Los Angeles, USA
Dylan dan Jessica memasuki bulan keempat dalam rangka mereka mengasuh Carsten. Bayi itu tumbuh menjadi bayi yang periang dan pintar. Di usianya yang sudah enam bulan, Carsten sudah mulai bisa merangkak. Tidak hanya itu, Carsten juga sudah bisa diajak bercanda oleh Dylan dan Jessica.
Mereka juga sesekali mengadakan pertemuan dengan Darren dan Violet yang adalah orang tua kandung Carsten. Mungkin karena adanya ikatan batin, Carsten tidak takut untuk menghabiskan waktu bersama kedua orangtua kandungnya.
Hubungan Dylan dan Jessica pun semakin intim. Walaupun mereka hanya sepasang orang tua asuh bagi Carsten, Dylan dan Jessica bisa memberikan kasih sayang untuk satu sama lain. Terlebih lagi, perasaan cinta akan satu sama lain semakin tumbuh di dalam diri mereka masing-masing.
Los Angeles, USA
09.24"Dyl, Mandy mau ketemu sama gue nanti sore." ucap Jessica yang sedang menggendong Carsten. "Mandy? Ga." jawab Dylan yang sedang sibuk dengan iPad nya mengurusi perusahaan-perusahaan papanya. "Katanya urgent." balas Jessica. "Gue temenin." ucap Dylan.
Jessica membuang nafasnya kemudian duduk di sebelah Dylan. "Dia mau ngomong Dyl. Sama gue doang." ucap Jessica. "Ya udah gue anter lo ketemuan sama Mandy." balas Dylan.
"Mandy jemput gue." ucap Jessica.
"Gue bingung kenapa lo bisa-bisanya ga curiga sama Mandy. Dia bisa aja ngelakuin sesuatu yang jahat sama lo." ucap Dylan setelah mematikan iPad nya itu. "Dyl, lo percaya 'kan sama gue?" tanya Jessica. "Percaya banget Jes. Tapi gue ga percaya sama Mandy." jawab Dylan.
"Dia udah jahat sama lo. Kenapa lo masih peduli sih?" balas Dylan. "Please? Just this time." pinta Jessica. "Oke, oke. Tapi jangan pulang kemaleman, kalo bisa telfon gue biar gue jemput. Ga ada protes titik." jawab Dylan. "Oke! Makasih Dyl." ucap Jessica kemudian mengecup pipi Dylan dengan cepat.
Dylan tersenyum karena perlakuan Jessica itu. Dan tanpa Jessica sadari, perlakuan kecil nya itu justru menambah perasaan cintanya Dylan untuk Jessica.
Los Angeles, USA
17.03"Gue udah sampe. Turun." ucap Mandy pada Jessica lewat telfon. "Oke." balas Jessica dari seberang. Mandy mematikan telfon nya kemudian membuang nafasnya dengan berat.
"Hey." sapa Jessica saat masuk mobil Mandy. "Lo udah siap?" tanya Mandy. "Hmm, udah." jawab Jessica. Mandy pun mulai menjalankan mobilnya dan meninggalkan area penthouse milik Dylan. "Lo mau ngomong apa?" tanya Jessica. Mandy yang sedang fokus menyetir mulai berbicara.
"Dulu, waktu gue kuliah bachelor degree, ada perempuan yang awalnya dan sebenernya gue ga pernah benci. Tapi gue benci sama dia karena gue iri dia bisa dapetin apa aja yang dia mau dan yang dia bisa. Bahkan laki-laki yang gue kenal dan yang gue sayang dari senior high school, dia juga bisa dapetin." ucap Mandy. Perlahan, tancapan gas mobil itu semakin kencang. Jessica hanya diam karena dia tau Mandy membicarakan dirinya.
"Kalo kata orang dia cantik, pinter, berprestasi, disukain banyak orang, bahkan ga sedikit yang bilang dia itu sempurna sampe-sampe banyak banget laki-laki yang sayang sama dia.
Sedangkan gue? Gue ga ada bandingan nya sama dia. Gue ga cantik, gue ga pinter, kalo gue ikut lomba gue selalu kalah dan gue ga bisa banggain orang-orang, dan gue ga terkenal." lanjut Mandy.Kecepatan mobil itu semakin bertambah. "Mandy pelan-pelan!" ucap Jessica.
Bukannya Jessica takut akan kebutan, tapi Mandy sedang emosi dan Jessica takut gadis itu melakukan sesuatu diluar batas.
"Dan sekarang, setelah dia putus sama laki-laki yang dulu gue sayang, bisa-bisanya dia tinggal satu atap sama laki-laki yang sekarang gue sayang! Laki-laki yang terkenal kenakalan nya dan yang ga pernah tulus cinta sama perempuan! Dia bisa naklukkin laki-laki itu! Sedangkan gue selalu jauh di belakang dia!" ucap Mandy dengan emosi yang sudah memuncak kali ini.
"Dan gue benci banget sama perempuan itu dan orang-orang yang dia sayang." ucap Mandy dengan penekanan.
"Mandy, oke gue tau lo benci sama gue. Benci banget. Tapi tolong jangan ngebut kayak gini. Kenapa lo ga pernah ngomong sama gue dari awal? Kalo lo ngomong pasti gue bisa bantu lo, Mandy. Gapapa lo benci gue, tapi tolong jangan benci orang-orang yang gue sayang." ucap Jessica sambil bolak-balik melihat jalanan.
"Lo kenapa sih selalu ngerebut semua yang bisa jadi hak gue? Yang bisa jadi milik gue?" tanya Mandy yang sudah menangis. "Man, gue ga pernah ngerebut itu semua. Mungkin itu berkat buat gue." jawab Jessica.
"Berkat? Lo bilang itu berkat?! Lo jelas-jelas ngerebut itu Jessica! Lo ngerebut Harvey, lo ngerebut Dylan! Dan lo selalu dipandang dengan baik sama orang-orang!—". "MANDY!" teriak Jessica.
Dan, terjadilah kecelakaan itu. Mobil Mandy menabrak pohon karena mobil dari arah berbeda menyalip mobil lain dan Mandy sedang tidak melihat ke arah jalanan.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️