20 | Berusaha Pasrah pada Skenario Tuhan

2.4K 419 71
                                    

Keringat terus membanjiri dahi Bang Chan. Pria tampan itu tidak mengetahui riwayat penyakit Rana. Sungguh. Bukan maksudnya sengaja ingin membuat Rana dalam keadaan bahaya.

Melihat Rana yang terbaring tidak berdaya di atas ranjang dengan segala alat-alat sialan yang tak ingin Bang Chan ketahui apa namanya itu, membuat semua otot yang ada di dalam tubuhnya melemah.

Guanlin tidak pernah bercerita kepadanya tentang penyakit asma akut yang di derita oleh Rana. Hanya sedikit makan kacang-kacangan bisa membuat Rana sudah berada di takdir kematiannya membebankan pikiran Bang Chan.

Tidak pernah terlintas di otak Bang Chan, Rana akan terbaring di ranjang bersama alat-alat menyebalkan itu.

Bang Chan duduk di kursi depan ruangan Rana. Kelihatan sekali bahwa pria itu sangat panik dan khawatir akan kondisi Rana yang bisa kapan saja memburuk. Wajahnya di tenggelamkan menggunakan kedua telapak tangannya.

"Bagaimana kondisi Rana?"

Kepala Bang Chan menengadah keatas melihat siapa yang sedang berbicara dengannya sekarang.

"DASAR BRENGSEK!"

Lucas langsung menyerbu Bang Chan dengan mencengkram kerah bajunya sampai tubuhnya terkena dinding dengan cara yang keras.

"Andai Rana gak pergi dengan orang sebrengsek kayak lo, dia gak akan berada di tempat laknat itu sekarang!"

Bang Chan membisukan mulutnya. Semua yang dikatakan Lucas kepadanya adalah benar. Jikalau dia tak mengajaknya pergi, Rana tidak akan berada di tempat keramat itu sekarang.

Jaehyun melerai keduanya. Melepaskan cengkraman tangan adiknya dari kerah baju Bang Chan. Jaehyun sungguh geli dengan sikap kekanak-kanakan adiknya. Padahal adiknya itu sudah dewasa. Dewasa perawakannya. Bukan dewasa pikirannya.

"Dengan kamu marah-marah seperti ini, tidak bisa membantu Rana sadar dari pingsannya! Berpikirlah dewasa sedikit Luke!" Jaehyun membentak Lucas.

"Akh!"

Lucas meluapkan kekesalannya dengan menendang kursi tunggu yang tidak bersalah itu. Dalam amarahnya, ada sebuah rintik air mata yang terjatuh.

Akhirnya Bang Chan bisa bernapas lega. Sungguh. Dia takut, dia akan di habisi oleh Lucas. Jangan mempertanyakan bagaimana marahnya seorang pendiam kalau batas kesabarannya sudah habis.

"Apa yang membuat Rana seperti ini?" Jaehyun akhirnya angkat bicara.

"Dia... Rana pingsan setelah memakan brownis kacang."

Mendengar penuturan dari Bang Chan, emosi Lucas kembali tersulut.

Bugh

Satu pukulan di wajah tidak bisa dihindari oleh Bang Chan. Pukulan itu terjadi begitu cepat sampai otaknya tak mampu menangkap kemungkinan hal itu terjadi.

"LO MAU BUNUH RANA, HAH?!"

Karena sudah tidak tahan dengan sikap adiknya yang keras kepala ketika diberi nasihat, Jaehyun menarik tubuh Lucas sampai terbentur dinding.

"Percuma kamu kuliah untuk menjadi psikolog kalau kelakukan dan sikap kamu masih sama seperti sampah!"

"BRENGSEK ITU HAMPIR SAJA MEMBUNUH RANA!"

Plak

"Diri kamu sendirilah yang akan membunuh Rana! Bukan dia! Sadarkan diri kamu, Lucas! Jangan bertindak bodoh seperti ini! Hilangkan sifat kekanakan kamu itu!"

Lucas mengepalkan tangannya. Mukanya memerah. Urat-urat lehernya terlihat. Sepertinya, Lucas sedang mencoba menahan amarahnya.

"Kontrol diri dan pikiran kamu, Lucas. Dengan kamu yang terus-terusan seperti ini, tidak akan membantu Rana sama sekali. Dewasalah sedikit, Kakak mohon sama kamu, Lucas."

Eleven Stepbrothers - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang