43

24.5K 650 137
                                    

=======

Setelah insiden penculikan Misha beberapa waktu lalu, mereka hidup bahagia dalam menanti kelahiran yang tinggal menghitung hari

Sekarang Misha dan Dastan tinggal dirumah chia, takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi lagi

"Misha belum bangun"tanya chia mendapati Dastan datang sendiri keruang makan

"Semalam dia tidak bisa tidur, pinggang nya sakit juga minta di temani jalan sekitar taman tadi malam." jelas Dastan menyapa mereka di meja makan

"Aneh tuh anak, jalan di taman kok malam, kenapa tidak pagi" chia tidak habis pikir dengan kelakuan abnormal Misha

"Nama nya orang hamil sayang, permintaan nya aneh- aneh, kamu dulu juga kayak gitu. Kalo tidak di turuti kamu ngambek terus nangis sampe pagi" kata Bagas jadi ingat waktu chia hamil Misha dulu

"Benarkah pa, aku jadi pengen dengar cerita waktu mama hamil" seru Zana semangat

"Boleh tuh pa" sambung Arsya yang biasa kalem

"Stop, tidak ada waktu dongeng di meja makan, kamu mas mulai hari ini tidur di dapur" kata chia menghentikan mulut ember suami nya, yang entah sejak kapan hobi bergosip

"Hahahaha...bilang aja mama malu kami tahu tentang masa mama hamil kan" kata zana tidak mau kehilangan kesempatan, kapan lagi bisa buat mama galak yang ternyata malu dengan cerita masa lalu

"Kamu.." chia melotot garang zana senang sekali menggoda dirinya, entah sifat jahil siapa yang di ambil

"Jangan marah sayang, kamu tega lihat aku tidur di dapur, entar aku kedinginan terus masuk angin dan sakit kan kamu juga yang repot" mengeluarkan jurus merayu, bahaya singa betina bangun

"Jangan lebay jadi orang, ingat umur pak, tidak cocok lagi bagi kamu" sanggah chia menyantap roti tidak peduli dengan keluhan suami nya

"Hah, baiklah, kalo gitu aku tidur di hotel bersama istri muda seusia zana" gumam Bagas santai tersenyum bahagia tidak peduli dengan reaksi orang di sebelah

Detang

Suara sendok jatuh membuat mereka bersiap mencari tempat perlindungan dari amukan singa

"Ulangi lagi yang kamu katakan mas" suara chia pelan juga lembut membuat mereka yang mendengar kan merinding

"Tidak ada siaran ulang, kamu duduk manis tunggu undangan dari saya" Bagas pura pura tidak tahu dan peduli dengan reaksi chia

"Bagus..sangat bagus sekali. Silahkan kamu nikah dan tidur dengan istri muda kamu, tapi jangan salahkan aku membakar seluruh gedung menjadi debu tidak tersisa" kata chia menggertak antara gigi terdengar mengerikan

"Em..anu..ma, pa, udah donk bercanda ya ok, masih pagi udah horor gini, hehehe" kata zana menghentikan perselisihan antara orang tuanya

"Ada apa nih..kok berasa panas di ruangan ini..kamu belum berangkat kerja, lihat tuh jam semakin siang" Misha bergabung di meja makan bersama yang lain

Tidak memikir kan reaksi mereka dengan santai mencomot roti di tangan chia, serta kopi Bagas lagi di aduk

"makanan untuk di makan bukan untuk di anggurin, mama tahu banget aku lagi ngidam roti buatan mama." tersenyum bahagia dapat memenuhi ngidam mengganggu tidur nya

"Em..enak banget, baby kamu senang kan sekarang dapat merasakan roti buatan nenek kamu dan emm..kopi nya juga enak.." Misha dengan riang kembali mencomot roti bersama kopi yang ia rampas sambil ngobrol dengan sang anak

Ya tuhan..anak gue kok gini banget ya..maen nyerompot makanan gue. Batin chia meratap sedih, roti yang baru sedikit ia makan

"Sha..kenapa kamu main rampas kopi papa.., minta ijin dulu, atau ketuk pintu baru salam itu baru benar. Jangan main serong aja kali, papa tahu kamu anak kesayangan papa tapi itu kopi terakhir papa" protes Bagas tidak ikhlas kopi yang dibuat pakek cinta oleh chia di garap Misha menatap dengan wajah sedih

"Yaelah pa pakek acara kayak gitu segala, emang mau masuk rumah orang pakek minta ijin atau ketuk pintu dulu.?
Si papa mha aneh jadi orang, lagian ini kemauan cucu papa, sha mana suka minum kopi" Misha membuang sembarang kata yang tidak membuat ia salah.

"Tapi tetap aja itu kopi terakhir papa" Bagas semakin kesel sejak Misha hamil, ada aja kelakuan nya bikin semua orang naik tangsih

Beberapa bulan lalu ngidam ngajak berkelahi RT ama RW di komplek rumah mereka, habis dah tuh RT ama RW babak belur di bikin Misha, untung lakik nya dokter selamat deh tuh RT sama RW.

"Jadi papa tidak ridho dan iklhas nih, entar anak Misha brojol tak aduin opa nya tidak sayang sama cucu nya. Lagian papa bisa minta di buatkan lagi sama mama, pakek acara terakhir segala, lebay si papa" Misha sandaran di kursi menatap langsung sang papa dengan wajah di tekuk

"Papa kamu mau nikah lagi sama orang seusia adik kamu" ketus chia mengambil roti lain untuk dimakan, ternyata lapar juga

"Wah bagus dong, kalo bisa papa cari yang lembut jangan garang kayak mama juga lebih cantik dari aku dan mama, bisa serangan jantung kita " tidak ada yang tahu Misha serius atau tidak hanya dia yang tahu.

'Istri ku..oh istri ku, kamu menambah minyak solar dalam koboran api' desah Dastan dalam hati

'Gile..kakak gue kumat, di kasih makan apa tuh kakak gue, hamil bukan nya tambah waras malah jadi tidak waras' zana menatap terharu dengan kakak tersayang

'Makin tidak benar kakak gue..ahah..kasihan keponakan gue entah kayak siapa tuh anak nanti. Moga aja kagak ikut kakek nenek and mama nya , tambah tidak waras keluarga gue..tahu
gini gue cabut dari tadi aja' mendesah menyesal terjebak diantara mereka

'Sial nih anak, gue masukin lagi kalo tahu besar nya kayak gini' menghirup napas panas

"Hahahaha...kamu memang anak papa, ide kamu bagus juga. Papa suka dengan pikiran kamu" Bagas tertawa bahagia bangga dengan Misha

"Hahahahaha..iya dong, sebelum orang yang papa nikahi nanti harus bisa ngalahin mama satu pukulan dalam ring pertempuran. Gagal dalam pertempuran bakar dia hidup- hidup" Misha tersenyum samar

Mereka menghirup udara dingin dengan perkataan Misha. Seakan jantung mereka merosot dari tempat nya

"Bagus..mama suka ide kamu sayang, sekalian satu keluarga di basmi sekalian" chia sangat bahagia dengan penuturan Misha, meski tadi sempat kesel dengan misha mendukung suami nya nikah lagi.

Ini baru anak gue. Kata chia bangga dalam hati

Habis melambung kan orang ke langit, sedetik kemudian di hempas kembali dengan kejam.

Wajah bagas tenggelam dalam tidak keberdayaan
"Kenapa kamu menuruni semua sifat mama kamu" tanya Bagas kesel

"Mana sha tahu..eh," tiba-tiba ekspresi Misha berubah dratis, membuat mereka yang memperhatikan saling tukar pandangan

"Sayang, ada apa" tanya dastan menemukan hal tidak aneh sama ekspresi Misha

"Sha, jangan diam aja, katakan sama mama" chia menghampiri Misha di seberang sana

"Merasa mules, perut ku berasa di puter, sakit banget" peluh membanjiri kening juga tubuh Misha, membelai perut

"Akhh, ma lihat" teriakan zana mengikuti arah yang zana lihat

"Cepat siap kan mobil, zana ambil tas yang sudah disiapkan dalam kamar kakak kamu" perintah Bagas cepat mengintruksikan mereka semua

Chia, Bagas dan Dastan menuju rumah sakit dalam satu mobil, Arsya juga zana di mobil lain mengikuti dari belakang

Serta mengabari yang lain segera kerumah sakit.

========

Manochi29

Batam, 061118

Me and Docter ( Seri Ke-2 MLH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang