24 - Family and A Farewell

3.1K 425 32
                                    

Seminggu semenjak hubungan Rana dan Minki berakhir secara sepihak--meskipun Rana tidak menginginkannya--Rana sama sekali tidak mendengar kabar dari Minki saat itu juga. Rana pikir, semuanya sudah jelas dan berakhir. Tidak perlu untuk menjelaskan apapun lagi. Semuanya sudah benar-benar berakhir. Hubungannya.

Setiap harinya ketika sehabis sepulang dari sekolah, Rana tidak pernah berkumpul bahkan menyentuh nasi sedikitpun tidak pernah. Dia selalu mengulang kebiasaannya yang sama setiap harinya. Pulang sekolah pergi ke kamar. Begitulah Rana sekarang.

Hingga membuat semua orang rumah khawatir akan keadaan Rana yang takutnya semakin buruk dan menjadi kedepannya. Mereka semua rela meninggalkan pekerjaan mereka demi untuk membujuk Rana supaya kembali seperti dulu.

"Ran... Tolong buka pintunya. Abang bawa pizza kesukaan kamu." Daniel berusaha membujuk Rana untuk turun dan makan bersama dengan yang lainnya.

"Dek, sabtu depan Abang libur. Gimana, kalau kita pergi ke Dufan?" Pun Sungwoon ikut membujuk Rana agar mau keluar dari kamarnya.

Seharian ini, dari pagi hingga malam, Rana tetap berada di dalam kamarnya tidak mau makan apapun dan itu yang membuat semua para Abangnya khawatir dengan kondisi Rana pasca kesalahannya waktu itu.

Sungwoon dan Daniel memandang satu sama lain. Menghembuskan napasnya. Menyerah untuk membujuk adiknya.

"Gimana? Kalian udah bisa bujuk Rana untuk makan?" Jisung datang dengan wajah penuh pengharapan.

Serentak bersamaan Daniel maupun Sungwoon menggeleng kepalanya lemah.

"Yaudah, lo berdua turun dan makan malam dulu. Jangan sampai lo berdua yang sakit. Si adek, biar gue yang urus." Kata Jisung dengan perasaan penuh keibuannya.

"Thanks Bang. Gue serahin semuanya ke lo." Daniel berlalu dengan mengusap pundak Jisung.

"Gue percaya sama lo Bang." Sungwoon tersenyum pada Jisung dan turun berkumpul dengan yang lain di bawah.

Menatap pintu kamar Rana yang selalu tertutup seharian, membuat Jisung harus menghela napasnya.

"Dek. Abang tahu kamu gak sengaja untuk memberitahukan rahasia Minki. Kamu gak salah. Kamu sama sekali gak salah. Itu semua terjadi karena kamu gak sengaja. Tunjukkin ke Abang-abang kamu kalau itu bukan kesalahan kamu. Dengan cara kamu mogok makan seperti ini, gak akan bisa mengubah apa-apa. Kalau kamu gak mau buka pintunya sekarang juga, Abang akan menelepon Bunda dan akan memberitahukan semuanya."

Saat Jisung mengambil gawai nya dari dalam saku bajunya, pintu kamar di hadapannya tiba-tiba terbuka menunjukkan sosok perempuan dengan penampilan yang amat berantakan dan juga jangan lupakan kantung matanya yang menghitam seperti panda.

Jisung tersenyum melihat Rana baik-baik saja meskipun hatinya tidak. Keduanya turun menuju meja makan dan bergabung makan malam dengan yang lain.

Sehabis makan malam, kala Rana ingin menaiki anak tangga yang tentu saja tujuannya ke kamarnya, dengan cepat Jaehwan berhasil menahannya. Jaehwan membawanya ke area kolam renang rumah mereka.

Jaehwan mendudukkan tubuh Rana di bangku yang terbuat dari rotan di pinggiran kolam renang. Di rapihkan nya rambut adiknya yang berantakan itu. Menatapnya sebentar sebelum menerbitkan senyuman nya pada adiknya itu.

"Kalau kamu senyum kayak gini," Jaehwan menarik kedua ujung bibir Rana untuk tersenyum, "Kamu makin tambah cantik."

Jaehwan mengambil gitarnya dan mulai memainkannya. Dia menyanyikan lagu Beautiful yang dibawakan oleh penyanyi bernama Crush dengan di iringi petikan gitar akustik yang indah di dengar untuk menggambarkan betapa cantiknya perempuan yang ada di hadapannya saat ini.

Eleven Stepbrothers - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang