Los Angeles, USA
22.31Dylan masih setia menunggu Floyd datang ke rumah papanya. Pasangan Warren sedang berada di rumah mereka yang lain, hal itu dilakukan agar Dylan bisa leluasa mencari kabar dari Jessica. Padahal, teman-temannya sudah mulai mengantuk.
"Si Floyd mana sih?" tanya Lea.
"Sabar Le." jawab Dylan.
"Macet katanya." ucap Dillon.
"Hah? Ini kan udah malem." ucap Jenna.
"Ya ga tau. Tunggu aja kenapa sih?" balas Dylan.Daripada membuat Dylan marah, para sahabatnya hanya diam menunggu kedatangan Floyd.
🍼
"Berdasarkan tiket nya Jessica, dia pergi ke Brazil." ucap Floyd sambil menyerahkan kertas-kertas berupa berkas tentang Jessica. "Hah? Brazil? Lo serius?!" tanya Dylan tidak santai. "Iya. Ini buktinya." jawab Floyd. "Brazil? Dia ngapain disana?" tanya Adam.
Dylan diam berpikir. "Brazil..?" tanya nya.
"Dyl?" panggil Lea.
"Gue ga yakin sih. Tapi kemungkinan dia ke tempatnya Mandy." ucap Dylan.
"Mandy? Gue ga salah denger?" tanya Dillon.
"Gue yakin dia ke tempatnya Mandy, Dil." jawan Dylan."Sekarang apa?" tanya Adam.
"Gue nyusul kesana malem ini juga." jawab Dylan sambil mengeluarkan handphone dari kantong jeans nya.
"Kami ikut." ucap Eleanor.
"Ya udah, beresin barang kalian." ucap Dylan."Floyd, makasih banyak. Saya boleh minta nomor rekening?" ucap Dylan. "Boleh. Nanti saya kirimkan di pesan. Kalo gitu, saya pulang ya. Have a safe flight." ucap Floyd. "Makasih banyak." ucap Dylan sambil berjabat dengan Floyd.
🍼
Dylan dan para sahabatnya berangkat dengan menggunakan private jet miliknya. Mereka akan menempuh penerbangan sekitar hampir dua belas jam, karena itu merupakan penerbangan nonstop. Selama penerbangan, Dylan terus berpikir. Apa Jessica berada di kediaman Mandy?
Daripada pusing memikirkan itu, Dylan memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum pesawatnya landing.
Brasília, Brazil
16.17Dylan beserta rombongan nya sampai di Brasília sekitar jam empat lebih tujuh belas sore, karena jam di Brazil jauh lebih cepat lima jam dengan LA.
Sesampainya di bandara, Dylan mengganti provider handphone nya, dan mau tidak mau menelfon Mandy.
"Halo." ucap Mandy dari seberang.
Dylan membuang nafasnya. Demi Jessica.
"Halo?" ucap Mandy lagi.
"Ini gue, Dylan." ucap Dylan.
"Oh.. kenapa Dyl?"
"Jessica di rumah lo?"
"Iya Dyl."
"Gue minta alamat lo."
"Iya, nanti gue kirimin."
"Jangan bilang Jessica ya."
"Iya. Ya udah, gue tutup ya telfon nya."
"Oke, makasih Man."
"Iya. Sama-sama.""Gimana Dyl?" tanya Adam. "Jessica ada di rumah kenalan gue. Nanti dia kirimin alamatnya, terus kita kesana. Gue mau cari sewa mobil dulu." jawab Dylan. "Oke." balas Adam.
"Dam, tolong ajakin mereka makan aja dulu. Nanti gue nyusul." ucap Dylan. "Oke, nanti gue kasih tau kami makan dimana." balas Adam. "Sip, makasih Dam." ucap Dylan.
🍼
"Gue yang nyetir aja." ucap Dillon.
"Thanks Dil." balas Dylan.Setelah memasukkan barang-barang mereka, Dillon segera melaju. Kali ini, Dillon menyetir sebuah Volkswagen Bus, bukan mobil dengan kecepatan tinggi. Selama di perjalanan, hal yang dipikirkan oleh Dylan hanya Jessica, Jessica, dan Jessica.
Dylan terus menatap cincin yang dia pegang. "Udah, ga usah diliatin mulu. Nanti juga balik lagi ke pemiliknya." ucap Lea dari belakang kursi Dylan. "Makasih Le. Makasih ya semua, udah mau gue repotin selama beberapa hari ini." balas Dylan. "Itu guna nya temen 'kan?" tanya James.
Sekitar setelah satu setengah jam perjalanan, akhirnya Dylan dan rombongannya pun sampai di penthouse milik Mandy.
"Udah lo naik cepetan. Kami tunggu di bawah. Bawa kabar bagus ya." ucap Adam. "Thanks guys." balas Dylan kemudian segera menuju lift untuk naik ke penthouse Mandy. Dylan menelfon Mandy agar tidak memberitau Jessica kalau dirinya sudah sampai.
Mandy membuka pintu masuk bagi Dylan setelah laki-laki itu menekan bel yang terletak di bagian depan. Dengan kecanggungannya, Mandy tersenyum menyapa Dylan.
"Ayo masuk." ucap Mandy.
"Jessica dimana?" tanya Dylan.
"Ada di kamar." jawab Mandy kemudian membawa Dylan menuju kamar yang ditempati Jessica.
"Man, makasih udah jagain Jessica." ucap Dylan sebelum dia masuk ke dalam kamar itu. "Iya, sama-sama Dyl." balas Mandy.Dylan pun mulai masuk ke kamar Jessica. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat punggung gadis itu.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romantizm"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️