19 : I Miss You

3.2K 140 3
                                    

Los Angeles, USA

Sudah menjadi hari kelima sejak kecelakaan Jessica. Gadis itu juga belum bangun dari tidurnya. Menjadi rutinitas baru bagi Dylan untuk menjenguk Jessica, dengan atau tanpa Carsten. Dylan juga sempat mendatangi Mandy bukan untuk menjenguk, tapi melampiaskan amarahnya.

Flashback to two days ago

Los Angeles, USA
20.19

"Dyl, lo ga mau ketemu Mandy? Siapa tau dia bisa jelasin." tanya Harvey. "Gue bahkan ga bisa liat muka dia, Vey. Dia udah bikin Jessica celaka sampe koma. Kalo gue bener-bener ga punya hati, gue bakal tuntut dia masuk penjara." jawab Dylan kemudian meminum vodka nya. Keempat sahabat itu sedang bersantai sejenak di pub dekat rumah sakit dimana Jessica dirawat.

"Kayaknya lo harus temuin Mandy deh." ucap Dillon. "Kayaknya lo yang wakilin gue aja deh." balas Dylan. "Natasha bestie nya Mandy tadi ketemu gue di kampus. Katanya Mandy mau ketemu lo." ucap James. "Eh gini ya, kalo dia yang mau ketemu gue, ya dia yang harus dateng ke gue! Bukan gue yang dateng ke dia." balas Dylan dengan nada yang tinggi.

"Gila sih. Efek jatuh cinta nya Dylan keren banget sih. Gue pikir Dylan bakalan tetep jadi brengsek, tau nya enggak. Hahaha." ucap James. "Sialan lo." balas Dylan.

"Kondisi Jessica gimana?" tanya Harvey.

"Cameron bilang perkembangan otak nya bagus. Detak jantung nya juga udah stabil. Tinggal tunggu dia bangun aja sih." jawab Dylan. "Dia beneran bakal bangun?" tanya Dillon. "Gue positif Dil. Gue yakin Jessica bangun." jawab Dylan. "Gimana kalo ternyata dia bangun tapi dia lupa ingatan?" tanya Dillon lagi.

"I'll guide her." jawab Dylan.

🍼

"Akhirnya kamu dateng juga." ucap Mandy. "Lo pikir gue dateng buat lo? Gue dateng buat Jessica." balas Dylan ketus. Laki-laki itu tidak mau mendekat pada Mandy. Dylan tetap berada di dekat pintu kamar pasien itu. "Kenapa lo tega sih? Kalo lo udah tau ga bisa dan ga akan pernah bisa dapetin gue, kenapa lo masih ngejar gue?" tanya Dylan. "Aku sayang banget sama kamu Dyl. Aku ga mau kehilangan orang yang aku sayang lagi." jawab Mandy.

"Tapi gue kehilangan gadis yang gue cinta." balas Dylan. "Kenapa Jessica bisa dapet apa aja yang dia mau?! Kenapa aku ga bisa?" bentak Mandy. "Semua orang sayang sama Jessica karena dia baik sama semua orang, Man. Dan dia ga pamrih." jawab Dylan. "Ya karena dia punya semuanya Dyl!" balas Mandy. "Gue ga yakin sama itu. Karena yang gue tau, kenapa orang-orang ga suka sama lo itu karena lo ga tau cara berterima kasih, dan lo egois!" bentak Dylan.

"Lo tau? Bagi gue, lo sama aja hampir ngebunuh Jessica. Kalo sampe Jessica ga bangun, gue bisa aja bawa kasus ini ke pengadilan. Karena apa? Karena lo rencanain ini semua." ucap Dylan.

"Dyl, kamu gatau betapa susahnya aku singkirin Jessica demi kamu. Dan itu adalah cara yang bisa aku lakuin." ucap Mandy. "Lo pikir gue peduli? Apa pun cara lo buat singkirin Jessica, lo ga akan pernah bisa." balas Dylan.

"Harusnya lo sadar diri." lanjutnya.

"Maafin aku.." ucap Mandy sambil menangis. "Gue ga butuh maaf lo. Gue mau lo minta maaf sama Jessica. Nyawa dia hampir ilang karena lo!" balas Dylan kemudian keluar dari ruangan Mandy dan membanting pintu ruangan itu.

Seketika, Mandy merasa bodoh.

Los Angeles, USA
20.48

"Hey Beautiful." sapa Dylan. "Guess what? Baru aja gue ketemu Mandy. Dia emang jahat ya sama lo. Tapi gue tau kok lo orang baik, Jes. Ada kemungkinan lo bakal maafin dia. Kalo gue jadi lo.. mungkin gue ga akan maafin dia." ucap Dylan kemudian mengecup punggung tangan Jessica. "Bangun dong. Gue kangen bercanda sama lo. Gue kangen ngeledekin lo. Carsten juga kangen sama lo." ucap Dylan.

"Gue kangen sama lo Jes. Kangen banget." sambungnya. "Gue merasa bodoh banget karena gue cuma berani bilang ini semua di saat kondisi lo kayak begini. Semuanya kangen sama lo Jes. Mereka merasa kehilangan lo. Tapi gue tau lo tetep ada di hati mereka. Juga di hati gue." sambungnya.

"Jes, jangan kelamaan ya tidurnya. Nanti Carsten semakin kangen. Nanti lo juga ga bisa liat perkembangan nya Carsten. Cepet bangun ya Jes. Gue kangen banget sama lo." ucap Dylan sambil terus menggenggam tangan Jessica yang tidak diinfus.

Mungkin karena adanya ikatan batin antara Dylan dan Jessica, air mata kembali keluar dari mata tertutup Jessica. Walaupun menurut medis itu adalah salah satu reaksi saat koma.

Walaupun Jessica tidak bisa mendengar apa yang dikatakan para penjenguknya, termasuk Dylan di dalamnya, para penjenguknya yakin Jessica bisa mendengar mereka, terlebih Dylan.

"Please wake up and look at me." pinta Dylan.

"I miss you, Jessica." lanjutnya.

Los Angeles, USA
14.03

"Mereka semua kangen sama kamu Jes." ucap Dylan sambil menggenggam tangan Jessica dan handphone nya. "Cepet bangun ya Sayang. Carsten suka nangis cariin kamu. Jangan lama-lama tidurnya, aku khawatir." lanjutnya.

Jessica sudah bisa dipindahkan ke ruang inap VIP yang dipesankan oleh papanya. Gadis itu juga dipakaikan nasal cannula sebagai pengganti oxygen mask nya. Cameron memperkirakan Jessica akan bangun saat minggu ketiga. Tim dokter berharap Jessica bangun lebih cepat dari prediksi.

"Kalo kamu ga bangun.. aku ga akan pernah bisa maafin diri aku sendiri." ucap Dylan sambil menatap Jessica dalam-dalam.

🍼🍼🍼

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang