Los Angeles, USA
17.34"Mau makan apa Jes?" tanya Dylan pada Jessica yang sedang memberikan susu pada Carsten. "No, thank you. I'm good." jawab Jessica. "Gue pesenin pizza ya?" balas Dylan. "I'm fine with that." jawab Jessica. "Oke." balas Dylan kemudian menelfon restoran pizza.
Belum selesai menghabisi susunya, Carsten kembali menangis. Mungkin karena kenyang? Setelah meletakkan botol susu Carsten di meja, Jessica menggendong Carsten dengan posisi tegak agar tidak mengeluarkan susu yang sudah diminum—dengan sapu tangan di pundaknya.
"Hey! Peek a boo!" ucap Dylan yang tiba-tiba bercanda dengan Carsten di belakang Jessica. Bayi mungil itu tersenyum menggemaskan. "Carsten seneng sama Mommy Jessica ya? Iya ya?" tanya Dylan dengan suara yang dibuat-buat. Jessica tersenyum dibalik itu. Sosok Dylan yang Jessica tau sangat berbeda dengan Dylan yang sekarang.
"Jes, Harvey kenapa sih?" tanya Dylan—setelah dia duduk di sofa secara tiba-tiba yang membuat Jessica berbalik badan. "Kenapa?" tanya Jessica. "Ga tau tuh. Tiap kali balapan, dia nyerah mulu. Kayaknya sih kepikiran kejadian itu." jawab Dylan. Jessica diam.
Harvey masih dihantui kecelakaan beberapa tahun yang lalu?
"Perasaan gue udah maafin Harvey. Keluarga gue juga udah maafin dia." balas Jessica dengan wajah berpikirnya. "Ya, lo tau lah. Ada saatnya dimana kita akan inget terus sama suatu kejadian tertentu. Mau itu yang seneng lah, mau yang sedih lah. Pasti kita kepikiran terus Jes." jelas Dylan.
Jessica kembali diam karena ucapan Dylan.
"Maaf, ga seharusnya gue ngomong kayak begitu." ucap Dylan. "Gapapa, santai aja." balas Jessica. "Gue heran deh sama lo. Lo cantik, tapi ga ada pacar. Gimana deh?" ucap Dylan yang membuat Jessica tertawa. "Emang nya cewe cantik harus punya pacar? Ya enggak juga kali! Gue juga heran sama lo. Kata banyak orang sih lo itu nakal, tapi yang gue liat sekarang itu Dylan yang baik-baik aja." balas Jessica.
Dylan tertawa.
"Hmm, gimana ya? Sebenernya tuh ya, gue ga nakal. Emangnya kalo gue vaping, terus suka mabok sama balapan berarti gue nakal? Enggak juga kali!" ucap Dylan.
Jessica tersenyum. Benar, Dylan yang dia lihat sekarang itu Dylan yang tidak nakal. Mungkin sifatnya dengan perempuan seperti itu.
Atau hanya dengan Jessica?
"Lo.. lagi deket sama Mandy ya?" tanya Jessica. "Mandy? Si perempuan centil itu? Aduh, gimana ya? Dia nempel terus sama gue, padahal sih ya udah pengen gue dorong jauh-jauh." jawab Dylan yang membuat Jessica tertawa. "Lo cemburu yaa? Cieee." tambah Dylan. "Ngapain gue cemburu? Yang ada si Mandy kali yang iri sama gue dari dulu." balas Jessica tidak mau kalah.
"Ohh, jadi selama ini yang diomongin Mandy itu elo! Baru sadar gue." ucap Dylan. "Oh? Mandy ngomongin gue? Gue ga heran sih." balas Jessica cuek.
"Jangan marah sama gue dong. Kan gue gatau kalo ternyata lo yang diomongin sama Mandy. Beneran deh gue gatau apa-apa." ucap Dylan. "Emangnya kalian kenapa sih?" tanya Dylan kemudian.
Jessica memilih duduk di sebelah Dylan terlebih dahulu sebelum bercerita.
"Waktu gue pacaran sama Harvey, Mandy ga suka Dyl. Dan saat gue putus sama Harvey, gue baru tau kalo ternyata Mandy suka sama Harvey dari saat gue pacaran sama Harvey. Terus, setiap gue dan dia ikut lomba pasti gue yang menang Dyl. Ya, Mandy semakin ga suka dong sama gue. Ya pokoknya gitu deh, dia benci banget sama gue." jelas Jessica yang membuat Dylan tidak mampu berkata.
Sejujurnya, Dylan mengagumi Jessica. Tapi kenapa ada orang yang tidak suka dengan gadis itu?
Tiba-tiba, Dylan memegang pundak Jessica yang lain. "Gue bangga sama lo." ucapnya. Walaupun terkejut, Jessica tetap tersenyum. "Thank you." balas Jessica.
Los Angeles, USA
19.26Melihat Jessica yang tidur pulas bersama Carsten di sofa menimbulkan rasa-rasa aneh dalam diri Dylan. Laki-laki itu masih berdiri sambil menatap Carsten dan Jessica. Ralat, lebih tepatnya Jessica.
"Jes, Jes. Hey bangun." ucap Dylan yang berjongkok sambil menepuk pipi Jessica dengan pelan. "Hmm?" gumam Jessica yang sudah setengah sadar. "Pindah ke kamar yuk? Nanti kalo disini badan lo pegel-pegel." ucap Dylan. "Sekarang jam berapa?" tanya Jessica setelah bangun dan nengganti posisinya menjadi duduk. "Hampir jam setengah delapan malem." jawab Dylan.
"Kayaknya lo ketiduran ya saat gue keluar sebentar." ucap Dylan. Jessica tersenyum kecil. "Iya. Maaf ya." ucapnya. "Gapapa Jes. Lo tidur di kamar sebelah kamar gue ya." balas Dylan.
Jessica mengangguk.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️