknya. Hoseok menjaga keduanya dan menyayangi keduanya. Hanya saja berbanding terbalik, Jiwoo dan Jimin tak mengetahui tentang Hoseok sama sekali. Nothing. Keduanya tidak mengetahui jika nyatanya ada bercak letupan bahagia yang Hoseok simpan untuk Jiwoo. Hoseok menutupinya dengan baik, Hoseok tidak ingin melibatkan diri untuk cinta segitiga yang pasti akan merusak kebahagiaan mereka.







Hoseok menolehkan wajahnya menatap pintu masuk flat Jiwoo. Jika tadinya dia hanya melihat kekosongan disana, kini Hoseok mendapati sosok Jimin yang tengah keluar. Berlari ke arah mobilnya yang terparkir sebelum pergi keluar dari area parkir dan menerjang gelapnya jalanan malam.

Hoseok menghela nafas berat saat menyadari tugasnya baru dimulai. Menenangkan Jiwoo telah menjadi tugas utamanya, mengingat bagaimana Jimin telah terikat dengan mate-nya sendiri. Hanya ada Hoseok yang akan menemani Jiwoo.

Hoseok bangkit, menepuk celananya yang sedikit kotor setelah duduk di kursi taman. Hoseok mengernyit pelan saat tangannya tanpa sengaja menepuk paha bawahnya, tempat dimana lambangnya tersemat. Ada rasa ngilu yang mendadak menyengat, membuat Hoseok meringis menahan sakit.

Hoseok tahu, apa yang baru saja dialaminya beberapa menit yang lalu tepatnya. Keyakinannya berkata bahwa semuanya berhubungan dengan sosok yang baru saja dilihatnya. Namun Hoseok harus menemui sosok yang satu lagi untuk meyakinkannya, karena sejauh ini semua masih hanya sebatas kesimpulannya. Belum ada satu kenyataan yang dilihatnya langsung.

Hoseok merapihkan kemejanya, mengaitkan dua kancing teratasnya yang baru saja dibukanya tadi, sebelum menutup resleting jaketnya untuk menutupi semua. Menutupi bekas luka melintang, kebiruan dan memar yang membelah dadanya. Yang datang bersama rasa sakit yang menyengat yang mampu meledakkan hati Hoseok saat itu juga.











Ya, Hoseok mendapatkan betrayal, dan lukanya tersengat baru dalam beberapa menit tadi. Hoseok harus menemui Jiwoo untuk memastikan, apakah Jiwoo adalah Omega yang menjadi mate-nya dan telah melakukan betrayal padanya atau bukan.

Dengan memejamkan mata, Hoseok memulai langkahnya. Ada harapan disana untuk mengetahui jika Jiwoo adalah mate-nya. Namun Hoseok tahu, akan ada rasa sakit yang mengikuti di belakangnya karena Omega-nya telah mengkhianatinya.


- June 19, 2018


Pembukaan dulu, gaes, pendek dulu. Biar pada nginget ulang ceritanya. Ada yang rindu tidak? Aku rindu lhoo.. 🤣🤣🤣

Luvluvluv,
- Adoreyna

The Saga : MATING HEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang