27 : Where Are You?

2.4K 109 0
                                    

Los Angeles, USA
21.18

Sudah hampir empat hari Jessica menghilang tanpa kabar. Bahkan keluarga Robertson juga belum tau keberadaan anak bungsu mereka, begitu pula dengan sahabat-sahabatnya Jessica.

Bahkan Dylan sudah meminta tolong detektif swasta untuk mencari Jessica. Tapi hasilnya masih nihil. Kediaman Jessica pun kosong semua. Dylan sempat berpikir gadisnya menginap di rumah keluarga Thomas. Tapi saat Dylan pergi kesana, Jessica tidak ada.

Dylan sangat takut sesuatu yang buruk atau pun jahat terjadi pada gadisnya. Dylan juga semakin putus asa. Bad habits nya kembali semakin muncul. Tapi kali ini Dylan mempunyai alasan yang cukup logis. Kehilangan Jessica membuat dirinya selalu pergi ke klub malam.

"Gimana udah dapet kabar?" tanya Dexter yang menghampiri adiknya yang sedang duduk di pinggiran kolam renang.

Dylan menggelengkan kepalanya setelah menghembuskan asap. Semua anggota keluarga Warren memutuskan untuk menetap di mansion nya Damon.

"Lagian lo bego banget sih Dyl. Kenapa ga kasih tau aja sih lo kenapa?" ucap Dexter yang gemas dengan adiknya itu.

"Ya justru gue takut dia pergi tinggalin gue karena hal itu." jawab Dylan. "Tapi kenyataan nya dia udah tinggalin lo duluan sebelom lo kasih tau, bodoh." balas Dexter.

"Lo tau sendiri lah, gue baru pertama kali jatuh cinta." ucap Dylan. "Iya gue tau. Tapi ga begitu juga kali. Gue mau kasih tau aja nih. Kalo lo emang sayang sama Jessica, perjuangin dia apa pun rintangan nya. Kalo ada masalah, selesain dengan kepala dingin." balas Dexter.

Dylan mengangguk paham. "Makasih Kak."

"Ya udah, gue ke dalem dulu. Lo jangan kelamaan disini." ucap Dexter kemudian masuk kembali ke dalam rumah.

Malam itu, Dylan memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana terlebih dahulu. Dia harus mencari cara lagi untuk mendapati keberadaan Jessica.

Dylan Warren
Jes, kamu dimana? aku kangen banget sama kamu. please, jawab chat aku. i need you.

🍼

"Loh, lo belom tidur Jes?" tanya seorang perempuan saat masuk ke dalam kamar tamu. Jessica tersenyum kemudian menggeleng. "Ini udah jam satu malam loh." ucapnya lagi. "Gapapa, gue udah biasa begadang kok." balas Jessica.

Perempuan itu kemudian duduk di sebelah Jessica. "Kenapa lo pilih buat stay disini?"

"Karena jauh dari Dylan." jawab Jessica. "Lo tau 'kan Dylan sampe sewa detektif swasta buat cari lo?" tanya perempuan itu. Jessica mengangguk. "Percuma, buang uang. Mereka pasti cuma cari di sekitar situ aja, sedangkan gue jauh banget dari mereka." jawab Jessica.

Jessica membuang nafasnya dengan berat. "Kalo kalian udah menikah dan ini terjadi lagi, lo bakal kabur lagi gitu?" tanya perempuan itu. Jessica tersenyum miring. "Mungkin enggak, mungkin iya." jawab Jessica.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

"Jadi handphone lo, lo matiin terus?" tanya nya lagi. "Iya. Makasih ya udah pinjemin gue handphone lo." jawab Jessica.

"Iya sama-sama. Kalo gitu gue tidur ya, lo jangan sampe ga tidur ya Jes." balas perempuan itu. "Iya." ucap Jessica.

Sepeninggal perempuan itu, Jessica meneteskan air matanya.

Los Angeles, USA
09.45

"Dyl, kalo Jessica ga pulang, pernikahan kalian gimana?" tanya Lea. "Iya tuh. Udah beres semua 'kan? Tinggal naik pelaminan aja kalian." sambung Ele. Jujur, Dylan tidak tau harus menjawab apa. Yang jelas, Dylan butuh Harvey, James, dan Dillon sekarang, bukan gadis-gadis itu.

"Gue juga ga tau Le, El." jawab Dylan.

"Lo cowo macem apa sih?! Masa gitu aja udah nyerah?!" bentak Ele.

"Ya gimana lagi, El? Detektif yang gue sewa aja ga temuin apa-apa, gimana gue?" jawab Dylan yang ikutan frustasi.

"Udah, udah, jangan emosi El." ucap Jenna sambil mengusap pundak Eleanor.

"Ya tapi ini udah hampir satu minggu Jen! Jessica pergi ga tau kemana ga kasih kabar sama sekali. Bahkan keluarganya ga dikasih tau apa-apa." balas Eleanor.

"Dyl, lo nyembunyiin sesuatu ya dari Jessica?" tanya Jenna. Dylan menatap Jenna bingung. "Udah pasti. Liat aja tuh mukanya." ucap Lea.

Dylan membuang nafasnya dengan pasrah. "Gue lagi ada masalah. Gue bukannya ga mau cerita sama Jes, tapi gue ga mau bebanin dia." jawab Dylan.

"Ya udah, kalo gitu cerita sama kami berenam." ucap Dillon tiba-tiba yang datang dari belakang bersama kedua sahabatnya.

🍼

"Waktu gue ke klub malam, ada cewe yang ngaku kalo dia dihamilin sama gue. Gue berani sumpah gue ga pernah ngelakuin hubungan intim sama cewe lain, dan gue ga akan pernah kalo dia bukan istri gue." ucap Dylan.

"Gara-gara itu gue kepikiran terus. Gimana kalo dia beneran hamil dan gue dipaksa jadi suami nya, sekali pun anak itu bukan anak gue?" lanjutnya.

"Jadi lo takut cerita ini sama Jessica?" tanya James. Dylan mengangguk jujur.

"Gue takut dia tinggalin gue." jawab Dylan.

"Dia udah tinggalin lo bahkan." balas Ele.

"Iya. Dia kasih waktu buat gue selesain ini semua, walaupun dia ga tau masalah gue." ucap Dylan.

"Dyl, buat apa lo punya kami kalo lo ga cerita sama kami? Kami pasti bisa bantu Dyl." ucap Harvey. "Gini deh, mulai besok kami akan bantu lo, dan kalo masalah lo sama si cewe gila itu udah selesai, kita cari Jessica. Gimana?" ucap Dillon.

"Gue setuju sama Dillon." ucap Jenna.
"Gue juga." sambung James.
"Oke. Besok dateng kesini jam sebelas pagi." ucap Dylan.

"Aku akan cari kamu setelah masalah aku selesai, Jes. Tunggu aku, jangan pergi terlalu jauh." batin Dylan.

🍼🍼🍼

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang