Los Angeles, USA
17.00Semua yang berada di dalam ruangan itu menatap Dylan yang membawa satu buket bunga baby's breath berwarna merah muda. Karena paham, mereka semua pun langsung keluar dari ruangan Jessica untuk memberikan privasi bagi keduanya.
"Hey." sapa Dylan sambil berjalan mendekati Jessica. Gadis itu tersenyum. Dylan langsung memeluk Jessica dengan erat tanpa membuat Jessica sesak. "Aku bener-bener takut kamu ninggalin aku Jes." ucap Dylan. Jessica melepas pelukannya dan menatap Dylan dengan heran. "Aku-kamu?" tanya Jessica. Dylan tersenyum malu. "Waktu kamu koma.. aku coba ngomong aku-kamu sama kamu." jawab Dylan.
Jessica tersenyum sambil memegang wajah Dylan. "Carsten dimana?" tanya Jessica. "Belom ketemu ya? Tadi dia di taman sama Megan." jawab Dylan. Dylan terus menggenggam tangan Jessica dengan erat. "Jes, jangan bikin aku ketakutan kayak begitu lagi ya?" pinta Dylan. Jessica menggeleng. "Ga akan." jawab Jessica.
"Aku bawain bunga favorit kamu." ucap Dylan sambil memberikan buket bunga itu. "Makasih Dyl." balas Jessica. "Baca dong kartu ucapan nya." ucap Dylan. Jessica mengambil kartu ucapan itu dan membacanya.
"S.H.M.I.L.Y?" tanya Jessica.
"See How Much I Love You." jawab Dylan sedikit malu.
"Dyl.." ucap Jessica.
"Jes.. aku ga bisa bohong lagi." balas Dylan.Tiba-tiba, Dylan bangkit dari ranjang Jessica, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi foto yang sudah dicetak menjadi polaroid. Jessica melihat-lihat foto itu. Dari foto berdua pertama mereka, foto mereka dengan Carsten, foto Jessica sendiri, foto Dylan sendiri, bahkan ada foto saat Dylan mengecup kening Jessica saat gadis itu masih dalam koma. Jessica terharu hingga air matanya muncul untuk pertama kalinya setelah koma.
Foto terakhir menyita perhatian Jessica, yaitu foto Carsten sedang tiduran, dan di selimutnya terdapat tulisan "Mommy Jessica, will you marry Daddy Dylan?"
Dan dibalik foto itu, terdapat sebuah cincin berlian yang Jessica taksir harganya sangat mahal.
"So..?" tanya Dylan. "Ini.. beneran?" tanya Jessica. "Beneran Jes. Secara ga langsung kamu ngajarin aku apa itu cinta, dan aku ngerasain itu Jes. Dan cuma sama kamu, aku ngerasain cinta. Aku ga mau bohong sama diri aku sendiri lagi. Aku bener-bener cinta sama kamu, Jessica." jawab Dylan.
"Mungkin kamu pikir tunangan ini kecepetan. Tapi aku mau langsung aja Jes." sambung Dylan. Air mata Jessica menjadi deras membasahi kedua pipinya.
"Kamu yakin?" tanya Jessica. Dylan mengangguk dengan yakin. "Aku yakin, Jes." jawab Dylan. Jessica langsung memeluk Dylan dengan erat dan menangis hebat di pundak laki-laki itu.
"Aku mau menikah sama kamu, Dyl." jawab Jessica. "Thank you." ucap Jessica. "Menikahlah denganku, Jessica." ucap Dylan yang tidak berhenti mengucapkan kalimat itu. Dylan melepas pelukannya dan memasangkan cincin itu di jari manis Jessica dan mengecupnya. Dan tanpa sepengetahuan Jessica, Dylan memberi isyarat pada Diana agar membawa masuk gerombolan nya.
"Congratulations Dylan and Jessica!!" seru mereka semua saat masuk ke dalam ruangan Jessica. Gadis itu tersenyum sambil menghapus air matanya. Dylan mencium daerah pelipis Jessica pada saat gadisnya menghapus air matanya.
"Selamat ya Sayang. Hari ini bener-bener hari yang bahagia buat Mom." ucap Tori sambil memeluk anak bungsunya. "Makasih Mom." balas Jessica. Giliran George yang memeluk anak bungsunya itu. "Akhirnya anak bungsu Dad punya penjaga yang Dad bisa percaya. Tetep hidup dalam Tuhan dan kebahagiaan ya Sayang." ucap George. "Amin. Makasih Dad." balas Jessica.
Carsten memberontak dari gendongan Megan karena ingin dengan Jessica. Walaupun Carsten bukan darah dagingnya Jessica, bayi laki-laki itu sangat menyayangi Jessica dan juga Dylan.
"Hi my sweet boy!" ucap Jessica saat akan menggendong Carsten. "Carsten kangen Mommy Jes ya? Mommy Jes juga kangen sama Carsten." ucap Jessica kemudian mencium-cium Carsten.
Dylan merangkul Jessica dan Carsten setelah mengecup puncak kepala Carsten dan pipinya Carsten. "Thank you for trusting me." ucap Dylan sambil mengelus lengan Jessica. Gadis itu mengangguk tersenyum.
"George, can I kiss your daughter?" tanya Dylan. George tertawa. "Sure!" jawab George. Jessica juga ikut tertawa. Dan kemudian, wajahnya Jessica ditangkup oleh Dylan dan.. cup! Ciuman paling pertama Dylan akhirnya diberikan pada Jessica.
"I love you so much." ucap Dylan setelah mencium Jessica. Jessica tersenyum haru hingga air matanya kembali muncul.
"Thank you." balas Jessica.
Los Angeles, USA
18.30Setelah semua keluarga dan sahabat-sahabatnya pulang, Dylan, Jessica, dan Carsten menghabiskan waktu mereka di taman rumah sakit pada sore hari itu.
"Kamu ngapain aja selama aku koma?" tanya Jessica. Dylan yang sedang duduk di hadapan Jessica terus menggenggam tangan gadis itu. "Minggu pertama sama minggu kedua aku pulang-pergi kesini. Tapi sejak aku mimpi yang buat aku takut setengah mati, akhirnya aku nginep disini sampe kamu bangun." jawab Dylan. "Aku bener-bener takut Jes. Seandainya kamu dengerin aku, mungkin kamu ga akan pernah begini." sambungnya.
Jessica mengelus tangan Dylan dengan tangan kanannya. "Maafin aku ya. Tapi kan akhirnya masalah aku sama Mandy selesai walaupun aku jadi korban." jawab Jessica. "Iya sih. Oh iya, belom lama Mandy jenguk kamu." ucap Dylan. "Oh ya? Dia ngomong apa?" tanya Jessica. "Dia minta maaf sama kamu sampe nangis. Dia pulang ke Brazil dan ga balik lagi ke LA." jawab Dylan.
Jessica membuang nafasnya dengan pelan. Jessica sempat mendengar suara Mandy pada saat dia koma. Dan dia pun memaafkan Mandy. Bagi Jessica, buat apa dendam? Toh jadi dosa.
"Hey, kamu gapapa?" tanya Dylan sambil merapihkan rambut Jessica dan diselipkan di sela telinganya. Jessica mengangguk. "Mamamam.. mammm." oceh Carsten. Jessica dan Dylan tertawa.
"Ya ampun kamu udah bisa ngoceh?" tanya Jessica kemudian mencium puncak kepala Carsten. "Udah bisa dong Mommy." jawab Dylan. "Hey, baby! Anaknya siapa sih?" ucap Jessica sambil bercanda dengan Carsten di pangkuannya.
"Anaknya Mommy Violet sama Daddy Darren, Mommy." jawab Dylan lagi.
"Masuk yuk?" ajak Jessica. "Oke." balas Dylan. Kemudian laki-laki itu berdiri dan segera mendorong kursi roda yang dipakai oleh Jessica. Selama perjalanan menuju ruangannya Jessica, Dylan sesekali mencium puncak kepala Jessica.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️