siapkan hati kalian :)
: : : : : : : : : :
"Lepasin Rana sekarang juga."
Dalam keadaan setengah sadar dan tubuh yang menggigil, Rana mencoba sebisanya tetap membuka matanya meski hal ini tidaklah mudah. Siapa dia yang sudah menolongnya, dia tidak tahu.
Seseorang menyebut namanya. Suara yang tidak asing di telinganya.
"Lo beneran tuli atau pura-pura gak dengar, hm?"
Orang yang masih setia membopong tubuh Rana itu, sama sekali tidak menghiraukan orang yang ada di belakang tubuhnya. Yang memintanya agar segera melepaskan Rana.
"Rana butuh pertolongan medis dari para dokter. Biarkan mereka yang menangani dia."
Pernapasan Rana berangsur membaik. Orang itu sungguh baik. Memberikan inhaler untuknya. Tapi, sampai sekarang, Rana tidak tahu siapa orang itu. Ia ingin berterimakasih padanya.
"Haruskah gue bongkar tentang penyakit hina lo itu, Bang Chan?"
Sontak, Bang Chan langsung diam di tempat ketika orang di belakangnya mengancamnya.
Kepala Rana mendongak. Suaranya terdengar serak ketika menyebutkan nama orang yang sudah menolongnya.
"K--kak Chan?"
Mata pria itu sungguh sangat sendu sekali ketika menatap penuh perhatian pada perempuan yang kini sedang di dalam lindungannya.
"Maaf, jika lo harus terluka karena gue, Rana."
"Maksud Kak Chan apa? Ran--rana gak paham."
Kedatangan Jaehyun yang tiba-tiba itu yang langsung melepaskan tubuh Rana dari gendongan Bang Chan membuat Rana semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Jaehyun menyandarkan tubuh Rana pada dinding rumah sakit. Rambut gadis itu basah. Seluruh badannya yang menggigil kedinginan. Membuat Jaehyun tidak kuat untuk menatap Rana lebih lama lagi.
"A-apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Kakak ada disini?" Bibir Rana sangat pucat. Pun dengan wajahnya.
Jaehyun berlutut tepat di depan adik kesayangannya. Tidak sanggup untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan pada gadis biasa itu.
Air mata Jaehyun mengalir begitu dia mencium telapak tangan orang yang paling berharga untuknya itu.
"Kak Jaehyun kenapa menangis? Rana buat salah sama Kakak?"
Jaehyun menggeleng pelan. "Maaf. Kakak harus mengatakan ini kepada kamu. Kamu positif tertular HIV."
"H-I-V? Kak Jaehyun lagi bercanda 'kan? Katakan ke Rana kalau ini bohong." Rana terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Memastikan dan berharap, ini semua hanya kebohongan.
Ini adalah titik terlemah dalam sepanjang hidupnya bagi Jaehyun. Dia menyesali karena tidak bisa menjaga Rana dengan baik. Menjaga saja tidak bisa, bagaimana bisa Jaehyun melindungi Rana? Ini lucu sekali.
Takdir selalu mempermainkan hidup mereka. Mengajak mereka jatuh, jatuh dan jatuh. Membawa mereka mengulangi fase yang sama. Kesedihan. Kerapuhan. Keputusasaan. Kehilangan.
Kapan takdir mengajak mereka untuk bahagia?
"Dokter tadi hanya mengatakan bajingan itu pengidap HIV. Kenapa Rana bisa... Bisa positif HIV?" Lucas bertanya seakan tidak percaya pada kenyataan yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleven Stepbrothers - Wanna One
Fanfiction| Season 1 | [Book 1] ✔ [Book 2] ✔ Hidup bersama dengan sebelas saudara tiri laki-laki tidak semenyenangkan seperti film-film yang di tonton oleh Rana. Ada yang menerimanya sebagai keluarga mereka dan ada yang sebagian membenci kehadiran Rana. Seper...