41. Delivered

4.9K 80 0
                                    

Los Angeles, USA
02.34

Suara jeritan serta tangisan memenuhi ruangan tersebut. Seorang calon ibu tengah berjuang melahirkan anaknya. Ralat, anak-anaknya. Setelah sembilan bulan mengandung, tiba saatnya bagi mereka untuk hadir di dunia ini. "Kamu pasti bisa, Jes." ucap Dylan memberikan semangat untuk istrinya. Jessica yang dibantu oleh oksigen untuk bernafas masih saja tersengal-sengal. "Ahhhhhh." teriak Jessica sambil terus mendorong.

"Ayo dorong lebih kuat!" ujar dokter Abigail. Remasan tangan Jessica pada tangan Dylan dan salah satu perawat pun semakin kencang. "Ayo Sayang, kamu pasti bisa." ucap Dylan sembari mengecup punggung tangan Jessica. Dengan satu dorongan yang cukup kuat, Jessica mengerahkan semua tenaganya dan bayi pertamanya tersebut berhasil keluar dengan selamat. "You did a great job, you did a great job." ucap Dylan kemudian mengecup kening Jessica.

Perjuangan Jessica tidak berhenti sampai disitu. Selang enam menit kemudian, Jessica harus berjuang untuk melahirkan bayi keduanya. Gadis itu menangis sejadi-jadinya. "Dyl.. aku—" "Sshh, kamu bisa. Aku yakin kamu bisa, Jessica." ucap Dylan memotong ucapan istrinya. Lagi, Jessica menguras tenaganya untuk memerjuangkan bayi keduanya. "Satu dorongan kuat kamu akan ketemu bayi kedua kamu." ucap dokter Abigail. Jessica mendorong sekuat tenaga, dan bayi keduanya pun berhasil keluar juga dengan selamat.

Jessica menangis di pelukan Dylan. Suaminya itu tentu tidak berhenti mengucapkan terima kasih pada Jessica. Laki-laki itu terus mengecup kepala Jessica. "Aku mencintaimu, terima kasih banyak Jessica." ucap Dylan. "Ini bayi-bayi kalian." ucap seorang perawat yang datang bersama kedua bayi. Jessica semakin menangis melihat kedua bayi tersebut. "Sayang jangan nangis." ucap Dylan pada Jessica. Jessica hanya bisa menggeleng.

Jessica menerima kedua bayi tersebut dan terus menatap mereka berdua. "Selamat, anak kalian kembar perempuan dan laki-laki." ucap dokter Abigail. Dylan langsung menjabat tangan dokter tersebut, bahkan dia tidak malu untuk memeluk dokter itu. "Makasih banyak dokter, makasih banyak." ucap Dylan. "Sama-sama, Dylan." balas dokter Abigail. Dylan kembali pada Jessica, dan menggendong anaknya yang laki-laki. "Sesuai kesepakatan kita, kalo bayi kembar kita perempuan dan laki-laki, aku namain yang laki-laki." ucap Jessica walaupun masih lemah.

"Siapa namanya?" tanya Dylan. "Alexander Leonardo Carsten Warren." jawab Jessica. "Kamu pake nama Carsten?" tanya Dylan. Jessica mengangguk. "How about her?" tanya Jessica. "It's Alison Lucille Ashley Warren. I use your middle name for her." jawab Dylan. Jessica tersenyum. Dylan kembali mencium bibir istrinya. "Thank you so much. I love you." ucap Dylan. "I love you more." balas Jessica.

🍼

"Ya ampun keponakan Auntie cantik banget." ucap Nicole sambil menggendong Alison. "Keturunan Jessica." balas Dylan dengan bangga. "Ya iya lah, masa keturunan gue?" balas Nicole yang membuat Dylan menyengir. Disaat ini, Jessica sedang beristirahat setelah mengerahkan semua tenaganya untuk melahirkan bayi kembarnya, sedangkan keluarga besarnya berkumpul di ruangannya.

"Makasih udah selalu ada buat Jessica." ucap Nicole. "Itu karena kewajiban gue dan gue ga mau jauh dari Jes." balas Dylan. Nicole tersenyum jahil. "Cie." ledeknya. "Ih apa sih." balas Dylan malu. "Lucu deh kalian. Ga pernah ketemu, jadi orang tua asuh, eh taunya udah menikah. Udah punya anak lagi sekarang." ucap Nicole. "Ya emang gitu. Kerja Tuhan unexpected banget." balas Dylan. "Siap." ucap Nicole. Disaat Alison berada di gendongan Nicole, Alexander pun berada di gendongan Geraldo, pamannya.

"Ganteng ya?" tanya Megan. "Iya. Mungkin dia punya gen ganteng dari aku." jawab Geraldo. "Lah, gimana caranya? Yang ada juga keturunan Dylan, Ge." balas Megan. "Hahaha, iya, iya." ucap Geraldo. "Kayaknya Nolan udah siap punya adek." sambungnya. "Siap darimana? Umurnya aja baru satu tahun, Ge. Tunggu dia dua tahun atau tiga tahun aja." balas Megan. "Jadi kamu mau punya anak lagi?" tanya Geraldo. Megan mengangguk. "Hehe, love you." balas Geraldo.

Seluruh anggota keluarga Warren dan Robertson tampaknya memang tidak peduli sekarang jam berapa. Kehadiran kedua malaikat baru dalam keluarga mereka mungkin membuat mereka tidak mengantuk dalam sekejap. Banyak dari mereka yang masih terjaga, bahkan anak-anak kecil pun juga masih ada yang terjaga.

"Sayang, makasih banyak." ucap Dylan sambil mengecup punggung tangan Jessica. Gadis itu terlelap karena kelelahan setelah mengeluarkan semua tenaganya untuk berjuang melahirkan kedua bayinya. "Dear God, thank you for the double bonus for us." batin Dylan. "Uncle." panggil Nolan. "Hey Nolan." ucap Dylan kemudian menggendong Nolan. "Nolan udah liat Alison sama Alex?" tanya Dylan sambil mencium-cium pipi Nolan. Nolan mengangguk. "Kok Nolan ga tidur? Tidur dong kayak Auntie Jes tuh." tanya Dylan.

"Nolan maunya tidur sama Uncle." jawab Nolan. Dylan tertawa kecil. "Oke, oke." balas Dylan. "Dyl, kamu istirahat dulu. Mom sama Nicole yang gantian jaga Ali sama Alex." ucap Christina. "Oke." balas Dylan.

Los Angeles, USA
10.00

"Nolan nempel juga sama Dylan." ucap Megan pada Geraldo. Dylan tidur di sofa dengan Nolan di pelukannya. Laki-laki itu tampak sangat letih dan itu tersirat di wajahnya. Geraldo hanya tertawa. "Hey." sapa Nicole pada Jessica. Jessica tersenyum. "You're good?" tanya Nicole. "Better." jawab Jessica. "Dylan mana?" tanya Jessica. "Itu." jawab Nicole sambil menunjuk ke arah Dylan yang masih terlelap.

Jessica tertawa kecil melihat Dylan tidur dengan Nolan. "Katanya Nolan mau tidur sama Dylan tadi." ucap Nicole. "Lucu banget." balas Jessica. "Jes kapan boleh pulang ya?" tanya Jessica kemudian. "Dylan minta lusa." jawab Nicole. "Oh? Oke." balas Jessica. "Mommy." ucap Katelyn sambil menghampiri Nicole. "Kenapa Sayang?" tanya Nicole. "Katelyn mau mochi." jawab Katelyn. "Mochi? Beli dimana?" tanya Nicole.

"Daddy yang beli. Boleh kan?" jawab Katelyn. "Ohh. Ya udah beli sama Daddy." balas Nicole. "Auntie Jes mau?" tanya Katelyn. "No? thank you." jawab Jessica. "Oke." balas Katelyn. "Dia udah bisa punya adek tuh." ucap Jessica. Nicole tertawa. "Iya, udah bisa." balas Nicole. "Wait a sec.. you're pregnant?" ucap Jessica. "One month." jawab Nicole. "Oh yaaa? Cam tau?" balas Jessica. "Belom. Tiga hari lagi kan Cam ulang tahun, aku mau kasih tau dia." ucap Nicole. "OMG!! Congrats!" balas Jessica. "Thank you my baby sister." ucap Nicole sambil memeluk Jessica.

"Aku mau liat double A." ucap Jessica sambil bangun dari tempat tidurnya dengan perlahan. "Mereka aman kok dari kemaren." balas Nicole. Jessica memeriksa bayi kembarnya yang diletakkan di baby cot. Lucunya, baby cot milik Alison berwarna pink sedangkan milik Alexander berwarna biru. "Hi Babies." sapa Jessica. Jessica menggendong Alison dan Alexander secara bergantian.

"I love you." ucap Jessica pada Alison lalu Alexander. "Hai." sapa Dylan secara tiba-tiba sambil memeluk Jessica dari belakang. "Hai Dyl." balas Jessica. "Gimana kamu?" tanya Dylan. "Baik-baik aja kok." jawab Jessica. "Yakin?" tanya Dylan sebelum dia menciumi pundak istrinya. Jessica mengangguk. "Kapan aku boleh pulang?" tanya Jessica setelah berbalik badan menghadap Dylan. "Besok, atau mungkin besoknya." jawab Dylan. "Baiklah." balas Jessica.

Dylan mencium Jessica sekali lagi. Laki-laki itu benar-benar jatuh kepada Jessica seorang. "Jadi.. kita ga buat anak kedua?" tanya Dylan. Jessica tertawa. "I don't know." jawab Jessica. Dylan ikut tersenyum kemudian mengecup kening istrinya. "Hi lovebirds." ucap Megan. "Hai." balas Jessica. "Aku pulang dulu ya, nanti malem aku kesini lagi." ucap Megan. "Iya, gapapa. Makasih ya, Meg." balas Jessica sambil membalas pelukan Megan. "Thank you, Meg." ucap Dylan. Megan tersenyum. "See you." ucap Megan.

🍼🍼🍼

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang