13 : Pajamas Dinner

3.9K 160 0
                                    

Los Angeles, USA
09.00

Sampai pagi hari, Dylan dan Jessica masih pada posisi yang sama dengan semalam. Walaupun Jessica sudah bangun, tapi laki-laki yang berada di atasnya itu belum kunjung bangun. Tangisan Jessica kembali pecah sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.

"Jes?" ucap Dylan yang sudah bangun kemudian berpindah tempat dari tubuh Jessica. "Jes.. maaf." ucap Dylan. Jessica membenarkan posisinya menjadi duduk sambil memeluk kedua kakinya.

"Jes.. say a word. Maafin gue Jes." ucap Dylan sambil memegang pundak Jessica. "Jes.." ucap Dylan dengan pasrah. Karena Jessica masih tidak bisa berkata-kata, akhirnya gadis itu memilih untuk menangis. Dylan pun tidak hanya diam saja.

Laki-laki itu memeluk gadis yang sedang merasa terpuruk itu.

"Maafin gue Jes. Itu semua di luar batas gue. Maaf." ucap Dylan. Jessica mengangguk. "Gue cuma takut Dyl. Gue bener-bener takut lo bakal ngelakuin yang aneh-aneh sama gue." ucap Jessica yang tangisan nya sudah reda.

"Nggak Jes. Gue masih bisa sadar kalo gue hampir ngelakuin itu. Maafin gue." balas Dylan sambil mengusap lengan Jessica. "Ya udah lepasin gue." ucap Jessica. "Ga. Gue ga akan lepasin lo sebelom lo berhenti nangis." balas Dylan. "Ini gue udah berhenti nangis Dylan." bentak Jessica.

"Oke, oke. Maaf." ucap Dylan kemudian melepas pelukannya. Jessica menghapus bekas air matanya dan kemudian bergegas dari tempat tidur Dylan dan keluar dari kamar laki-laki itu. "Jes!" panggil Dylan, tapi Jessica sudah terlanjur keluar dari kamarnya.

Jessica menuju kamar tamu dan langsung menggendong Carsten. Untungnya bayi itu tidak menangis karena ditinggal oleh Jessica semalaman. "Maafin ya aku tinggalin kamu semalem. Aku bener-bener ga bermaksud." ucap Jessica.

"Kenapa gue jadi serba salah sih?" tanya Jessica pada dirinya sendiri. Tiba-tiba, sebuah tangan dari belakang melingkar pada lingkar pinggang gadis itu. Jessica terkejut namun entah kenapa dia takut menghadap ke belakang.

"Jes, maaf gue bikin semuanya jadi serba salah." ucap Dylan sambil memeluk Jessica dari belakang. "Ma.. maksud lo apa peluk gue begini?" tanya Jessica. "Gue nyaman aja kalo pelukan sama lo." jawab Dylan.

"Dyl, please." ucap Jessica. "Kita temen satu projek. Bukan pasangan." lanjutnya.

Mendengar ucapan Jessica, Dylan melepas pelukannya itu dan kemudian gadis itu berbalik badan menghadap Dylan. "Berapa banyak botol lo habisin semalem?" tanya Jessica. "Setengah botol." jawab Dylan. "Ga mungkin." balas Jessica. "Oke. Dua botol." ucap Dylan.

"Gue ga bisa tinggal sama lo kalo lo kayak semalem Dyl. Gue takut Carsten yang kenapa-kenapa." ucap Jessica.

"Denger gue dulu Jes. Gue.. entah kenapa gue bisa minum sebanyak itu. I promised you before I won't drink that much." jelas Dylan. "Tapi lo ga bisa pegang janji lo." balas Jessica.

"Iya, gue salah Jes. Gue akan terus berusaha buat ilangin kejelekan gue itu. Gue akan berusaha, buat lo, dan buat Carsten." ucap Dylan.

"With one condition, don't leave me." tambahnya.

Los Angeles, USA
13.26

Hari itu menjadi hari yang paling tegang bagi Dylan dan Jessica. Sejak insiden malam itu, Jessica menjaga jarak dengan Dylan dan mengurangi pembicaraan dengan laki-laki itu. Siang itu, Dylan sedang pergi menemani papanya memeriksa perusahaan-perusahaan Warren. Tidak ingin Jessica sendirian dengan Carsten, Dylan menyuruh sahabat-sahabatnya Jessica untuk datang ke penthouse nya menemani Jessica.

"Udah Jes, ga usah dipikirin lagi. Lagipula kan Dylan nya juga udah minta maaf." ucap Lea. "Iya Jes. Itu kan di luar kendali dia." tambah Eleanor. "I was shock, okay?" ucap Jessica dengan nada yang pasrah di akhir kata. "Oke, oke. Maaf." balas Eleanor.

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang