Bunda Rana 💜
Nak Jaehyun, tolong bawa Rana pergi dari rumah. Bunda mohon sama kamu, Nak Jaehyun.Jaehyun yang mendapati pesan tersebut dari Bunda, langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya.
Selama satu bulan ini dia dan Lucas mencari keberadaan Rana yang tidak kunjung ketemu. Seperti mendapatkan keberuntungan, Jaehyun senang bahwa Rana baik-baik saja selama ini.
Jaehyun keluar dari kamarnya lalu turun dari lantai dua dan bertemu Lucas yang sedang mengerjakan tugas di ruang tamu.
"Mau kemana Kak?"
Lucas melepas kacamatnya kemudian menghampiri Jaehyun yang sedang memakai sepatu di ambang pintu masuk.
"Jemput Rana."
Raut wajah Lucas mendadak berubah menjadi bahagia. Definisi kebahagiaan yang tidak bisa terbantahkan.
"Sekarang Rana ada dimana? Boleh Lucas ikut Kak Jaehyun?"
Jaehyun berdiri usai memakai sepatunya. Dia memegang kedua pundak Lucas.
"She is fine. Kamu tidak perlu khawatir sama Rana." Kata Jaehyun meyakinkan Lucas agar dia tak khawatir akan kondisi Rana.
"Tapi—"
"Lucas! Dengarkan Kakak! Kakak janji, Kakak akan bawa Rana pulang ke rumah kita apapun caranya. Tapi, untuk sekarang, Kakak tidak bisa menjelaskan semuanya kepada kamu. Rana pasti baik-baik saja. Dia adalah gadis yang kuat. Kamu tahu itu 'kan?" Lucas mengangguk, "Kalau begitu Kakak pergi."
: : : : : : : : : :
Di setiap dalam doanya, Rana tidak pernah tidak meminta kebahagiaan untuknya. Setiap orang pasti punya batas kesabaran. Pun dengan Rana. Gadis itu sungguh sangat lelah dengan kehidupannya. Kehidupan yang tidak di inginkan semua orang.
Kapan semuanya akan berakhir? Kapan semuanya menemukan titik temu? Harus sampai kapan lagi kehidupannya terus menyedihkan?
"Ma—af..."
Rana terus menundukkan kepalanya dengan jatuhnya air matanya yang tak bisa lebih lama dia pendam lagi. Dada nya sesak untuk menahan beban itu.
"Mau kamu itu apa sih, hm? Apa dengan cara menghancurkan keluarga saya, itu belum cukup untuk kamu?" Ayah tertawa miring. "Oh, atau jangan-jangan, kamu ingin salah satu anggota keluarga saya mati? Begitu?"
Rana menggeleng lemah. Kepalanya masih menunduk. Menautkan kedua tangannya yang gemetaran ketakutan.
"JAWAB SAYA RANA!"
Ayah sudah tidak bisa menahan kesabarannya lebih lama lagi. Ayah sungguh kesal dan benci dengan perempuan yang ada di hadapannya itu. Karena gadis itu, hubungan anak-anaknya menjadi buruk. Lebih parahnya lagi, anak-anaknya sekarang membenci satu sama lain.
Dengan keberanian yang besar, Sungwoon berjalan maju melangkah mendekati mereka bertiga—Ayah, Daniel dan Rana.
"Yah... Cukup..."
Ayah langsung menepis tangan Sungwoon yang berusaha menariknya menjauh dari Rana. Kini tatapan Ayah berbalik menatap putra keduanya itu.
"Kamu mau, Ayah diam saja dan membiarkan nya, disaat ada orang di depan mata Ayah yang sedang berusaha menghancurkan keluarga kita?! Pakai otakmu itu Sungwoon! Percuma Ayah menyekolahkan mu tinggi-tinggi! Gak ada gunanya!"
Baik. Untuk kali ini, Sungwoon akan memberontak pada Ayahnya.
"Ayah adalah kepala keluarga! Seharusnya Ayah mengerti dan tahu bagaimana cara untuk menyelesaikan sebuah masalah dengan baik-baik! Ayah boleh membencinya! Tapi ingat, Rana masih bagian dari keluarga kita! Ayah bisa menerima Bunda! Kenapa Ayah tidak bisa menerima Rana?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleven Stepbrothers - Wanna One
Fanfiction| Season 1 | [Book 1] ✔ [Book 2] ✔ Hidup bersama dengan sebelas saudara tiri laki-laki tidak semenyenangkan seperti film-film yang di tonton oleh Rana. Ada yang menerimanya sebagai keluarga mereka dan ada yang sebagian membenci kehadiran Rana. Seper...