21 - Sebuah Awal yang Baru atau Awal dari Segalanya?

3.3K 445 53
                                    

"Ternyata lo berhasil juga ya menaklukan hatinya si Rana. Gak nyangka gue sama lo!"

Minki tengah berkumpul di gerbang belakang sekolah dengan gerombolannya yang tak lain adalah Aron, Jonghyun dan tentunya Dongho.

"Gimana? Gue udah menyelesaikan dare gue 'kan?" Tanya Minki pada sahabat-sahabatnya.

"Eitsss... Dare lo bukan sampai sekedar jadian doang sama si Rana. Lo pacaran sama dia selama tiga bulan, lalu, abis itu lo putusin dan tinggalin dia. Gimana? Lo setuju 'kan?" Kata Dongho mengusulkan dare untuk Minki.

"Gue gak bisa. Dia bukan boneka untuk di permainkan." Minki menolak dare dari Dongho.

"Kenapa? Lo suka sama Rana?" Kini, Aron bertanya balik pada Minki.

"Atau, jangan-jangan lo emang beneran suka sama dia?" Tebak Jonghyun.

"Awalnya, gue deketin dia emang karena dare dari kalian semua. Tapi, setelah gue tahu bagaimana perihnya kehidupan dia, gue sadar, gue telah salah mempermainkan hati dia. Dan sekarang, gue jadian sama Rana bukan karena dare dari lo semua. Namun, murni dari perasaan gue."

"Minki, lo seriusan sama perkataan lo tadi? Rana itu cuma cewek biasa Min. Lo bisa cari cewek yang lebih dari Rana. Gak biasanya lo dengan mudahnya jatuh cinta sama seseorang. Gue tahu betul sifat lo kayak gimana Minki. Di awalnya doang lo cinta sama Rana, pasti juga ujungnya sama kayak mantan-mantan lo. Di pakai lalu di buang." Ucapan Dongho sukses mengundang amarah Minki muncul.

"Karena dia Rana, makanya gue jatuh cinta sama dia. Dongho, lo itu sahabat gue. Gue udah lama kenal sama lo. Jangan gara-gara lo menghina si Rana, persahabatan kita jadi hancur. Lo tahu 'kan? Kalau gue benci hal kayak gitu? Camkan itu baik-baik!"

Minki melenggang pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Jika ia tetap tinggal disana, pasti semuanya menjadi berantakan tidak terkendali.

Berjalan di koridor sekolah yang sepi, Minki melihat seseorang yang berperawakan tinggi menghalangi jalannya. Semakin mendekati nya, Minki semakin tahu siapa orang tersebut. Dia. Guanlin.

"Minggir. Lo ngalangin jalan gue."

Minki berjalan melalui Guanlin dengan sengaja menyentuh pundak Guanlin. Langkahnya otomatis saat Guanlin berbicara sesuatu.

"Jadi, selama ini lo pacaran sama adik gue karena dare dari teman-teman lo yang kurang ajar itu?"

Mendengar Guanlin berbicara seperti itu, Minki langsung memutar tubuhnya.

Minki menarik senyuman kecilnya, "Adik? Gue gak salah dengar 'kan? Oh iya, gue lupa. Gue baru ingat kalau Rana udah maafin semua kelakuan brengsek lo ke dia. Benar 'kan apa yang gue bilang?"

"Kita berdua ini sama brengseknya, Minki! So, lo jangan jadi munafik begitu." Guanlin mengejek Minki dan sengaja mengundang kemarahan Minki.

"Gue sama lo itu beda, Guanlin. Dan satu lagi, gue bukan munafik. Tapi, gue memang benar-benar cinta sama Rana. Oke! Gue jujur. Awal gue deketin dan menyelematkan dia dari pembully-an anak-anak, itu memang dare dari teman gue. Tapi, setelah gue terus bersama dia, selalu disamping dia ketika dia menderita karena ulah lo, gue menaruh rasa sama dia. Awalnya gue coba untuk menepis rasa itu, karena gak mungkin gue jatuh cinta sama Rana. Ketika gue benci melihat Rana yang selalu menangis karena lo, dari sanalah gue memang benar-benar jatuh cinta sama dia ..."

Sebelum meninggalkan Guanlin, Minki sempat mengatakan beberapa kalimat dan juga senyuman yang sulit untuk di deskripsikan.

"... Gue harap, hubungan lo dengan Rana akan selalu baik-baik aja."

Eleven Stepbrothers - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang