"Apa yang dikatakan Rana itu benar?!"
Minhyun mendekati Guanlin yang terlihat tidak peduli dan cuek dengan apa yang terjadi.
"JAWAB ABANG, GUANLIN!"
Karena kesal di abaikan oleh adiknya, Minhyun menarik kerah baju adiknya dan membenturkan tubuh Guanlin ke tembok.
Semuanya tidak percaya melihat Minhyun seperti itu kepada adiknya. Biasanya dia selalu menunjukkan sikap hangat dan lembut kepada semua adik-adiknya.
"KENAPA LO BIARIN RANA DI LECEHIN, SIALAN?!"
Tangan Minhyun mengepal meninju tembok tepat berada di samping Guanlin.
"Bang, udah Bang! Berhenti!" Seongwoo khawatir jika terjadi konflik di antara mereka.
"Gue gak akan pernah berhenti sebelum si brengsek ini minta maaf sama Rana!" Kata Minhyun tak bisa di ganggu gugat.
"Kalau gue brengsek, lo itu apaan Bang?" Ucap Guanlin tersenyum miring. Dia tidak takut sama sekali dengan Minhyun.
"Guanlin, shut up your mouth!" Kata Jisung memperingatkan Guanlin agar tidak sembarangan berbicara supaya tidak memperparah suasana.
"Tangan lo itu udah kotor sama kayak tangan gue Bang. Sama-sama pernah di gunakan untuk menampar Rana!"
Bugh
Minhyun terus membanjiri Guanlin dengan pukulan-pukulan keras yang berasal dari amarahnya.
Andai jika Jaehwan dan Daniel tidak langsung memisahkan mereka berdua, sudah di pastikan wajah Guanlin akan babak belur dan penuh dengan luka.
Napas Minhyun terengah-engah kala Jaehwan menahan tubuhnya.
Dalam sekali hentakan, Minhyun berhasil melepaskan diri dari Jaehwan dan buru-buru menuju kamar Guanlin yang berada di lantai dua.
Dalam hitungan menit, Minhyun kembali turun setelah dari kamar Guanlin dengan membawa sebuah tas besar.
Ternyata, Minhyun mengemasi pakaian-pakaian Guanlin. Dari tindakannya, sudah bisa di tebak bahwa Minhyun mengusir Guanlin dari rumah.
"Serahin dompet, semua kartu ATM, ponsel dan kunci motor lo!"
Dengan jengah, Guanlin menuruti semua apa yang diminta oleh Minhyun. Dia menyerahkan semua barang-barang berharganya.
"Sekarang juga, lo pergi dari sini! Dan jangan pernah lo berani menginjakkan kaki di rumah ini lagi! Kalau sampai gue tahu lo nyakitin Rana lagi, gue gak akan pernah menganggap lo sebagai adik gue lagi! Ingat itu baik-baik!" Minhyun menendang tas yang dibawanya itu dan meninggalkan mereka semua di ruang tengah.
"Bang Jisung, ini gimana jadinya?" Jihoon sungguh takut jika keluarga benar-benar akan hancur.
Jisung diam. Sungwoon mencoba mendekati Guanlin, namun langsung di tolak oleh Guanlin.
"Lin, lo jangan dengarin apa kata Bang Minhyun, hm? Dia kalau lagi marah emang gitu. Lebih seram dari zombie. Hehe. Nanti, kalau marahnya Bang Minhyun udah hilang, dia kembali kayak biasanya kok." Jihoon berusaha menahan agar Guanlin tidak pergi malam ini juga.
"Gue gak butuh rasa kasihan dari lo. Kalau emang gue gak bisa di terima di keluarga ini, oke fine! Gue akan pergi dari sini sekarang juga! Dan kalau emang gue di suruh untuk ninggalin keluarga ini, gue siap, bahkan ikhlas, nama gue di hapus dari kartu keluarga!"
Guanlin mengambil tasnya kemudian pergi dari rumah dengan membanting pintu dengan keras.
Setitik demi setitik, bulir air matanya semakin banyak mengalir ketika langkahnya sudah jauh dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleven Stepbrothers - Wanna One
Fanfiction| Season 1 | [Book 1] ✔ [Book 2] ✔ Hidup bersama dengan sebelas saudara tiri laki-laki tidak semenyenangkan seperti film-film yang di tonton oleh Rana. Ada yang menerimanya sebagai keluarga mereka dan ada yang sebagian membenci kehadiran Rana. Seper...